part 17

726 61 8
                                    

Jisung dan Minho sudah bersiap untuk kembali memulai aktifitas mereka, Jisung memasang dasi untuk Minho. Minho menatap Jisung tanpa henti, dan mencuri satu kecupan darinya. Minho mengantarkankan Jisung ke cafe, dan kembali mencuri kecupan darinya.

"Mentang-mentang sudah saling jatuh cinta, sudah berani mengumbar kemesraan." Ucap Hyunjin.

"Kau bisa lakukan pada Jeongin juga." Ucap Jisung.

"Tidak, terima kasih. Aku masih ingin terlihat tampan, bisa bahaya jika aku mencuri kecupan seperti itu di depan umum."

Hari-hari baru Jisung rasakan bersama Minho, pernikahannya kini bukan hanya karena perjodohan tapi karena cinta.

Minho menjemput Jisung untuk pulang, dan memintanya untuk ikut bertemu dengan kliennya.

"Dia salah satu klien yang mencoba masakanmu saat di restoran, dan dia memeberitahukannya pada istrinya. Istrinya ingin sekali mencoba masakanmu, kebetulan kami ada urusan bisnis dan dia memintaku membawamu kesana. Soal cafe jangan khawatir, aku sudah meminta chef dirumah kita  tuan Jung untuk menggantikanmu besok."

"Baiklah, aku akan ikut. Aku tidak bisa membantumu di perusahaan, tapi setidaknya aku bisa membanggakan suamiku dengan masakan buatanku."

Dan Jisung tak menyangka jika tempat pertemuan mereka di sebuah lapangan golf. Tempat yan paling membosankan untuknya. Sudah satu jam dia mengikuti Minho bermain golf dengan kliennya, dia baru sadar perbedaan hidupnya yang sederhana dengan kehidupan Minho. Suaminya itu terlihat menikmati waktunya, sementara dirinya sudah hampir mati karena bosan. Istri sang klien juga datang terlambat karena jalanannya macet, membuat Jisung harus bersabar melihat mereka bermain golf.

'Nyonya park, tolonglah segera datang, aku tak tahan menghadapi cobaan ini' ucapnya dalam hati.

Dan sepertinya tuhan kasihan padanya dan mengabulkan keinginannya, nyonya Park akhirnya datang dan menyelamatkan Jisung dari kebosanan.
Nyonya Park membawa Jisung untuk masak bersamanya, kebetulan nyonya Park sudah membawa bahan masakannya. Tentu saja Jisung merasa senang karena tak ada yang lebih menyenangkan daripada memasak.
Jisung mulai menyiapkan bahan masakan, sementara nyonya Park membantunya. Nyonya Park sangat kagum dengan cara memasak Jisung. Dan akhirnya masakan mereka sudah matang, tercium wangi sedap dari sup dan masakan lainnya dan terlihat menggugah selera.

Jisung menata makanannya di meja yang sudah di sediakan, dan mereka makan bersama. Nyonya Park tak hentinya memuji masakan buatan Jisung, Jisung senang saat melihat orang lain menyukai makanannya.

Setelah pertemuan usai, Minho membawa Jisung berjalan-jalan  menggunakan mobil yang tersedia disana. Sepanjang mata memandang hanya ada hamparan rumput hijau disana. Tak masalah, ini lebih baik daripada menemani suaminya bermain golf.

"Minho sayang."

"Kau memanggilku apa?"

"Minho sayang, lain kali jika ada yang mau mencoba masakan buatanku bisa kita adakan pertemuannya di rumah saja. Atau bawa kembali mereka ke cafeku, yang penting jangan bawa aku ke tempat ini lagi. Ok."

"Iya aku tidak akan membawamu kembali kemari, istriku tersayang sepertinya bosan ya disini." Minho tersenyum dan mencubit pipi gembil Jisung.

"Kalau sudah tahu jangan bawa aku lagi."

"Baik, lain kali kita pergi ke tempat lain."

~~
Jisung dan Minho makan malam bersama orang tua Minho.

"Bagaimana pertemuannya?"tanya Minhyuk.

"Sangat menyenangkan, nyonya Park menyukai masakanku." Jawab Jisung.

"Bohong, Jisung katanya sangat bosan disana." Ucap Minho.

Jisung menatap tajam ke arah Minho, bagaimana bisa dia mengatakan hal itu di depan mertuanya. Jane tersenyum, dia mengerti apa yang Jisung rasakan karena dia juga pernah merasakannya dulu.

"Ibumu juga dulu marah saat ayah bawa pergi bermain golf, sampai ayah tak  berani membawanya ke sana lagi." Ucap Minhyuk.

"Padahal tempat itu menyenangkan." Ucap Minho.

"Tempat itu membosankan.'" Ucap Jane dan Jisung bersamaan.

"Sudah jangan bahas tempat golf lagi, bisa-bisa kita jadi korban dan harus tidur di luar." Ucap Minhyuk.

"Oh ya, kalian tidak ada rencana bulan madu? Kalian sekarang kan sudah saling mencintai, tak ada salahnya pergi bulan madu." Ucap Jane.

"Sepertinya kami memang membutuhkannya, kami akan membicarakannya nanti."

Usai makan, Jisung dan Minho kembali ke kamar. Minho memeluk Jisung dari  belakang dan bertanya soal bulan madu. Jisung sebenarnya ingin sekali pergi ke Jepang, dia pernah merencanakannya dulu tapi karena pekerjaannya yang sulit untuk cuti, Jisung jadi tak sempat untuk pergi kesana. Ditambah dirinya dan Minho yang tiba-tiba di jodohkan , membuat dia lupa pada keinginannya itu.

"Baiklah, ayo kita pergi bulan madu ke Jepang. Aku akan menyiapkan semuanya, dan soal cafe juga tak ada masalah. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku, mungkin ayah akan membantu selama kita bulan madu."

"Kita kan harus belanja keperluan kita disana."

"Kita bisa beli langsung disana, kau bisa beli apapun yang kau mau."

"Ah iya, aku lupa suamiku yang tampan ini tuan Ceo yang punya banyak uang."

Minho tersenyum dan mencium Jisung dan membawanya ke tempat tidur. Minho kembali mencium Jisung dan memberi tanda di leher istrinya itu. Dia kembali menciumnya dan mencium dahi Jisung dengan lembut.

"Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu."

Dan keduanya tidur sambil berpelukan. 😆😆

~~
Minho di sibukan dengan pekerjaannya dan tak jarang dia harus lembur, dia ingin segera menyelesaikan pekerjaannya agar bisa segera pergi ke Jepang bersama Jisung. Jisung yang khawatir karena Minho sering lembur melarangnya untuk terlalu banyak bekerja. Tapi Minho yang keras kepala meyakinkan Jisung jika dia akan baik-baik saja sampai mereka bulan madu nanti.
Sampai akhirnya dia berhasil menyelesaikan pekerjaannya, Minho segera mengurus keperluannya untuk pergi ke Jepang bersama Jisung.

~~
Hari keberangkatan Jisung dan Minho ke Jepang tiba, orang tua dan teman-teman mereka mengantarkan ke bandara. Jisung dan Minho pamit pada keluarga dan teman-temannya sebelum menaiki pesawat. Dia pasti akan merindukan mereka semua.

Sesampainya di Jepang, Minho memesan sebuah kamar yang akan dia tempati dengan Jisung. Tak tanggung-tanggung dia memesan kamar vip disana. Karena perjalanan yang melelahkan, Jisung dan Minho akhirnya tertidur.

Besoknya Jisung membuka matanya dan hal pertama yang dia lihat adalah sosok Minho yang sedang memandanginya sambil tersenyum. Jisung ikut tersenyum dan menyapanya.

"Pagi sayang."

"Pagi sayang."

Tbc.

Love by marriedWhere stories live. Discover now