part 14

942 79 14
                                    

Cafe belum terlalu ramai karena waktu makan siang masih 1 jam lagi. Juyeon datang ke cafe dan menemui Jisung. Jisung memberikan makanan buatannya pada Juyeon, dan Juyeon memakannya dengan senang hati.

"Tempat yang bagus, masakanmu juga sangat lezat. Sayangnya kau membuka cafe ini dengan orang lain dan bukan denganku. Padahal dulu aku janji akan membuat cafe untukmu."

"Jangan terus terjebak di masa lalu, yang terpentingkan masa sekarang."

Saat jam makan siang, Juyeon membantu  Jisung di cafe. Sebenarnya Jisung sudah melarang, tapi Juyeon tetap ingin membantu. Jeongin dan yang lainnya terkejut saat tahu jika Juyeon adalah mantan kekasih Jisung. Mereka tak bisa membiarkan Jisung kembali pada pria itu, mereka ingin Jisung tetap bersama Minho.

Hyunjin menghubungi Minho dan memberitahukan tentang Juyeon yang membantu cafe seharian. Minho tak bisa tinggal diam bagaimanapun caranya dia ingin mempertahankan pernikahan mereka.

Besoknya, kebetulan Minho libur. Dia sudah bersiap akan pergi ke cafe untuk membantu Jisung. Dia tidak boleh kalah dari mantan pacar itu kan. Minho harus menunjukan jika dia bisa diandalkan, meskipun dia bekerja dikantor dia masih bisa membantu istrinya. Dia harus menunjukan pada Juyeon siapa yang lebih berhak berada disisi Jisung.

Minho masuk ke dalam cafe dan menyapa yang lainnya, dan seperti perkiraannya dia bertemu dengan Juyeon. Mereka saling bertatapan dalam diam.

Hyunjin melihat mereka saling bertatapan.

"Apa yang mereka berdua lakukan? Bertatapan begitu, apa jangan-jangan mereka ada sesuatu di belakang Jisung. Apa jangan-jangan ..." Chan memukul pelan kepala Hyunjin yang sudah bicara ngawur.

"Ada sesuatu kepalamu. Kau tak lihat mereka penuh dengan persaingan. Seperti dua singa yang sedang memperebutkan satu betina."

"Jisung memang cantik dan manis seperti Jeonginku, tapi dia kan  bukan betina tapi jantan seperti kita."

"Itu hanya perumpamaan saja bodoh, sudah biarkan mereka urus urusan mereka. Kita bersih-bersih saja, sebentar lagi cafe buka."

Jisung, Jeongin, dan Felix baru saja datang ke cafe. Mereka merasakan sesuatu yang aneh saat masuk kedalam cafe.

"Apa akan ada perang?" Bisik Felix pada Jeongin

"Ya, sepertinya begitu.  Ayo masuk kita jangan ikut campur."

Jisung menghampiri Minho dan Juyeon.

"Kalian sedang apa pagi-pagi ke cafe?"

"Aku ingin membantumu lagi, selama tinggal di Seoul aku tak melakukan apapun jadi aku ingin membantu disini." Jawab Juyeon.

"Aku juga mau membantu 'istriku' aku libur ke kantor, jadi sudah seharusnya aku membantumu yang sedang bekerja." Jawab Minho tak mau kalah.

Jisung tak bisa melakukan apapun dan membiarkan keduanya membantu. Dan berkat mereka cafe jadi semakin ramai karena bertambahnya pria tampan disana.

"Anda tampan sekali, harusnya jadi model saja. Kenapa jadi pelayan.?" Tanya seorang pelanggan pada Minho.

"Saya sebenarnya bekerja dikantor, tapi karena hari ini hari libur, jadi saya  membantu istri saya yang merupakan pemilik cafe ini. Saya bisa membantunya sekaligus melepas rindu padanya."

"Ah manis sekali, aku jadi ingin punya suami seperti itu."

"Terima kasih. Silakan dinikmati, saya permisi."

Minho menyeringai ke arah Juyeon, sementara Juyeon hanya tersenyum kecil.

Sebelum jam makan siang, Jisung menyiapkan makan siang untuk teman-temannya. Tentu saja dengan 2 porsi tambahan untuk Minho dan Juyeon
"Ayo semuanya, kalian makan dulu. Sebelum pelanggan datang."

Love by marriedWhere stories live. Discover now