part 12

805 81 12
                                    

"Baru sebentar kau pergi aku sudah rindu saja, bagaimana jika kita benar-benar berpisah. Aku harap ada cara agar aku tak berpisah denganmu Jisung"

~~

Esoknya, Minho bangun dengan mata yang sedikit bengkak. Untuk pertama kali dalam hidupnya dia menangisi seseorang sampai menyesakan dada seperti itu. Dan hanya Jisung yang bisa melakukan ini padanya. Untung saja ini akhir pekan, jadi dia tak perlu kekantor dengan keadaan seperti ini. Minho mengambil ponselnya dan mencari nomor Jisung. Ingin rasanya dia menghubungi Jisung dan mendengar suaranya. Dia merindukan Jisung. Kamarnya terasa begitu sepi , karena sudah terbiasa tinggal bersama Jisung.

Ponselnya berdering, Minho berpikir mungkin Jisung menghubunginya. Tapi setelah melihat nama Stela disana,minho merasa kecewa. Minho mengabaikannya, dia ingin sendiri dan tak ingin diganggu.

Minho baru sadar, dia tidur di bagian Jisung. Wangi rambut Jisung yang masih menempel di bantal, membuat Minho bisa tidur tadi malam. Baru satu malam Jisung pergi meninggalkannya, keadaannya sudah seburuk ini. Bagaimana jika mereka bercerai nanti, mungkin dia bisa jadi gila.

Jisung juga baru bangun tidur, dia berdiri di balkon kamarnya sambil menghirup udara pagi yang terasa segar. Tapi sayangnya tak bisa membuat sesak dihatinya menghilang. Biasanya saat bangun tidur dia akan membantu membuat sarapan, dan menyiapkan pakaian untuk Minho. Pergi bersama ke cafe, dan tidur bersama di tempat tidur.

Jisung tak bisa membayangkan jika tempatnya akan digantikan oleh Stela, dan membuat Minho perlahan melupakan dirinya. Baru membayangkannya saja sudah menyakitkan, bagaimana jika itu benar-benar terjadi.

~~
Sudah dua hari Jisung terlihat murung, dan cafe juga libur sementara waktu. Jeongin tak bisa membiarkan sahabatnya selalu sedih, dia harus melakukan sesuatu untuk Jisung. Jeongin menghubungi Felix dan yang lainnya untuk bicara.
Semua sudah berkumpul, Changbin yang baru pulang dari luar kota juga sudah ikut bergabung. Jeongin mencerJFelin soal Jisung yang akan bercerai dengan Minho, dan tentu saja ini mengejutkan mereka.

"Brengsek, apa yang Minho lakukan sampai dia harus cerai dengan Jisung. Padahal aku sudah percaya jika dia bisa menjaga Jisung." Changbin terlihat sangat marah pada Minho.

"Tenanglah, kita kan tidak tahu apa yang terjadi." Felix mencoba menenangkan kekasihnya.

"Aku tahu penyebabnya, ini semua karena Stela. Kekasih Minho." Jeongin menceritakan semua yang dia tahu tentang Stela.

"Ini aneh, bukankah harusnya dia marah kekasihnya mau menikah. Kenapa dia menerimanya begitu saja seolah ini hanya hal sepele." Ucap Chan.

"Itulah alasanku mengumpulkan kalian, aku juga curiga pada gadis ini. Tapi kita tak tahu apapun tentang dia, bahkan kita tak pernah bertemu dengannya." Ucap Jeongin.

"Aku tahu siapa yang bisa membantu kita, Seungmin adalah sekretaris Minho. Dia pasti sudah mengenal Punpun kan, kita bisa tanya padanya." Ucap Chan.

"Benar juga, aku akan hubungi Seungmin dan menanyakan apa yang dia tahu tentang gadis itu, dan kita harus mencari tahu tentang dia. Semoga saja ada sesuatu tentang dia yang bisa membuat Jisung dan Minho tidak bercerai." Ucap Jeongin.

Tak lama ada balasan dari Seungmin, dia mengirimkan alamat Stela pada Jeongin.

"Aku sudah dapat alamatnya, kita bagi dalam 2 tim, aku dan Felix, akan mengintainya pada siang hari. Chan dan Hyunjin kalian mengintai saat malam. Changbin hyung bisa ikut jika sedang tak bekerja. Seungmin juga akan ikut setelah dia selesai bekerja. Kita harus membantu Jisung sebisa mungkin."

