Prolog

959 95 12
                                    

Tungkai jenjangnya melangkah dengan konstan; penuh percaya diri dengan gestur tegap serta manik yang melirik ramah saat beberapa kamera menyorot padanya seiring ia berjalan.

"Selamat siang," sapaan mengudara dengan lembut dan sesaat kemudian ia membungkuk sebentar, memamerkan etiket yang sangat baik di negara tempat dirinya bernaung; pun saat pujian betapa sopan dan menakjubkan bertubi-tubi mengarah padanya, ia hanya memasang raut yang begitu rendah hati.

Dirinya senang dipuji, namun pribadinya bukanlah pribadi jumawa yang akan besar kepala saat beberapa pujian diberikan.

"Selamat siang juga, Kim Sunoo-ssi," seorang staff membalas begitu ramah dan penuh perhatian, staff tersebut kembali melanjutkan perkataannya, "mari, akan saya antarkan menuju ruang tunggu. Anda bisa memperbaiki riasan dan membicarakam satu dua hal dengan manager anda di sana, tentu jika anda tidak keberatan diantar oleh saya. Mengingat seharusnya produser-nim yang harusnya mengantarkan anda, produser-nim sedang menangani sesuatu dan menunjuk saya untuk menggantikan tugasnya."

Kim Sunoo; sosok yang membuat siapa saja tak bisa mengalihkan pandangan itu memberi senyum tipis pada staff wanita yang diberi tugas untuk memandunya sembari balas berkata dengan tulus, "terima kasih dan tentu saja saya tidak keberatan, anda sangat membantu saya jika anda dengan senang hati memandu saya."

Tawa renyah keluar dari staff wanita tersebut, "mari Sunoo-ssi dan ahㅡ kemana manager anda?" tanyanya sembari melirik; masih dengan sopan agar tidak menyinggung Sunoo dengan lirikan matanya.

"Manager Yang masih berada di Van dan sebentar lagi akan menyusul kemari, bisakah kita menunggunya? Manager Yang cukup kesulitan beberapa hari terakhir karena jadwal kegiatan begitu padat, akan sangat menyusahkan baginya jika saya tidak menunggunya di sini," jawab Sunoo sedikit cemas, setiap kata yang ia untaikan sirat akan kekhawatiran.

"Anda sangat perhatian, padahal hanya seorang manager. Saya rasa dia sangat beruntung," puji staff wanita tersebut dengan netra yang berbinar kagum menyorot pada Sunoo.

Sunoo; pria berusia 28 tahun ini hanya menggelengkan kepalanya pelan, "manager Yang adalah adik saya, lantas mengapa saya tidak mampu untuk mengkhawatirkannya?" tanggapnya seolah menegaskan bahwa staff wanita di depannya ini baru saja menurunkan nilainya di mata sang soloist yang baik suara indah dan rupanya digandrungi oleh banyak kalangan.

Staff wanita itu kelabakan, dengan panik ia menyanggah, "aㅡah saya tidak bermaksud apapun, tolong maafkan saya!"

Sunoo masih memamerkan senyumnya, namun kali ini siapapun tahu bahwa gelagatnya begitu tajam disertai sedikit nasehat, "anda tidak sedang berada di atas awan, nona. Apapun status setiap individu anda tidak memiliki hak untuk bersikap tidak ramah dan meremehkan. Manager Yang adalah adik saya dan patut bagi saya bersyukur bahwa adik saya adalah orang yang membantu saya dalam setiap pencapaian saya. Adik saya sangat cerdas dan tidak memiliki kecacatan intelektual, dia bisa menjadi sesuatu yang lebih besar tapi memilih membuang waktunya demi mengurusi saya, betapa beruntungnya saya memiliki adik seperti dia!"

Tak lama setelah menegaskan pada muka umum secara tidak langsung bahwa Kim Sunoo akan mengecam siapa saja yang mengusik managernya dan mampu membuat orang-orang sekitar terdiam; tak berani untuk sekedar membantah atau melawan.

Kim Sunoo memang hanyalah seorang entertainer, seorang soloist berbakat dengan karir yang baru saja mencapai 10 tahun; debut pada usia 18 tahun dengan masa trainee tidak genap satu tahun, hanya 10 bulan, namun tak ada satupun orang-orang dibidang entertain yang berani meremehkannya sekarang. Berhasil membawa kejayaan bagi agensinya dengan jumlah penggemar mencapai ratusan miliar yang tersebar diberbagai negara; dengan kesuksesan semacam itu, lantas siapa yang mampu meremehkannya?

Sempiternal [SungSun]Where stories live. Discover now