2.3 | MENJADI DAUN JATUH YANG TIDAK MEMBENCI ANGIN

61 6 0
                                    

Pada akhirnya, kedamaian ditemukan saat mereka berhasil menerima, mengikhlaskan apa yang telah terjadi, dan bangkit memulai kehidupan yang baru lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pada akhirnya, kedamaian ditemukan saat mereka berhasil menerima, mengikhlaskan apa yang telah terjadi, dan bangkit memulai kehidupan yang baru lagi

-Next Time, Find Me in Our World-

...

Jika terlahir kembali benar-benar ada, apa aku boleh meminta beberapa hal? Aku ingin bertemu dengan beberapa orang baik di dalam kehidupanku sebelumnya. Orang-orang yang hanya kutemui dalam waktu singkat, dan tidak banyak mengukir kenangan indah di dalamnya. Ya, tidak banyak, tapi kuakui begitu berharga.

Canda tawa, dukungan, merangkul ketika berada di dalam kesedihan. Aku menyayangi mereka.

Jika memang waktu yang sekarang kumiliki begitu singkat, boleh aku meminta suatu hal? Aku tidak ingin seseorang yang begitu dekat denganku terpuruk akan rasa bersalah, menyesal, dan tenggelam hingga menghancurkan hidupnya. Tidak, aku tidak menginginkannya.

Bagaimana juga, setiap orang berhak bebas dari masa lalu yang menyakitkan, berhak untuk bahagia meskipun ada banyak goresan luka yang ia dapatkan dulunya.

Bintang mengembus napas panjang, meneguk sebotol air mineral lalu bersandar di pinggiran kaki sofa ruang tengah. Tidak seperti biasa di mana ia berkutat di salah satu ruangan lantai dua dan berusaha menahan kekacauan yang ditimbulkan dari dalam pikiran, beberapa belakangan ini Bintang sadari terasa jauh lebih lega dibandingkan beberapa bulan belakangan yang ia alami.

Kepala dan dada yang seakan terasa berat kini begitu ringan, meskipun tidak begitu senang, tetapi Bintang syukuri senyuman tulus mulai dapat terbit dari bibirnya. Ah, yang terpenting lagi, ia dapat menuangkan beberapa kalimat melalui laptop di meja ini bukan?

Bintang tersenyum simpul, sekali lagi meneguk minumannya dengan pelan. Baru saja hendak menyandarkan tubuh kembali, secepat mungkin ia bangkit, berlari menuju belakang, begitu rasa mual mulai mendominasi.

"Bintang, saya pulang." Pintu depan terbuka, tampak Binar yang melepaskan kaus kaki itu mengernyitkan dahi. Ruang keluarga yang sepi, beberapa hari ini dipenuhi oleh buku dan laptop milik Bintang.

"Bintang?"

"Sebentar!" balas Bintang samar-samar dari ruang belakang, keran air dibuka lebar, menimbulkan bunyi hingga ke luar. "Aku cuci muka!"

"Baiklah." Binar meletakkan tas ke sofa, lalu kantong besar begitu juga map cokelat yang berisi berkas. Bukan hasil pemeriksaan, melainkan beberapa foto polaroid di sana, dan segala barang dirasa berharga untuk diberikan kepada Bintang.

"Meet and greet penulis?" Binar mencondongkan tubuh, mengambil selembar kertas yang dicetak, lalu beralih ke laptop yang dibiarkan tampilan layar terbuka begitu saja oleh pemiliknya.

Next Time, Find Me In Our World [TERBIT-COMPLETE]Where stories live. Discover now