Athan memeluk tubuh ibunya seraya memegangi telinganya yang memerah karena jeweran ayahnya tadi, “ya udah gampang nanti Athan putusin semua,” jawab Athan enteng.

“Apa?! Kamu kira segampang itu? Mereka udah baper sama kamu mereka udah sayang sama kamu dan seenaknya kamu bilang putus? “ Tanya Evan tidak habis pikir dengan tingkah anaknya itu.

Athan melepaskan pelukannya pada Irene lalu menatap wajah Evan, “ya udah Athan nikahin aja semua,” jawab Athan yang membuat Evan maupun Irene melototkan matanya.

“Kamu jangan kaya kucing deh!” Ucap Evan seraya menunjuk Inul, kucing kesayangan Athan yang berada disamping kakinya.

“Kok jadi kucing sih!”

“Lah kucing kan sasimo, pulang-pulang hamidun gak tau anuan sama kucing mana,” jawab Evan memandang putranya sinis.

Athan mengangguk beberapa kali, “Tapi ya Pi, selama Athan pacaran dari Tk sampai kuliah pulang-pulang Athan gak pernah tuh hamidun, jadi gak bisa dong disamain sama kucing,” jawab Athan dengan wajah tanpa dosa.

“YA KARENA KAMU COWOKKKK!!” Ucap Evan berteriak frustasi.

“Oooo gitu,” jawab Athan mengangguk-angangguk.

“Mi kita kerumah sakit lagi yuk? Tanya dokter yang bantu kamu persalinan dulu siapa tau anak kita dulu ketuker,” ucap Evan mengelus dada sabar.

“Maksud papi apa ya?” Tanya Athan dengan nada tidak suka.

“Udah-udah gak usah pada ribut, mami mau nonton gosip keganggu gegara kalian berantem mulu!” Ucap Irene melerai pertengkaran dua laki-laki itu.

Hening. Setelah perdebatan tadi tidak ada lagi yang mengeluarkan suara mereka sibuk dengan urusannya masing-masing, Irene yang fokus pada gossip, Evan yang sibuk membaca koran dan Athan yang sibuk mengurus anak-anak angkatanya, kucing.

“Mami,” panggil Athan lembut. Irene yang semula berfokus pada acara gossip di tv kini beralih memnadang wajah putranya, “kenapa sayang?” Tanya Irene.

Athan melepaskan kucing-kucing ditangannya lalu memeilih kembali duduk disamping tubuh ibunya. “Emm… itu,” ucap Athan gugup, sungguh dirinya takut untuk mengatakannya, sudah dia prediksi bahwa Irene tidak akan mengizinkan.

“Kenapa? Anak mami mau tanya apa? Atau mau apa?” Tanya Irene.

Athan mengambil nafas Panjang lalu menghembuskannya perlahan berusaha mengatur detak jantungnya yang berpacu lebih cepat dari biasanya.

"Athan mau belajar masak, boleh?" Tanya Athan yang mendapat tatapan tajam dari Irene.

"Boleh, nanti mami ajarin," jawab Irene.

"Gak usah mi, Athan udah tau mau diajarin siapa."

-Annoying Relationship-

Hari ini adalah hari kedua dimana seluruh mahasiswa baru harus mengikuti kegiatan ospek, Clara dengan pakaian khas maba itu mengibas-ibaskan tangannya didepan wajahnya, cuaca hari ini sangatlah panas. “Ini kapan selesainya sih? Dijemur mulu gue kek jemuran,” batin Clara menggerutu.

Gadis cantik itu memijit pelipisnya, karena cuaca yang sangat panas membuat kepalanya pusing. Dari arah kejauhan terdapat sosok laki-laki dengan jas melekat ditubuhnya melihat aksi Clara seperti orang kesakitan, sontak laki-laki itu berjelan mendekati tubuh Clara yang sedang berdiri dibarisannya.

“Kamu kenapa?” Tanya laki-laki itu.

Merasa ada yang mengajaknya bicara, Clara mendongak menatap wajah orang itu, bukannya menjawab justru Clara melongo melihat sosok kakak seniornya itu, bagaimana tidak laki-laki itu sangatlah tampan.

ANNOYING RELATIONSHIP Where stories live. Discover now