"Dirimu berhak bahagia Gas. Dan bahagia itu tidak ada bersama ku."

"Baiklah, bagaimana dengan berteman? Kurasa seorang Daisy tidak keberatan dengan itu." ucap Bagas sambil berusaha untuk tersenyum, walaupun hatinya sakit karena sudah ditolak berulang kali oleh Daisy.

"Tentu, dan aku harap dirimu akan mendapatkan perempuan yang benar-benar mencintai mu dengan tulus." balas Daisy dengan tersenyum dan dibalas dengan senyuman tipis oleh Bagas.

"Hm, mau berdansa dengan ku?" tawar Bagas sambil mengulurkan tangannya.

Awalnya Daisy ragu untuk menerima ajakan Bagas, namun pada akhirnya Daisy menerima uluran itu.

"You'r so beautiful." puji Bagas sambil menatap lekat Daisy.

"Ya aku tau, hampir semua orang mengatakan itu."

"Hahaha, ini yang aku suka dari mu girl. Rasa percaya dirimu."

"Ck, kenapa kau begitu menyukai ku. Aku rasa kau akan dengan mudah mendapatkan seorang wanita diluaran sana, secara kau kan penerus dari perusahaan blues company?"

"Ya aku tau itu, tapi tidak ada yang seperti dirimu. Mereka terlalu murah bagiku. Kau yang terang-terangan menolak ku awalnya membuat ku tertantang, tapi semakin mengenalmu membuat aku menyukaimu."

"Tapi kau tau kan aku tidak menyukaimu?"

"Ya aku tau, setidaknya menjadi teman mu sudah cukup bagiku. Dan jika kau butuh bantuan jangan sungkan untuk meminta tolong kepadaku."

"Terimakasih karena kau mau memaklumi perasaan ku." ucap Daisy sambil tersenyum, lalu ia mulai menjauhkan tubuhnya karena musik telah berhenti yang menandakan waktu dansa telah berakhir.

"Tentu." jawab Bagas sambil tersenyum.

Setelah berbincang dengan Bagas, Daisy berniat untuk pamit kepada Mila karena besok ia harus bangun pagi-pagi sekali untuk pemotretan.

"Mil, aku harus pulang sekarang karena besok ada pemotretan." pamit Daisy sambil memeluk sahabatnya.

"Iya hati-hati." pesan Mila yang dibalas anggukan kecil oleh Daisy.

Seperti biasa, Daisy akan mengendarai mobilnya sendiri, ia tidak mau terlalu dikekang. Jalanan yang tampak sepi membuat Daisy bingung, pasalnya sekarang baru jam sembilan malam. Biasanya masih banyak orang yang berlalu lalang dijalan ini.

Daisy yang tidak mau ambil pusing, tetap mengendarai mobilnya. Namun tak berapa lama, hujan deras mulai turun dan mengguyur jalanan yang awalnya tidak licin, kini mulai sedikit licin.

"Ah sial, bisa-bisanya aku akan terlambat pulang!" umpat Daisy, dan mulai menambah kecepatan mobilnya. Karena yang dipikirkan Daisy sekarang adalah bagaimana ia yang bisa sampai dengan cepat.

Hujan yang sangat deras, membuat Daisy sedikit sulit untuk melihat ke arah jalanan. Daisy yang kesusahan berniat untuk mengurangi kecepatan mobilnya, namun entah kenapa rem mobilnya malah blong.

"Shitt, rem nya blong!!" panik Daisy yang membuat ia tidak bisa mengendalikan laju mobilnya dan berakhir menabrak pembatas jalan dengan mobil yang berakhir terguling-guling.

~Flassback off~

***

Seorang wanita yang tengah berbaring di sebuah kasur empuk mulai mengerjabkan matanya. Ia melihat sekeliling dengan pandangan bingung.

"Nona anda sudah bangun?" tanya seorang wanita paruh baya seraya menghampirinya.

"Anda siapa?"

"Jadi aku belum mati, tapi ini dimana?" batin seorang wanita yang tak lain adalah Daisy Mahesa.

Transmigrasi Dianaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن