🌹One

1.1K 112 74
                                    

Disebuah ruangan temaram, terlihat beberapa pria sedang mengerumuni tubuh tak berdaya dari seorang wanita yang sudah hilang kesadaran.

Mereka berdiri dengan penampilan yang sudah acak-acakan. Kemeja yang mereka kenakan sudah tak jelas bentuknya. Bahkan celana kain yang membungkus kaki panjang mereka ada yang hampir jatuh dan terbuka resletingnya.

"Brengsek!" salah seorang dari keempat pria tersebut mengumpat sembari membuang putung rokok yang sedang diapit belah bibirnya sembarang. "Aku ingin lagi, sialan!" sambungnya.

"Kau yakin? Diantara kita hanya kau yang tidak memakai pengaman bahkan berani mengeluarkan spermamu di dalam." pria berambut pirang menimpali. Ia menatap ngeri pada sosok pria berambut hitam panjang yang kembali memasukkan penisnya pada tubuh wanita tak berdaya diatas meja.

"Lalu?"

"Kau tidak khawatir dia akan hamil anakmu?"

Yang diatanya hanya menyeringai. Dengan sebelah tangannya ia mengangkat kaki yang sudah lemas itu untuk bertengger di bahunya. "Jika dia hamil maka tinggal luruhkan."

Pria berambut klimis bersiul. Seringai tercipta dibelah bibir tipisnya. Jika sudah seperti ini maka mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain menonton. "Aku jadi ingin mencobanya tanpa pengaman."

"Jangan menggangguku." pria berambut hitam memberi peringatan. Dengan masih memaju mundurkan tubuh bagian bawahnya. Ia menggeram menahan rasa nikmat yang membuatnya melayang. "Fuck!"

Tubuh yang ia cicipi sungguh nikmat dan ia mengakuinya. Penisnya sangat dimanjakan. Bahkan lubang kecil milik wanita yang masih belum sadarkan diri itu terasa seperti meremas dan menyedot penisnya kuat. Begitu sempit dan kencang.

"Aku baru ingat. Bukankah kau tadi sempat melepas pengamanmu dan mengeluarkan spermamu di dalam?" pria berambut klimis bertanya pada pria berambut merah yang sedang duduk di pojok ruangan.

"Aku lupa?"

"Brengsek sekali orang ini." si klimis terbahak dan ikut mendudukkan diri disamping pria berambut merah. "Aku ingin mencicipinya lagi tapi sayang, waktuku habis." keluhnya.

Pria berambut pirang melirik sekilas sebelum mendekati wanita tak berdaya yang masih saja dimasuki temannya. "Aku juga ingin melakukannya lagi, tapi waktuku juga sudah habis." imbuhnya sambil menyentuh bibir delima sang wanita.

"Singkirkan tangan sialanmu itu, Deidara." pria berambut hitam melempar asbak yang hampir saja mengenai wajah pria berambut pirang. "Aku tidak suka mainanku disentuh tangan lain."

"Padahal kita sudah menggilirnya."

Benar. Mereka sudah menggilir wanita malang tersebut hingga membuatnya pingsan tak sadarkan diri. Dari mereka berempat. Yang pertama mencicipi wanita malang tersebut adalah si pria berambut hitam.

Bajingan yang sungguh beruntung karena berhasil membuka segel seorang gadis dan merubahnya menjadi seorang wanita.

Tidak ada yang mengira jika wanita yang sedang tak sadarkan diri itu sebelumnya masih perawan. Sosok yang membawa wanita itu bahkan tak mengatakan apapun.

"Tutup mulut sialanmu."

Pria pirang yang dipanggil Dei hanya mengedikkan bahu. Ia tidak ingin berdebat dengan sosok hitam yang sialnya sangat berbahaya itu dan lebih memilih untuk bergabung bersama kedua temannya.

Kali ini yang mereka lakukan hanyalah duduk menjadi penonton saat dua alat kelamin milik sepasang manusia itu saling bertemu.

Pria berambut hitam itu masih memompa vagina dibawahnya. Ia menggila karena rasa nikmat yang memanjakan penisnya. Menghiraukan tatapan teman-temannya. Ia semakin menggempur lubang surgawi milik wanita dibawahnya dengan membabi buta hingga menimbulkan bunyi keras dari gesekan kaki meja dan lantai.

LovelyWhere stories live. Discover now