"Tak usah khawatir, kami bisa diandalkan"ucap Hyunjin.

~~
Sudah beberapa hari mereka bergantian menyelidiki Punpun, tapi tak ada hal yang berarti. Padahal tinggal satu hari lagi cafe akan segera dibuka, dan mereka belum mendapatkan apapun.

Sampai saat pukul 10 malam, Changbin melihat Stela keluar dari rumahnya. Dia segera membangunkan Chan dan Hyunjin.

"Ayo bangun, dia sepertinya akan pergi."

"Pergi kemana dia dengan pakaian minim begitu?"tanya Hyunjin.

"Kita akan tahu jika kita mengikutinya." Changbin menjalankan mobilnya dan mengikuti mobil Stela.

Tak lama mobil berhenti di sebuah bar, dan Stela keluar dari sana.

"Dia masuk kesini? Apa Minho tahu jika kekasihnya suka datang ke tempat ini. Ayo masuk." Seungmin dan yang lainnya masuk ke dalam bar, dan duduk tak jauh dari Stela dan teman-temannya.

"Lihat itu, dia bahkan minum alkohol."ucap Chan.

"Dasar, ku pikir dia hanya gadis matre. Ternyata lebih dari itu." Seungmin menatap kesal ke arah Stela.

Tak lama seorang pria datang, dan menggoda dia dan teman-temannya. Stela memeluk pria itu dan mereka berciuman di sana. Seungmin dan yang lainnya terlihat terkejut dengan apa yang mereka lihat. Dan untung saja Chan sudah merekam semuanya dengan ponselnya.

"Ini tak cukup, kita butuh bukti lain." Ucap Seungmin.
Seungmin, Chan, dan Changbin menatap Hyunjin.

"Apa? Kenapa menatapku seperti itu?"

"Dapatkan bukti lain, demi Jisung. Aku yakin Jeongin tak akan marah." Ucap Chan.

"Jika dia marah kalian yang tanggung jawab."

"Iya, cepat sana. Tunjukan pesona pangeran Hwang pada mereka."

"Ah dasar, resiko orang tampan."

Hyunjin mendekati teman Stela dan menyapanya.

"Hai."

"Hai tampan."

"Aku tadi melihat kalian bertiga, kemana satu lagi?"

"Oh Stela, dia pasti sedang mendesah di kamar atas. Pacarnya tampan tapi tak mau menyentuhnya, membuat dia jadi gila. Setiap ada yang menggoda sedikit, langsung saja diterima. Ngomong-ngomong aku Moon, dan ini temanku Jia. Kau ... mau minum dengan kami, atau melakukan yang lain?"

"Ah, aku sudah cukup mabuk. Dan aku ingat ada janji dengan teman, aku pergi dulu. Tadinya aku mau berkenalan dengan teman kalian, kalau begitu sampai nanti"

"Baiklah. Sampai nanti tampan. Dasar, berungtung sekali sih Stela, banyak pria tampan yang tertarik padanya."

Hyunjin segera pergi dan kembali pada teman-temannya sambil memberikan ponselnya yang sudah merekam percakapannya dengan gadis tadi.

"Ihh, mengerikan. Kuharap lain kali aku tak bertemu wanita seperti mereka."

"Kerja bagus Hyunjin. Kita harus memberikan rekaman dan video ini pada Jisung dan Minho. Ayo pulang."

~~
Besoknya, cafe kembali di buka. Jisung berusaha bersikap biasa didepan teman-temannya agar mereka tak khawatir. Meskipun dia tahu jika mereka sudah tahu tentang dirinya dan Minho.

Pelanggan mulai ramai, dan Jisung sibuk memasak di dapur. Setidaknya kesibukannya membuatnya melupakan kesedihannya.

Saat cafe akan tutup, Jisung melihat mobil Minho berhenti di depan cafenya. Jisung bertanya-tanya apa yang membuat Minho datang kecafe. Dia merasa senang, tapi juga khawatir. Apa mungkin Minho mau memberikan surat cerai padanya? Secepat itu?

Minho datang bersama Seungmin. Minho berdiri di depan Jisung, keduanya terlihat saling merindukan.

"Baiklah karena semua sudah berkumpul, ayo bicara." Ucap Jeongin.

Tbc.

Love by marriedWhere stories live. Discover now