12. JADILAH DIRI SENDIRI

566 90 15
                                    

Di luar dugaan, mereka tidak akan pernah mempercayai hal ini untuk selama-lamanya. Kenapa? 

Ya, lihat saja sendiri. Saat ini, mereka tengah menyaksikan ceramah dan pidato penyambutan untuk calon siswa baru yang disampaikan langsung oleh Taufan, Blaze, dan Thorn. Di balik sifat menyebalkan, iseng, jahil, dan cerewet itu, ternyata ada satu kelebihan yang mereka sembunyikan dari para elemental fusion. Yaitu, kepandaian. 

Gentar melipat kedua tangannya di depan dada, bola matanya lurus menghadap depan. Di mana para geng TTM tengah mengoceh ria di atas panggung, "aku tidak menyangka kalau mereka bisa sehebat itu dalam berbicara dan memberikan kalimat motivasi untuk orang-orang. Publik speaking mereka luar biasa." Gumam nya sembari memuji. 

Sopan sekilas melirik, lantas mengangguk setuju. Benar apa yang dikatakan oleh Gentar, Kakak sepupunya itu memang hebat. Dan jangan lupakan, nama mereka pun sudah dikenal dimana-mana. Benar-benar di luar dugaan. 

"Sekarang Sopan setuju dengan kalimat, jangan pernah menilai orang melalui penampilannya saja. Mereka diam-diam menghanyutkan." 

"Kira-kira, kita bisa tidak ya seperti mereka?" Gentar pun mulai berhalu, yang sempurna mendapatkan tatapan datar dari sang Adik. 

Sopan menggeleng, "sepertinya tidak bisa. Kakak kan bukan mereka, tentu cerita hidup Kakak juga berbeda dengan mereka. Tidak bisa disamaratakan, Kak. Setiap manusia kan memiliki kemampuan yang berbeda-beda, kalau Kakak bisa menjadi seperti mereka, lalu di mana letak perbedaannya? Itu sama saja Kak Gentar meniru mereka, kan?" 

"Ahaha, benar juga ya." Gentar mengusap tengkuk leher dengan tawa garing yang terdengar, dia baru menyadari bahwa ucapannya barusan memang sedikit tidak jelas. "Tadi aku hanya bercanda kok, lagi pula mana mau aku meniru si Trio jahil itu. Aku ini Gentar loh, anak yang baik dan murah hati." 

"Dih," karena tidak bisa membantah atau pun menimpali perkataan Gentar yang semakin lama malah semakin kacau, pada akhirnya Sopan pun hanya mampu mencibir singkat. Lebih baik Sopan jangan menimpali gurauan yang disediakan oleh sang Kakak, nanti malah menjadi senjata makan tuan lagi. Ah tidak-tidak, Sopan malas berdebat. 

Gentar refleks mengernyit setengah bingung, melemparkan tatapan penuh pertanyaan. "Kenapa wajahmu begitu?" 

Ekspresi wajah Sopan berubah drastis, terlihat suram dan tidak memiliki gairah untuk hidup. Sepertinya Sopan benar-benar tertekan jika harus berdekatan terus dengan Gentar, sayang sekali tempat duduk nya berjajaran dengan gentar. Frost Fire dan yang lainnya terpisah di tempat yang berlainan, entah saat ini mereka berada di bagian mana. Sopan juga tidak terlalu tahu. 

Sopan mengulas senyuman manis, lebih tepatnya sih tertekan. "Sopan baik-baik saja dan lebih baik Kak Gentar diam dulu ya? Suara mereka jadi nggak kedengeran tuh." 

"Yaelah, serius amat. Memang kamu paham sama apa yang mereka katakan dari tadi?" 

"Pahamlah, mereka kan lagi promosi sekolah, Kak. Namanya juga pengenalan, memang Kak Gentar nggak paham?" 

"Hihi," anak itu hanya cengengesan tidak jelas. "Nggak paham dan nggak mau paham, hehe..." 

****

Hari ini, berjalan sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Kebetulan sekali, jarak antara rumah mereka dengan sekolah memang tak terlalu jauh. Jadi, mereka bisa menghemat biaya pengeluaran dengan berjalan kaki untuk setiap harinya. Hitung-hitung olahraga, kan? 

"Wih, duit kita banyak." Taufan bergumam dengan kedua tangan yang memegang beberapa uang, hasil sesi berfoto mereka memang bisnis yang menguntungkan. 

Frost Fire sedikit mendecih ketika melihatnya, "memang tidak apa-apa kalau kalian menjual tampang begitu?" 

"Loh, memangnya kenapa? Kalem lah Frost, kita semua memang sering kok dan nggak ada tuh kejadian yang menyeramkan yang terjadi. Semuanya aman terkendali, lagi pula ini juga bisnis yang memuaskan. No modal, lumayan lah buat uang jajan tambahan." Blaze yang menimpali, diangguki oleh Taufan dan Thorn. 

"Uang kirimannya Ayah kadang kurang cukup soalnya, jadi ini usulan Kak Upan." Thorn ikut bergabung ke dalam percakapan mereka. 

"Awal mula kalian bisa jadi seleb itu gimana sih, Kak? Kok sampe bisa terkenal begitu?" Gentar yang penasaran akhirnya memutuskan untuk bertanya. Dia juga ingin terkenal. Siapa tahu kan bisa membuka bisnis seperti mereka. 

Supra dan Glacier hanya diam menyimak, pembicaraan saudara-saudaranya terlalu random dan sangat sulit untuk dipahami. Jadi, bagi mereka berdua yang menjadi salah satu perwakilan manusia terwaras akhirnya mendengarkan saja. Nanti kalau mereka bergabung, yang ada penyakit gilanya nular lagi. 

Taufan mencoba untuk mengingat-ingat, dia sedikit melupakan tentang asal-usul kepopuleran mereka. "Dari Solar sih kayaknya, jadi awal-awal tuh kita gabut kan. Solar mengusulkan pada kita buat ngebikin akun youtube dengan isi konten tentang kejahilan dan keisengan kita. Ya seiring berjalannya waktu, konten itu jadi viral dan kita terkenal deh. Apalagi kalau isi kontennya itu tentang ngejahilin Kak Hali pake balon, haha yang nonton langsung ribuan tahu." 

"Wow, keren juga. Ayo kita buat juga," dengan mata yang berbinar akibat hati yang membara, Gentar mengajak Sopan untuk melakukan hal yang serupa pula. 

"Jadilah diri sendiri, Kak." 

Mereka pun akhirnya kembali melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah. 

.

.

.

TBC.....


DUA KEPRIBADIAN [ END ]Where stories live. Discover now