Epilog [3]

84 6 0
                                    

Sesampainya di lokasi live stage, Sena langsung menyeretku ke ruang ganti.

Tentu aku tidak lepas omelan khas emak Sena yang 'ramah' itu, aneh juga sebenarnya... Sena baru bicara ketika kita berdua sudah sampai. Padahal kalau mau, Sena sudah bisa berceramah tadi saat di sepeda motor.

"Jangan lupa kamu harus minta maaf pada Kasa-kun dan yang lain huh-- Mereka tuh khawatir sekali padamu, dasar bego." Ujarnya dengan masih menggandeng tanganku.

Hm... Aku tahu kok ini untuk kebaikanku sendiri. Aku tidak salah paham kok dengan perlakuannya padaku, aku tidak pernah berharap kebaikannya itu ada maksud tertentu padaku...

Sena kan, sudah gak suka sama diriku.

.
.
.

"Leo senpai, Izumi senpai. Akhirnya kalian datang juga!"

Suo menghampiri kami dengan tergopoh,
Dia terlihat cemas sekali. Ah... Memang ini salahku juga sih. Maaf Suou.

"Suo kau terlalu khawatir, bagaimana dong kalau nanti semuanya jadi panik karena dirimu yang seperti ini hm? Aku kembali kok ahahaha!"

Suou merengut kesal lalu memukul kepalaku dengan kencang, aduh duh sakit... Tapi mau bagaimanapun juga ini salahku. Jadi aku gak apa-apa.

Juga... Jangan sampai mereka sadar dengan keraguanku, aku tidak ingin mereka tahu. Tapi tetap saja Suou yang khawatir begini bikin aku sedikit marah, kenapa sih aku selalu saja bertingkah kekanakan gini?

Ayolah Leo, dewasa lah!!!

"Leo-san yang membuatku panik tahu! Kenapa bisa menghilang di jam-jam terakhir live ini huh??? Senpai dendam denganku kah?!"

"G-gak gitu Suo... Aku tadi lagi ada insupirēshon sebentar-- Sungguh!!"

"Walaupun begitu Leo senpai gak berhak buat ngilang!!!" Tentu dengan berteriak begitu, Suo masih memukulku.

Ahahaha... Wahaha‐- Aduh! Sakit juga ya pukulannya, Haha...

.... Haha...

...

.....

Tolong...

Jangan sampai ada yang tahu.

.
.
.

Yosh! Semua sudah siap. Sebentar lagi aku akan balik ke panggung dan...

Hm?
Kok...?

Sena...?
Lagi-lagi dia terlihat sedih begitu.
Ada apa ya?

Di saat seperti ini, Suo dan yang lain sudah bersiap di belakang panggung. Aku jadi gak bisa pergi gitu aja kan?
Huh-- Tapi sebenarnya.... Aku juga gak bisa ninggalin Sena sendiri. Lagian aku gak mau ninggalin dia.

Ugh..., tapi Sena kalau seperti itu ngingetin sama Sena halu di mimpiku. Ada apa sih?

Aku benci lihat Sena berwajah kecut seperti itu, jelek, rating bintang satu!!! Pokoknya aku gak suka!

Tapi...
....
Sena kelihatannya membenci dirinya...(?)
Benarkah?

Tolong selamatkan aku.

Huh? Suara itu...?
Se-Sena...?

Sena halu...?
Atau Sena asli?

....

Argh..!!! Ini ngeselin! Bodoh amat-- Mereka kan sama-sama Sena!

"Sena ayo segera bersiap!! Bangku penonton sudah penuh lho!" Teriakku spontan.

Every day Without You [Enstars Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang