O1 : namanya

1.1K 196 50
                                    

tak~

Rafaela kembali meletakkan secangkir teh setelah menyicipinya sedikit. Teh itu terasa sangat manis, Rafaela tidak suka minuman dengan rasa yang mencolok, itu sebabnya dia tidak menghabiskan seluruh teh yang telah di suguhkan oleh pelayan.

Menegakkan kepalanya, lalu tatapan matanya kini jatuh kepada si tuan rumah yang sedari tadi menunggu Rafaela membuka suara. "tidak perlu khawatir tuanku. Luka itu tidak dalam, hanya tergores namun memanjang. Lengannya sudah diberi obat dan sudah dibalut perban. Seminggu atau dua Minggu, lukanya akan pulih, namun obat tetap harus di minum dan dioleskan setiap hari guna menghilangkan rasa sakit dan mempercepat kesembuhan."

Kemudian hening, yang terdengar hanya suara jam yang berdetik. Si tuan rumah, yang tak lain dan tak bukan adalah Zilong hanya terdiam sambil memperhatikan Rafaela. Membuat dokter itu menghela napas pelan, sedikit geram karena sikap Zilong yang begitu dingin. Sejak Zilong datang kemari bersama Freya, Rafaela sama sekali tidak bisa akrab dengan Zilong. Orang ini sangat serius dan kaku. Wajar saja ia tidak memiliki satupun teman. Keseharian nya hanya bekerja mengurus banyak dokumen di ruangan kerja dan kalaupun keluar mansion, ia pergi untuk mengunjungi mertua nya (ayah Freya) untuk mengirim dokumen tugas penting.

Bukan nya Rafaela penguntit atau apa, ia bisa tahu keseharian Zilong karena setiap ia berkunjung kemari Zilong selalu seperti itu. Bisa dibilang mereka ini tetangga, mansion milik keluarga Rafaela berada di sebelah mansion milik Zilong. Itu sebabnya Rafaela beberapa kali kemari untuk memastikan kesehatan Zilong ataupun pelayan nya. Ya memang, Rafaela itu kerajinan atau ga ada kerjaan makanya dia suka mondar mandir dan ngobatin orang sakit. Habisnya mau bekerja di rumah sakit pun tidak diperbolehkan, ia hanya boleh bekerja untuk keluarga Freya, termasuk Zilong.

"Saya memberikan seluruh obat nya kepada ketua pelayan, obat minum nya harus diminum tiga kali seri, sedangkan obat oles nya sekali sehari. " - Rafaela melanjutkan perkataannya. Namun Zilong masih terdiam, mulut itu masih tertutup rapat seakan akan malas untuk sekedar menjawab 'ya'. Jadi Rafaela bergegas merapikan tas nya, ia ingin lekas pulang. Lelah juga menahan kecanggungan ini. Pikirnya.

Merapikan baju nya sebentar, lalu ia berdiri dengan anggun. "Kalau sudah tidak ada yang ingin di bicarakan lagi, saya akan pamit sekarang. Permisi tuan" - Rafaela membungkuk kan kepalanya lalu bersiap untuk keluar dari ruangan.

Tapi ia teringat sesuatu, "tuanku, anda tahu pasti kan makhluk apa yang anda bawa ke mansion ini?" - bukannya ingin mengorek informasi, hanya saja Rafaela khawatir. Apa itu akan baik baik saja membawa seekor duyung ke dalam rumah? Apalagi duyung adalah makhluk langka.

Zilong mengangguk singkat, lalu menatap Rafaela dengan mata elang nya yang terlihat sangat mengancam. "Rahasiakan hal ini. Aku tidak ingin ada seseorang pun yang mengetahui nya termasuk ayah. Cukup kau aku dan para pelayan di mansion ini. " - itu bukan terdengar seperti perintah melainkan ancaman. Kalau Rafaela tidak mengikuti apa kata Zilong , ia tak tahu apa yang akan terjadi padanya nanti. Zilong seperti orang yang menyeramkan Dimata Rafaela. Sosoknya yang hadir didalam kehidupan Freya secara tiba tiba dan tiba tiba menjadi bangsawan pula, membuat Rafaela agak bingung. Orang ini pun terlalu menutup diri dan bicara seadanya, aura nya juga dingin dan mendominasi. Benar benar orang yang mencurigakan.

Alhasil Rafaela hanya tersenyum tipis seraya mengangguk paham. Tuan tetap lah tuan. Ia tidak bisa menentang itu, meskipun sikap nya sedikit aneh, Rafaela akan tetap bersedia melayaninya.

Oh satu lagi. "dia adalah duyung dari ras lautan Pasific , saya tidak pernah melihat secara langsung. Tapi kakek saya pernah memberitahu saya sedikit tentang duyung ras tersebut. "

Zilong merubah raut wajahnya. Timbul rasa penasaran dan juga heran, antara mengerti dan tidak tahu apa yang Rafaela bicarakan. Apa itu duyung Pasific? Duyung juga punya ras lain? Di pikiran nya duyung itu sama saja. Sama sama manusia berekor ikan. Dan tentunya mahal.

Love Story of the Merman [ZiLing] - ENDWhere stories live. Discover now