part 17

29 33 0
                                    

"Saya tidak akan membatasi kemana kamu akan pergi. selagi kamu bisa menjaga dirimu saya tidak akan melarangmu." ujar nya membuat Rain semakin senang.

"Makasih banyak bang!" ucap Rain dengan senyuman senang.

Berbeda dengan Reina di saat Rain kegirangan karena mendapat jadwal tambahan berupa latihan bela diri dirinya malah tidak mendapat apapun, dia memang cewe namun ia juga ingin mempelajari bela diri .

"Bang... Kasih lah gue khusus bela diri juga..." mohon Reina dengan wajah memelas ke arah Varo.

Dengan perasaan gemas varo menjentik kening Reina dengan jarinya membuat gadis itu meringis.

"Ada satu syarat."kata varo membuat wajah Reina berubah penuh harapan.

"Apa?."

"Kamu ubah kalimat lo gue itu menjadi aku kamu seperti Rain berbicara, apa kau bisa?" tanya varo membuat wajah Reina berubah kesal.

Ia meninju perut sang abang membuat abang nya meringis pelan."gak akan bisa bang, gue dah kebiasa ngomong lo gue beda sama Rain yang selalu ngomong pake bahasa yang baku."katanya dengan nada sinis.

"Kamu bisa kok cuman ya gitu, bakalan susah." ujar Rain dengan cengiran khas nya.

"Kalo gitu kamu ajarin Rain ngomong lo gue dan berkata kasar seperti dirimu, apa kau bisa?" tanya Varo. lagi lagi lelaki itu tersenyum miring.

Mata Reina melotot tak percaya, ia kira abang nya akan menuruti permintaannya namun ia salah, abang nya malah memberi nya syarat yang menurutnya mustahil.

Reina menatap Rain sejenak lalu ia bergidik ngerih."gak akan bisa bang, Rain terlalu lemah lembut, kalo gue ajarin dia ngomong gue lo yang ada gue depresot nantinya."katanya dengan nada dramatis.

Varo tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya."Kita berangkat saja sekarang, saya tidak ingin telat ke sekolah." Varo melangkah pergi meninggalkan kedua saudara kembar itu.

"rain ayok lah... Bisa yok ngomong pake bahasa non baku. n-nanti gue bantu deh biar lo bisa dekat sama Axel. pliss lah... Gue pengen ikut khusus bela diri juga..." Reina menatap Rain dengan raut wajah melas.

Rain mengidikan bahunya."aku gak mau. kalo ngomong kasar nanti dosa aku banyak. lagi pula kak, aku bisa dekat sama Axel  itu tergantung takdir aku aja, aku cuman bisa ngikutin yang namanya takdir kak." kata Rain membuat Reina menghela nafas kecewa.

Senyuman tipis terbit di sudut bibir Rain, ia menatap sang kakak dengan tatapan binar."kalo aku udah ahli nanti aku coba ajarin kak Reina beladiri. Kalo kak Reina gak bisa belajar dari gurunya langsung kak Reina kan bisa belajar dari aku." ujar nya.

Reina menatap Rain dengan tatapan ragu."serius lo bisa? Nanti lo malah ingkar." ujar Reina.

"Gak akan, kalo aku udah bisa pasti aku bakal ajarin kak Reina, aku janji kok kak..." ujar nya membuat Reina tersenyum tipis.

"Ma—"

TIIIIITTTTTT
"cepat kalian berangkat jika kalian telat saya tidak akan membuka kan gerbang untuk kalian nanti." ujar Varo dari dalam mobil lalu ia kembali membawa mobilnya pergi menuju ke tempat tujuan nya yaitu sekolah.

Reina menatap tak percaya dengan apa yang Varo lakukan. karena abang nya itu Reina hampir terkena serangan jantung, bagaimana tidak? Abang nya menyalakan Klakson tepat di saat mobilnya itu berada di sebelah Reina.

"Kurang ajar banget punya abang! Udah pelit gak punya perasaan lagi!!" kesalnya. Ia menghentakan kakinya ke tanah dengan perasaan kesal

Rain menggaruk tengkuk nya yang tak gatal saat melihat kakak nya yang tampak marah itu."Udah kak, mending kita berangkat sekarang." kata Rain, ia berjalan menuju moge miliknya lalu mulai menaikinya di ikuti oleh

Reina mendengus kesal lalu duduk di job belakang motor Rain. hari ini dia berangkat bersama Rain karena mobil yang ia gunakan semalam masih berada di sekolah.
......
"Eh eh lo Axel kan? Mau gabung ke circle kami gak?" tanya seorang siswi dengan rambut yang di kepang satu.

"Haaa? Circle apaan emang?" tanya Axel bingung

"Circle ala ala, nama circle nya itu circle parawita, isinya khusus ciwi ciwi aja, mau gak?"

"Parawita? Gue tebak pasti singkatan dari para wanita. Yakan?" tanya Axel, sebelah alisnya terangkat.

Siswi itu tertawa garing."tau aja lo, ayo dong xel, mau ya? Plis plis. Gue pengen banget lo masuk ke circle kami."katanya, ia menoleh ke teman teman nya yang berada di belakang nya.

"Iya xel, mau dong. Circle kami kurang satu orang, tadi kami tanya siswi lain katanya gak mau. Katanya circle kami isinya tante tante girang, plus alay. Kit hati dedek jadinya." ujar nya dramatis.

"Mau aja sih... By the way isinya cuman siswi siswi dari kelas kita aja?" tanya Axel.

Mereka kompak menggeleng.

"Gak, anggota nya emang dari kelas kita tapi ketua nya dari kelas sebelah, kelas ips.. Kakak nya Rain, lo tau reina kan? Dia ketuanya." jelasnya, sontak Axel langsung menatap mereka heran.

"Reina? Kalian serius?" tanya Axel

Mereka kompak mengangguk kan kepalanya.

"Iya, lo pasti gak nyangka banget kan? Modelan Reina itu mau bikin circle yang isinya siswi kek kita kita, gue pikir modelan Reina itu bakal bikin geng geng motor." katanya.

Axel mengangguk paham."itu wajar, mungkin dia tomboy tapi dia gak lupa kalo dia itu cewek, lagi pula Reina itu baik kok, gue juga udah kenal sama dia. Gue mau kok gabung circle kalian, tapi kalian udah bilang sama Reina?"tanya Axel.

Siswi yang berkepang dua menyahut."malahan dia yang rekomendasi kan buat nambahin lu ke circle kami. lagi pula kami juga mau temenan sama lu, keknya lu itu baik deh soalnya aura lu positif banget."katanya membuat Axel sedikit salah tingkahm

"Se positif itu ya?" tanya Axel membuatnya mengangguk kan kepala

Hal itu membuat Axel salah tingkah.

"Hei! Axel. lo mau kan gabung circle gue?" tanya Reina yang tiba tiba datang dengan Rain yang berada di sebelah nya.

Sontak atensi Axel dan yang lain tertuju pada Reina, Reina dan Rain berjalan beriringan menuju bangku Axel.

Rain meletakan tas nya di bangku sebelah Axel, namun bangkunya malah di duduki oleh Reina. tidak apa, Rain bisa duduk di bangku depan berhubung sang pemilik bangku belum datang.

"Kak Rei serius?" tanya Axel, ia sedikit ragu.

"Ya serius lah! Lo gak mau ya? " tanya Reina dengan nada sentuh.

Sontak Axel menggelengkan kepalanya."mau kok, cuman gak apa apa kalo gue gabung?" Tanya Axel, ia menggulum bibir bawah nya.

Reina merotasi bola matanya." kalo lo gak gue izinkan masuk circle. gue gak bakal nawarin lo buat gabung circle."katanya membuat Axel tertawa garing.

Axel mengusap tengkuk nya yang tak gatal lalu mengangguk. "Mau kok kak." katanya.

"Sip deh! Sini handphone lo." pinta Reina dan segera si turuti oleh Axel, ia mengambil handphone nya dan memberikan nya pada Reina.

"Nah! Ini grup SMS circle kita. Di luar sekolah kita biasanya chattan, mulai hari ini lo resmi jadi anggota parawita." kata Reina, ia tersenyum manis penuh kehangatan.

Reina mengembalikan handphone Axel kepada pemiliknya.

Axel menerima handphone nya dan menatap senang senang Reina."anjir, keren banget logo grup nya. Ini lo yang bikin?" tanya Axel.

"Iya, Gue yang bikin. waktu itu gue gabut jadi gue iseng aja bikin logo logo gitu. Eh taunya logo yang gue bikin lumayan bagus jadi gue pake aja buat jadi logo grupnya." Jelas Reina. Axel menganggukkan kepalanya mengerti.

Kepala Reina terdongak, ia menatap Rain yang tampak berfikir.

Senyuman miring Reina terbitkan di sudut bibirnya.

Strong Man [End]Where stories live. Discover now