Part 6

36 4 0
                                    

HAI!

maaf baru sempet update, aku bener-bener lagi mumet sekali jadwal kerjaan dan kuliah udah kaya list world tournya blackpink aja wkwkw

happy reading!

Np: Jin -gone

--


Bagaimana aku bisa menghapusmu, seorang diri dan menjalani hidup

Di saat dimana kita pernah berjalan bersama-sama

Seperti itulah, hal-hal yang kita buat satu sama lain

Bahkan kenangan, bahkan penyesalan tersebut

Jin-Gone

--

Desember 2016

Kara

Operasi yang dijalani Ayah berjalan lancar. Keadaan Ayah menujukan respon postif dimana keadaanya cukup stabil ketika dipindahkan ke ruang ICU. Waktu mendekati Subuh, Bunda dan Mas Saka juga Kak Satria memilih untuk tetap berada di rumah sakit menjaga Ayah, sementara itu Mbak Amanda mengajakku untuk pulang bersama Aurora, terlihat adikku itu sudah tertidur karena habis tenaganya terus menangis sejak datang kemarin siang.

Ketika mobil Nissan March abu-abu yang dikemudikan oleh Mbak Amanda sudah masuk ke dalam garasi mobil rumah kami yang sederhana. Aku duduk di samping Mbak Amanda yang mengemudikan mobil ini sedangkan Aurora tertidur pulas di jok belakang mobil. Tiba-tiba ponselku berdering, terlihat ID-caller tertera nama Mas Saka. Jari-jemariku mulai menyentuh layar ponselku.

Kenapa perasaanku mendadak tidak enak?

"Iya Mas? Ada apa?" sahutku

"Kamu sudah sampai rumah, Ra?"

"Sudah. Baru masuk garasi."

"Bisa balik lagi ke RS, Ra?"

Aku terdiam sejenak. Kembali ke RS? "Mas, ada apa? Apa ada barang yang ketinggalan?"

"Ayah kritis, Ra." Suara Mas Saka terdengar bergetar dibalik sambungan telepon kami. "Kamu balik lagi ya sama Mbak Amanda sama Aurora. Mas sama Bunda butuh kamu sekarang Ra. Papa butuh kamu, Ra."

Ponsel yang berada di dalam gegamanku pun tanpa sadar terjatuh dari tanganku. Seketika air mataku yang semula sudah berhenti kini kembali membahasai pipiku lagi.

"Arsyakara?" panggil Mbak Amanda.

"Mbak..."

Mbak Amanda memandangiku penuh tanya. Kedua mata hitamnya mentapaku lekat-lekat "Dek, ada apa? Kenapa kamu nangis? Siapa yang telfon? Mas Saka yang telfon kamu tadi?"

"Ayah..." Isak tangisku sudah tak sanggup kutahan "Ayah kritis, Mbak."

Mbak Amanda memelukku erat. "Dek, sabar dek. Berdoa ya buat Ayah. Yaudah, kita sekarang ke RS lagi ya, Dek."

--

Satria

Operasi jantung Om Djatmiko berjalan lebih lama dari yang di jadwalkan. Hampir 1 hari full aku bersama keluarga Om Djatmiko dan tentu saja gadis kesayanganku Kara kami mengunggu di ruang tunggu operasi. Dan aku melupakan tugasku hari ini serta meeting minggu dengan petinggi di SMF[1]-ku

Walau operasi berjalan sedikit lebih lama dari yang dijadwalkan semuanya berjalan lancar. Om Djatmiko menujukan respon yang postif dan stabil namun tetap harus menjalani pengawasan ketat oleh tim dokter.

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Nov 12, 2022 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

VoicelessDonde viven las historias. Descúbrelo ahora