2. FROST FIRE DAN KEJAHILAN NYA

1.2K 147 41
                                    

"Hoaaam," Frost Fire menguap lebar, dia amat mengantuk karena seharian ini dia sama sekali tak memiliki aktivitas lain selain rebahan di atas sofa dengan tangan yang memegang remote TV.

Acara TV pun membosankan sekali, hanya berita omong kosong yang amat tidak berfaedah. Masa artis makan di atas piring saja langsung menjadi sorotan berita, padahal kan itu adalah hal yang normal. Dari mana sudut istimewa nya coba? 

Tap!

Tap!

Hentakkan kaki Gentar terdengar sayup-sayup dari lantai bawah, membuatkan sang kakak tertua pun menoleh karena nya. Bukan hanya itu saja yang mengundang perhatian Frost Fire, namun juga karena dia mendengarkan omelan Gentar yang entah tujuan nya kepada siapa. 

"Ciee, yang lagi kesel." Frost Fire berucap di kala Gentar sudah sempurna mencapai lantai bawah.

Gentar yang merasa terpanggil pun menoleh, menatap galak pada Frost Fire. "Nggak usah berisik deh, Kak. Bikin sebal saja deh, kenapa seluruh saudara ku bentukannya begini semua sih!" Gentar mengeluh dramatis. 

Hal tersebut hanya mampu di balas oleh tatapan datar dari sang Kakak, "seharusnya aku yang bilang begitu, Gentar. Lagian kamu kenapa sih? Panas-panas gini malah badmood, kebakaran otak mu nanti." 

Kemudian, Frost Fire menepuk jidat nya pelan entah karena apa. Dia nyengir lebar pada Gentar yang tengah menatap nya sinis, "eh iya, aku lupa kalau kau tidak punya otak. HAHAHAHA!" tawa Frost Fire langsung pecah di saat itu juga. 

Apa? Wajah Gentar memerah, semakin panas lah dia di buatnya. Kepalan Gentar tergenggam cukup erat. 

"Kenapa? Kok malah marah sih?" tanya Frost Fire menimpali. 

Gentar menggeram marah, dia bersiap ingin menangkap Frost Fire yang sedang rebahan di sofa ruang keluarga. Namun, dia sudah menduga hal itu akan di rencanakan oleh adiknya. Jadi, Frost Fire mencoba untuk bangkit dari posisi awal. 

"Mari sini kau!" Gentar mulai berlari ke arah Frost Fire, karena tak ingin kalah begitu saja, sang kakak pun langsung berkelit seraya menghindar. 

Frost Fire tertawa geli, akhirnya dia memiliki aktivitas yang tidak membosankan yaitu membuat Gentar marah, wkwk. Dia meraih topi kesayangan nya dan berlari kecil menuju pintu keluar. "Ayo, kejar aku kalau kau hebat, Gen." Setelah mengatakan itu, Frost Fire pun beranjak keluar yang di ikuti oleh Gentar dari belakang. 

****

Supra berjalan menuju halaman rumah dengan bawaan yang cukup banyak di tangan. Dia habis pergi mengunjungi toko buku, karena stok bacaan yang di miliki oleh Supra mulai menipis, maka dari itulah Supra membeli nya lagi. Tentu saja menggunakan uang hasil tabungan bulanan, Supra memang sudah terbiasa menabung sejak dia masih kecil. Dia sering membaca tentang peribahasa yang mengatakan, bahwa seseorang yang rajin menabung akan cepat kaya. Walau hingga detik ini, Supra juga masih begini-gini saja. 

"Wah, cuaca nya bagus sekali." Gumam Supra seorang diri, pandangan nya lurus menatap hamparan langit yang terbentang cukup luas di atas sana. "Kalau di lihat dari cuaca hari ini, seperti nya akan jauh lebih baik kalau aku membaca materi tentang astronomi terlebih dahulu. Pasti menye--"

"AWAS WOY!" Frost Fire seperti nya lupa kalau Supra adalah adik nya, terlihat dari gaya bahasa dan bahasa tubuh. Dia seperti sedang mengusir sekumpulan ayam saja. 

"Eh, pelan-pelan, Kak. Jangan nyenggol," Supra berseru panik. Masalah nya, kedua tangan Supra sudah di penuhi oleh bingkisan buku yang menumpuk bagaikan menara pemecah langit. Bahkan hanya jalan saja dia membutuhkan keseimbangan yang esktra.  

Set! 

Dengan gerakan yang tangkas serta cekatan, Frost Fire sudah cukup mahir dalam menghindari sesuatu yang menghalangi jalan. Kebetulan sekali bahwa Frost Fire memang mengikuti ekstrakulikuler bela diri dan olahraga, jadi kalau soal ketangkasan fisik sih jangan di ragukan lagi. Tapi, saat ini yang tampak meragukan adalah...

Bruk!

"Adoy," bahu Gentar menyenggol beberapa sampul buku tebal yang di bawa oleh Supra. Karena Supra kehilangan keseimbangan atas pijakannya, dia pun malah jadi terbawa dan jatuh di atas badan Gentar. 

Sudah jatuh, tertimpa buku tebal pula. Supra mengaduh pelan, "Gentar...." geram nya kesal. 

Jarang sekali rasanya melihat Supra marah dan mengeluarkan energi negatif seperti ini, hal tersebut membuatkan Gentar sedikit merinding karena nya. "M-maaf Kak, aku--"

"Jangan kebanyakan alasan!" Supra mencekik Gentar karena jengkel, tidak sungguhan sih. Hanya mengunci leher nya saja. 

"HAHAHAHA, aduh perut ku sakit." Humor Frost Fire anjlok ketika mendapati Gentar di hajar habis-habisan oleh Supra, maka dari itulah dia tertawa terpingkal-pingkal. 

Setelah sudah puas menertawai adik nya, Frost Fire pun memutuskan untuk pergi ke pohon mangga milik tetangga. Entah kenapa, dia jadi ingin merasakan mangga yang di petik langsung dari sumber pertanian asli dan pohon tetangga adalah jawaban yang tepat.

"Mangga tetangga, aku datang~"

.

.

.

TBC....

DUA KEPRIBADIAN [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang