f✯ Bakar-Bakar

6 8 2
                                    


Enjoy reading ⑅

"

Sha, van," panggil Nazwa pada kedua teman laknat nya yang asik mengupas kuaci dihadapan mereka.


" Hm, paan?"

" Sha, lo sadar gak?"

" Si Gevan suka ama lo."

uhuk uhuk..
Sontak Farisha terbatuk setelah mendengar kalimat pendek yang diucapkan oleh Nazwa.

"Hah? Yang bener aja lo?"

" Nih liat ya, gue ada beberapa contoh keadaan buat memastikan," ungkap Nazwa memasang wajah serius.

Kedua teman nya pun tak mau kalah, keduanya merapat menghadap Nazwa dan turut memasang ekspresi yang serupa.

" Pertama, si Gevan kalo lagi ngumpul dan ga ada lo, dia tuh gak serame itu. Ya rame sih rame, tapi kalo udah sama lo tuh, kayak udah berubah jadi reog gitu loh. Paham gak?"

Keduanya menggangguk sebagai respon bahwa mereka mendengarkan penjelasan Nazwa dengan seksama.

" Lanjutin na," pinta Vani.

" Kedua, lu pada nyadar gak? Setiap ada yang nitip ke kantin atau beli apa gitu pasti dia gamau. Yang alasan males ngitung lah, ribet lah, bla bla bla. Tapi-" ia sengaja menggantung kalimatnya. Lalu terkekeh setelahnya.

" Ayo lah na lanjut," desak Farisha.

" Ciee, kepo ya lo?" Ejek Vani.

" Dih, emang lo gamau tau?"

" Ya-ya mau sih."

" Tapi, kalo isha ngikut nitip pasti dia nyanggupin, ya kan?"

" Hemm, betul betul."

" Ketiga, yang terakhir dan yang paling aneh. Tu anak mau anter jemput lo pas kerkel. Tapi kan rumah si Gevan ama rumah lo beda arah sha. Masa gak sadar sih."

" Ya.. kan bisa ada dia emang ber baik hati ama gue," elak Farisha.

" Yaelah, orang jemput si Dion yang notabene nya temen dekett banget aja kadang ogah ogahan kata Dion," Timpal Nazwa.

" Nah bener tuh bener, mana kadang ngintilin lo mulu lagi haha," sahut Vani membenarkan.

" Hm, apa mungkin ya?" Tanya nya lirih.

" Udah deh, itu sih pasti. Percaya aja sama ndoro dan nyai," Sombong Nazwa smbil merangkul pundak Vani.

" Lagian lo, ngejer si anak osis mulu, sampe udah punya pacar tu anak."

" Gue jadi inget si jeran, haha," Ujar Vani tiba tiba.

" Bener, gilak tu anak, bisa bisa nya masuk osis plus nyalon ketos cuma buat si Lia, bener bener udah ilang akal sehatnya."

" Jeran yang lo ceritain dulu itu na?" Tanya Nedin yang tiba tiba menyahut dari tangga.

" Iya kak, udah pernah di kasih tau Nazwa?"

" Udah, kalo menurut gue sih antara wajar gak wajar ya. Tapi yang namanya suka." Katanya kemudian iku duduk bersama ketiga gadis tersebut.

Sesi gibah menggibah tersebut pun terus berlanjut, ditemani dengan camilan yang mereka beri di luar dan disiapkan oleh Ibu Nazwa. Juga dengan satu personil tambahan alias Nedin yang belum lama ini ikut bergabung.


Hingga pada pukul empat sore, Farisha dan Vani pun pamit untuk pulang.

✧✧✧

Sore yang sejuk, dengan sinar matahari yang mulai meredup, cahaya orange menyinari jalanan yang sedikit becek sore itu.

Dion dan Nazwa mengendarai motor menelusuri kota. Meskipun tujuan utamanya adalah untuk membeli jagung suruhan bunda, namun banyak tempat terlewati.

Atau bisa disimpulkan bahwa keduanya mengambil jalan memutar dari tempat membeli jagung, untuk bisa lebih lama menikmati udara yang sejuk sore ini.

Kapan hari Mama pernah mengusul untuk mengadakan acara bakar bakar. Entah itu jagung sosis atau apa pun yang ada, dan itu akan terlaksana malam ini. Bukan dalam rangka acara apapun.

Namun hanya untuk mempererat silaturahmi. Keluarga Dion bisa disebut tetangga yang paling dekat dengan keluarga Nazwa. Saat pertama kali datang Keluarga Dion lah yang menyambut keluarga Nazwa lebih awal.

" Cuma disuruh beli jagung kan?" Tanya nazwa.

" HAH? APA? GUE GAK DENGER." Teriak Dion menyahuti.

" CUMA DISURUH BELI JAGUNG KAN?" Ulang nya dengan volume yang lebih besar.

" IYA, YANG LAIN UDAH DIBELI."

Nazwa mengarahkan jempol nya ke depan, agar bisa dilihat oleh Dion sebagai tanda bahwa ia telah mengerti dengan apa yang diucapkan.

Setelah beberapa menit perjalanan, mereka pun sampai di rumah Nazwa. Acara kali ini akan di gelar di halaman depan rumah Nazwa.

Saat baru turun dari motor, namanya langsung dipanggil oleh gadis muda yang tengah sibuk mengambil beberapa kresek arang.

" Yon, sini bantuin!" Seru Nedin.

Dion bergegas mendekati Nedin, karena kalau tidak, ia akan mengamuk dan menjadi sasaran ceramah nya lagi.

Hari mulai gelap, kegiatan bakar bakar sudah di lakukan sejak tiga puluh menit lalu. Tak di sangka, yang awalnya hanya ingin membakar jagung, tapi kini malah ada berbagai makanan di meja.

Kak Nedin yang membuat mie buatan sendiri, kue kering buatan bunda dan mama siang tadi. Juga menu utama yaitu bahan makanan yang di bakar, seperti jagung, pentol, sosis dan lain lain. Asalkan tidak membakar rumah. Itu semua masih aman.

" Nah kan, bun liat bun, anak mu makin aneh aja bun," ujar Nazwa mengadu pada wanita paruh baya yang duduk di samping nya.

" Apaansi na," protes Dion.

" Asal bunda tau ya, Dion ini sejak dua hari yang lalu kerjaan nya cengar cengir mulu liat hp."

" Kamu ada cewek ya yon?" Sahut Mama menanggapi.

"E- enggak tuh."

" Kalo nggak harusnya santai dong jawab nya." Timpal Rean.

" Alah, jujur aja kali yon," kini ganti Nedin menannggapi.

Meskipun Nedin di kenal sebagai gadis yang menyeramkan menurut Dion, karena ia sering sekali menjadi sasaran marah Nedin. Namun Nedin tak pernah absen untuk ikut serta dalam mengolok ngolok sahabat adik nya tersebut.

" Ish Naza, gara gara lo nih." Tunjuk nya pada Naza yang sibuk memakan jagung di tangan nya.

" Uhuk, kenapa jadi gue?" balas Nazwa tak terima.

" Ya lagian bener kan, yang lain juga udah tau sendiri kali, orang lo dari tadi duduk si situ sambil cengar cengik gak gerak sama sekali."

Itulah secuil agenda yang mereka lakukan pada malam hari yang cerah itu. Sangat lengkap, dua keluarga berbincang bersama, ditemani dengan kudapan kudapan ringan. Semilir angin malam yang cukup segar. Juga terangnya sinar rembulan yang membawa keceriaan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Wuhuuu! Thanks for Reading, jangan lupa vote + comment nya ya!!
( Kalo bisa follow juga wkwk)

Lup yuu all ♡

Dionaza - Our WayWhere stories live. Discover now