Denganmu saja cukup, A

8 0 0
                                    

Halo, A

Ternyata menyenangkan saat tahu kau membaca tulisan-tulisanku. Untuk itu A, aku menulis lagi bukan karena aku ingin menulis tapi karena aku tahu kau selalu membaca tulisanku. A, jika aku boleh jujur, menulis adalah hal yang merepotkan sebab aku harus menaruh hatiku pada tulisan-tulisan yang aku buat. Tapi A, kalau itu tentangmu aku tidak pernah mengeluh. Aku tidak keberatan jika energiku terkuras habis hanya untuk memikirkanmu A.

Aku jadi teringat saat kau menemaniku menulis, memberiku ide-ide yang menarik walau sebenarnya sebagian besar inspirasi tulisanku adalah dirimu. Kau membawa pengaruh besar dalam hidupku, A. Kau membuatku untuk terus hidup hari demi hari yang bagiku melelahkan. Dunia terlalu tidak adil adalah pikirku dulu sebelum bertemu denganmu.

A, apa kau senang sekarang melihat keberkembanganku? Aku banyak bertemu orang baru, kemudian berkenalan, kemudian mengikuti organisasi, kemudian melatih public speaking ku yang dulu sempat padam. A, aku pernah bilang jika bertemu orang baru itu melelahkan, tapi jika aku tidak melakukannya hidupku yang berantakan. A, aku tahu kita makhluk sosial yang pasti butuh orang lain untuk membantu kita. Tapi A, pada suatu waktu aku pernah berpikir bahwa hidup berdua denganmu saja bagiku sudah cukup.

A, aku sudah tidak kesepian karena disini teman-temanku baik, tidak seperti dulu. Tapi apalah artinya semua orang jika di hidupku tidak ada dirimu, A. Meski mereka menghilangkan kesepianku, tapi mereka tidak bisa mengembalikan kekosongan hatiku sebab kepergianmu, A. Kadang-kadang aku berfikir untuk mati saja daripada melihatmu bersama orang lain, daripada melihatmu hidup dan bahagia tapi tidak denganku.

Tapi aku selalu percaya A, suatu hari nanti kita akan bersama. Kau akan datang, kemudian menjemputku, lalu kita menikah dan bahagia. Semoga.

Halo, AWhere stories live. Discover now