01 - Film Project

25 0 0
                                    


Suasana kelas di jam kuliah siang benar-benar membuat kantuk menyerang kuat, ditambah lagi dengan penjelasan dosen yang terlalu monoton. Para mahasiswa yang kini ada di ruangan X-11 tampak terlihat khitmad, padahal sebenarnya ketenangan dikelas ini karena mereka semua sedang berusaha menahan rasa kantuk yang sangat berat.

"Lo ngerti?" tanya Jared, si ketua kelas yang kini menganggu tidur Gama yang baru terlelap beberapa menit yang lalu itu.

"Aduh! Matkul pak Herman mendingan sare aja dah. Lo ganggu gue mimpi aja si!" ujar Gama berbisik keras. *(Sare : Tidur)

"Lo nanya gituan ke si Gama, mana peduli dia sama urusan kuliah" Arya yang duduk dibelakang mereka berdua menimpali tiba-tiba. Jared-pun mengangguk asal, menyetujui perkataan Arya dengan matanya yang sudah setengah tertutup itu.

"Gue butuh ngerti ini matkul, males gue ngulang kelas lagi, udah banyak nilai E." keluh Jared.

"Lo kalo mau nanya materi, tinggal ke si Reksa" lanjut Arya. Jared menoleh ke depan dan menemukan si ketua angkatan, Reksa, sedang tertidur jauh lebih pulas daripada Gama yang masih bisa diajak bicara.

"Anj**g! Dia juga molor b**gsat." pekik Jared yang kaget karena hanya Reksa yang berani terang-terangan tertidur di bangku paling depan tepat didepan Dosen Pak Herman yang sedang memaparkan mata kuliah syntax saat ini.

"Lah iya" ujar Arya, "Yaudah si, dia molor gak molor juga masih lebih pinter daripada kita" lanjutnya.

"Ya juga sih, emangnya si Gama, ganteng doang otak gak ada" ujar Jared yang diikuti tertawaan bersama Arya. "Jiahahaha!"

Gama yang jengah dengan keributan didekatnya itu terbangun kembali dengan memasang wajah kesal. "Berisik lo! cewe lo bisa gue rebut kalo gue mau" ujar Gama yang sedikit kesal ketika Jared menyebut-nyebut namanya. Cowok berperawakan tinggi dan berbahu lebar itu cukup percaya diri dan membanggakan tampangnya yang bisa disebut paling rupawan daripada teman-teman sekelasnya. Dia juga populer di kalangan mahasiswi jurusan sastra karena hal yang sama..

"Sombong amat!" kata Arya. Mahasiswa yang sering ikut kegiatan mapala ini padahal tak kalah tampannya, dia blasteran India-Indonesia, hanya persoalan berat badannya yang sedikit berlebih itu membuat pamornya kurang diakui.

"Berantem lo sama gue sini!" Jared. "Malah bawa-bawa cewe gue"

"Udah-udah... berisik. Ntar pak Herman nyamperin berabe!" kata Arya, tanpa tahu pak Herman yang barusan disebutnya sudah berdiri jelas didepan mereka bertiga.

"Berabe kenapa?" Pertanyaan pak Herman barusan membuat jantung ketiganya seketika berhenti.

"Eh, pak Hermaaan..." Arya kikuk, dia tidak tahu harus menanggapi seperti apa, menyenggol-nyenggol punggung Jared di depannya yang tidak kunjung menoleh dan pura-pura tidak terjadi apa-apa.

"Kalian bertiga, tidak perlu dapet surat MoA ya. Silahkan melakukan kegiatan PKL di tengah hutan atau apalah saya gak peduli." Tandas Pria berjas rapih tersebut sambil menunjuk Arya, Jared dan Gama. Lalu hendak mengusaikan pembelajaran, "Sekian kelas hari ini saya tutup, kita ketemu lagi minggu depan"

"Oh ya" lanjut pak Herman sebelum benar-benar meninggalkan kelas, "Semua yang ada di kelas ini boleh mengajukan surat MoA untuk PKL langsung ke kantor saya, terkecuali tiga orang yang ribut tadi dan satu lagi, Reksa." Ujarnya dengan santai tapi berhasil membuat tegang beberapa orang yang disebut namanya tadi.

Keheningan yang terjadi beralih menjadi keributan di kelas usai pak Herman pergi.

"Anj**g!! Pak Herman orangnya dendaman banget" rutuk Jared.

"Kata gue juga berabe, kan!" Arya.

"Sekiller tu dia?" Gama.

"Yok Magang di hutan yow!" Teriak Reksa dengan santainya, padahal dirinya juga terkena masalah yang sama.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 24, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ERRATICWhere stories live. Discover now