SS2 Chapter 8 : Wait Me Back!

855 140 23
                                        

Double update chapter buat kalian! 🤗
.

.

.

.

Setting adalah ketika Mew pergi ke New York...
.

.

.

.

Tentang sebuah perbedaan sudut pandang yang selalu ditoleransi lagi dan lagi,. Yang pada akhirnya hal itu membuat mulut tak sanggup berucap,. Dikala ada sesuatu yang mengganjal di hati... Komunikasi. Komunikasi yang harusnya saling terbuka,. Karena ada rasa yang tak enak, jadi hanya dilewatkan begitu saja...

Ketika ada jutaan mata yang memandang dengan penuh penilaian. Terkadang,. Tak cukup memberikan mereka waktu dan ruang. Mereka selalu dikejar dan dikejar. Untuk memberikan sebuah penjelasan yang entah harus bagaimana dilakukan. Mereka yang menilai, saling berebut mendapatkan gelar 'Si Paling Benar'. Tanpa mengindahkan bagaimana dua hati itu sedang berusaha untuk diri mereka sendiri. Berusaha untuk tetap hidup dan saling bertaut di lingkungan yang terkadang tak mendukung...

Hasil yang terlihat,.. Adalah buah ketidakpercayaan orang-orang yang menilai mereka, membuat keduanya terdorong jauh untuk lebih menutup diri. Sembunyi-sembunyi, dengan rasa yang terus menyiksa di dada. Rasa yang ingin di ungkapkan keduanya namun belum menemukan titik temu. Belum lagi, kesibukan juga menggerus waktu. Membuat semuanya ada pada dilema. Rasa yang menggerogoti tubuh. Tidak menjadi daging.

.

.

.

.

*Shrsssss...

Hujan membasahi Kota Bangkok. Hujan yang lebat di sore hari. Langit nampak abu-abu, seperti suasana pada saat itu. Sama sekali tak ada warna, yang ada hanyalah hitam dan putih..

Seorang pemuda dengan mata Hazelnya menatap ke arah kaca balkon. Di luar dengan jelas, air itu turun dengan deras. Cipratan airnya mengenai pintu kaca. Harusnya hal itu cukup membuat si pemuda menutup kaca itu dengan tirai yang ada. Namun hal itu tidak dia lakukan. Membiarkan cahaya dari luar masuk ke dalam ruangannya yang gelap.

Ya, gelap. Dirinya sama sekali tak ada niatan untuk menyalakan lampu. Hanya melamun sambil melihat pemandangan luar dari dalam condo.

Tes..

Sebuah air jatuh dari ketinggian, masuk, meresap, ke dalam karpet. Bocor? Air hujan? Bukan. Itu... Air mata. Air mata yang selalu ia sembunyikan dari orang-orang. Air mata yang tiba-tiba saja hadir. Air mata dari perasaannya yang perih, rasanya jauh lebih pedih karena itu dari batin. Lelah dengan segala yang terjadi yang membuatnya seperti ini. 

Nafasnya menjadi lebih berat. Pemuda itu menangis dalam diam. Dalam lamunannya, larut dalam isi kepalanya yang seperti pita film. Mengkilas balik memori yang ada. Tangisan itu... Apakah terjadi pertengkaran? Tidak. Justru tidak. Tidak ada apa-apa, namun seolah itu lebih buruk daripada meluapkannya dengan emosi. Rasa sedih yang tiba-tiba saja muncul entah mengapa. Di suasana sendiri seperti itu. Membuat dadanya sesak sendiri... Membuat dirinya... Seolah membeku kembali...

Sang surya yang tenggelam di balik awan hitam. Sinar hangatnya tak sampai padanya. Sinarnya tertutup. Membuat dirinya menggigil kedingingan. Membuatnya merasakan dingin yang mengiris-iris hati. Dirinya sadar, bahwa hal ini pasti juga dirasakan oleh pihak lainnya. Mereka hanya belum saling mengungkapkannya...

The VibesTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon