❤️5

5.7K 591 13
                                    

Dua tahun lalu.

Evita menyunggingkan senyum khasnya saat memasuki toko buku bersama Yuda sepulang sekolah. "Gue ke bagian komik ya? Nanti telpon aja," ucap Yuda seraya mengelus kepala Evita sekilas lalu berjalan meninggalkan Evita.

Gadis itu pun melangkahkan kakinya ke bagian rak novel. Membaca sinopsis tiap buku yang ia ambil, menimang-nimang atau memasukkannya dalam tas kepunyaan toko buku itu.

"Eh," panggil seseorang membuat Evita menolehkan kepalanya ke kanan, dilihatnya sosok laki-laki yang lebih tinggi berdiri di sampingnya.

"Sori ganggu, gue cuman mau nanya. Biasanya kalau cewek suka novel apa ya?" tanyanya sambil tersenyum tipis. Evita mengerjapkan matanya.

"Buat cewek lo ya?" tanya Evita, dalam hati ia meringis. Pertanyaannya tidak penting.

Laki-laki itu mengusap tengkuknya sambil nyengir, "Gak juga sih, dia temen gue."

Evita manggut-manggut. "Temen lo suka genre apa? Kalau romance suka?" tanya Evita lagi. Laki-laki itu mengerutkan dahinya.

"Mungkin..." jawabnya ragu.

"Mungkin lo beli aja karyanya John Green atau Nicholas Sparks, bagus-bagus kok. Orizuka, Ilana Tan juga bagus." Evita memberikan saran. Laki-laki itu menyimaknya.

"Ooh, oke. Makasih ya," ujarnya sambil tersenyum. Evita membalas senyum.

"Gak apa-apa. Santai aja," ucap Evita lalu pandangannya kembali pada rak novel.

Uluran tangan dari laki-laki itu membuat Evita mengalihkan pandangannya lagi. "Gue Alex." Laki-laki itu membuka suara, mengenalkan dirinya.

Lantas Evita menyambut uluran tangan itu dan menjabatnya. "Evita," ucap Evita dengan senyuman.

"Kalau gitu, gue duluan ya?" ujar Alex dan berjalan meninggalkan Evita setelah gadis itu membalasnya dengan sebuah kata oke.

Evita menghela napasnya dan melanjutkan untuk mencari novel untuk dibeli. Suara rendah Yuda pun tak lama menelusup ke rongga pendengarannya. "Hoi! Udah belum?" tanya Yuda.

Evita berbalik badan lalu menceritakan kejadian pertemuannya dengan Alex pada Yuda.

Love AlmightyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang