Chapter 02.

155 17 0
                                    

"Bisakah... Aku meminta Izumi-san untuk berbicara pada kakakku di kamarnya? Izumi-san-- Aku pikir jika itu kau Izumi-san, kakakku akan mendengarkan."

Adik dari Si Bocah itu-- Ruka Tsukinaga... Gadis cilik itu mengutarakan apa yang ia pendam sedari tadi.
Dengan suara gemetarnya, air mata itu terjatuh dari kedua matanya yang besar. Baru pertama kali ini aku melihatnya seperti itu--

"Se-setidaknya makan... Aku telah mengatakan itu padanya, tapi ia tidak mendengarkan. Jika ini berlanjut, tubuhnya akan hancur. K-kumohon, kumohon tolonglah"

* * *

Hari ini... Aku bermimpi aneh lagi.
Bisa-bisanya aku bermimpi buruk itu, haa..., ada apa sebenarnya?

Itu kejadian yang sudah berlalu, kenapa harus selalu datang di mimpiku sih? Menyebalkan.

Hari yang cukup cerah, walaupun aku masih sedikit dendam dengan otakku sendiri karena mimpi itu. Mimpi hanyalah karangan otak yang gabut saat kita tidur. Yah setidaknya aku percaya hal sains ini-- Daripada itu, bukankah sudah waktunya untuk melakukan jadwal?
Kulihat jam dinding di kamar yang terpampang dekat meja belajar, masih banyak waktu untuk mempersiapkan diri ke studio latihan dan melakukan hal lainnya.

Bahkan di saat seperti ini pun aku masih memikirkan orang itu, terakhir kali yang kuingat... Dia yang kemarin bersikap aneh. Yah mengabaikan dirinya yang tadi ada di dalam mimpiku-- Aku yakin dia yang sekarang juga sedang memikirkan hal yang aneh dan di luar nalar manusia.

Walaupun aku tidak tahu apa itu, entah kenapa aku merasa khawatir ke depannya. Apa nanti aku bakal terseret juga ya?
Yah apapun itu aku harus memastikannya sendiri.

* * *

"Secchan~ Ohayou~"

"Ah Kuma-kun, Ohayou..."

Izumi menyapa ramah seonggok tubuh(?) Tanpa wajah yang bersuara itu, merasa risih dengan posisi dimana Ritsu tiduran-- Ia pun menyeret Ritsu perlahan ke sudut yang lebih sepi dari lalu lalang orang berjalan.

"Kau... Setidaknya jangan tidur dekat pintu dong, Kalau kena injak gimana heh?"

"Secchan kan sudah menyeretku ke tempat aman, jadi terima kasih~"

"Kau ini..." Izumi menghela nafas namun tidak ada perasaan marah pada kawannya itu.

Ruang latihan luas yang masih sepi penduduk ini membuat Izumi sedikit bernafas lega, tidak ada kerusuhan yang dibuat oleh Leo atau ocehan dari leader kouhainya itu. Waktu yang tepat untuk berlatih tanpa ada rasa terganggu.

"Yosh, mumpung gak ada Leo-kun jadi aku bisa tenang berlatih untuk hari ini-- Btw kau ikut latihan kah, Kuma-kun?"

Sembari merenggangkan tubuhnya dan melakukan pemanasan kecil, Izumi menoleh memeriksa keadaan manusia yang hobi tidur itu. Tentu tidak ada jawaban berarti yang bisa diterima lelaki bersurai abu-abu.

"Oke... Sepertinya tidak." Balas Izumi menjawab pertanyaannya sendiri.

Waktu pun berjalan seiring Izumi melatih dirinya di ruangan itu, mulai dari menyanyi, menari... Bahkan sampai pada tahap berlatih akting untuk keperluan video musik.

Tak lama, beberapa anggota Knight's yang lain pun datang. Tsukasa dengan membawa beberapa berkas di tangannya, dan Arashi-nee dengan terburu-buru datang sampai terengah-engah di bibir pintu ruang latihan. Hanya sisa satu orang yang masih tidak menunjukkan batang hidungnya di saat itu.

Every day Without You [Enstars Fanfiction]Onde histórias criam vida. Descubra agora