Part 1

392 23 14
                                    

Cuaca. Check.

Pakaian. Check.

Dompet. Check.

A mendengar ringtone ponselnya lagi. Hey, kau dimana? Cepat kesini. Ia langsung menyambar tasnya dan pergi keluar.

Mereka sudah merencanakan ini sejak sebelum liburan sekolah. B punya apartemen di dekat jalur bebas dan mereka ingin berenang di kolamnya. Sudah lama A tidak berenang dan ia tidak sabar. Oke, sebenarnya hanya sebulan yang lalu dari tes di pelajaran olahraga mereka. Tapi ia cukup menjadi penggemar olahraga air, walaupun guru yang mengajar tidak begitu menyenangkan. Ia suka di dalam airnya.

Seperti yang sudah diperkirakan, cuaca cerah. A akhirnya memakai snapbacknya (ia minta dibelikan waktu itu tapi ternyata jarang ia pakai dan ibunya mengoceh beberapa kali jadi akhirnya ia merasa bersalah) dan naik kendaraan umum ke tempat pertemuan mereka. Ia langsung bertemu dengan yang lain B, C, D, berdiri di sisi jalan di depan gerbang apartemen, bibir melengkung ke bawah. Ini memang sudah setengah jam kemudian.

"Oh, kalian couple?" ia melihat kemeja yang dipakai B dan D sama, kotak-kotak berwarna biru langit dengan lambang royal di satu bagian dadanya.

B terlihat sinis. "Iyanih, kelihatannya aku punya fans."

"Apa katamu?" D mendengus padanya. "Kupikir aku yang pertama kali memakainya saat main dan tiba-tiba beberapa minggu kemudian kau punya juga."

Lalu mereka mulai bertengkar satu sama lain tentang siapa yang lebih plagiat dan bagaimana mereka masing-masing paling original dari yang lainnya. A tahu mereka bertengkar main-main, tapi mereka melakukan itu hampir setiap bertemu. C menggeleng dan memegang bahunya.

"Kita masuk saja," kata C. "Mereka tidak akan pernah selesai."

Apartemen itu cukup besar, ada dua puluh lantai keseluruhan. Tapi di hari kerja itu tempat tersebut cukup sepi. Bahkan di lobi koridor pun tidak banyak (tidak ada) anak-anak yang lalu lalang seperti B sering cerita beberapa waktu yang lalu. Kolam renangnya bahkan kosong.

"Wah, ada lapangan basketnya," D terkagum dan membuka pintu menuju lapangan basket kecil disisi kolam. "Kalian punya bola?"

A berniat untuk mengganti baju dan mengambil pakaian renangnya. "Jadi kita simpan tas disini saja?"

"Iya, kita berenang saja dulu, baru nanti naik ke atas ke apartemen untuk mandi," B memberitahu.

C muncul sudah dengan atribut renangnya, kacamata tergantung di leher. "Bagaimana dengan makannya? Aku lapar."

"Kau belum makan?"

Lalu C menggeleng. Dan B memberitahunya bahwa ia sudah mengumumkan seharusnya mereka makan terlebih dahulu di rumah karena tidak ada apa-apa disini. Lalu C bertanya tentang ibunya dimana dan B berkata tidak ada siapapun di apartemennya yang kosong. A beranjak dari sana ke toilet untuk berganti baju. Tentu saja, B sebenarnya bakal selalu cerewet kepada siapapun. Ia juga pernah dicereweti cuma gara-gara salah menulis pesan dan itu berlangsung hampir seperempat jam. Hebat.

Ia melihat D yang berpindah dari lapangan basket ke jajaran ayunan di seberang kolam, bermain sendirian. Toko-toko makanan di sekeliling kolam masih kosong. Ia belum melihat orang lain selain mereka dan penjaga di depan lobi.

Ketika ia keluar dari toilet, yang lain juga sudah berpakaian renang, padahal toilet perempuannya hanya ada satu di tempat itu.

"Kalian ke toilet cowok?" ia bertanya tidak percaya.

"Apa maksudmu?" D mendengus. Kebiasaan. "Buat apa ke toilet? Kita bisa ganti baju disini. Toh lagi sepi."

Tentu saja, mungkin D nggak memperhatikan pria penjaga di depan.

Mereka pemanasan bersama dan berenang dengan bebas selama satu jam lebih. Karena tidak ada orang lain, rasanya seperti kolam renang pribadi. A duduk di tangga kolam dan melihat ke langit. Mereka dikelilingi gedung apartemen itu dan rasanya sangat teduh walau tidak banyak tanaman.

Kemudian B mengangkat tangan. "Hey, ayo kita main cari koin," katanya memegang sebuah koin perak.

"Berarti C curang."

"Apa?"

"Dia pakai kacamata."

Maka dengan berat hati, (dan cemberutan) C melepas kacamata renangnya supaya mereka bisa mulai bermain. Oke, aku tidak curang. Koin di lempar, masuk ke air dengan suara blup kecil. Semuanya melompat dan berlomba-lomba ke tengah kolam.

Sebenarnya A pun tidak terlalu mahir tanpa kacamata renang, tapi ia bisa menemukan bentuk koin itu di dasar kolam, gemerlap diantara warna biru. Ia mencoba meraihnya, nafasnya sedikit tertahan. Kemudian ada buih-buih dan ia pikir ia bisa tenggelam. A langsung naik ke atas, dan tiba-tiba D sudah memegang koin itu.

"Aku menang!" serunya sambil tersenyum.

Huh? Seseorang bergumam dan mereka melihat C di pojokkan kolam, jauh dari mereka semua. Mereka menertawainya dan memulai ronde baru. Kali ini D tidak ikut bermain, berkata bahwa ia jadi wasit karena menang dan melempar koinnya. Jatuh tidak jauh dari pinggir kolam. Mereka kembali berlomba dan air menjadi ricuh hanya karena tiga orang. A mencoba menyelam dan membuka mata untuk melihat koinnya. Matanya perih tapi ia menemukan koin itu tidak jauh dibawahnya. Ia meraih sementara yang lain bergumpal di sampingnya. Tangannya menjulur hanya beberapa senti lagi.

Kemudian tiba-tiba ada yang menggenggam pergelangannya.

Nafasnya tinggal sedikit lagi dan pandangannya sudah buram, tapi ia melihat seseorang di dasar kolam. Rambut panjangnya menghalangi wajahnya. B seharusnya mengikat rambutnya. Kemudian dia mengambil koin itu sebelum A.

A akhirnya naik ke permukaan dan pergelangannya di lepas. Ia melihat kedua temannya yang bermain kebingungan.

"Kau dapat koinnya?" tanya B.

A memutar mata dengan sebal. "Kukira kau yang ambil," katanya. "Lagipula cengkramanmu kuat sekali, ya."

"Apa maksudmu, aku tidak bisa menemukan koinnya," kata B. Lalu A menyadari rambutnya diikat rapih dengan ikat rambut merah. Apa B memang begitu cepat?

"Ini aneh, koinnya hilang," C masih menilik dasar-dasar kolam. "Kalian tidak menginjaknya kan?"

D berteriak dari atas bahwa mereka terlalu lama melakukan itu. A melirik kebawah, mencari keadaan benda bulat kecil itu yang tadi ada di depan matanya. Tapi ia merasakan sesuatu yang familiar di tangan kanannya.

Ia membuka genggaman dan melihat koin itu disana.


[A/N: this is just the beginning.]

Keep HidingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang