BAB 29

914 128 15
                                    

" Thanks for saving my son. "

Jihoon angguk kecil. Menyenangi sikap Sultan Arab Saudi yang begitu terharu dan menghargai usaha pihak doktor dan para askar menyelamatkan anaknya dahulu, Ali.

Kini, Sultan sendiri sanggup ke Korea untuk berjumpa Jihoon.

" My responsbility, Your Majesty. My job to protect the doctors that cure your son. " Balas Jihoon. Sultan angguk senang.

" Take this. "

Sekeping kad emas disua. Jihoon berkerut kehairanan dan menyambut kad itu dengan perasaan keliru.

" What is this? "

" Gold card. Just using it anywhere, anytime, under Arab. Now this is all yours. You want Subway? Just showing this card. Gucci? Prada? Just showing this card. "

Mata Jihoon berbinar, menatap kad yang dihulur oleh Sultan. Lantas gelengan diberi.

" Its okay. This is my job, im getting my salary as usual. So this is more than enough for me. You can give this to the doctor that saving your son. "

Kad dihulur kembali. Jihoon menolak dengan lembut. Tak, dia tak layak menerima semua ini.

Kerana ada insan lain lebih layak.

Iaitu Doktor Heeso.

Dan penolakan Jihoon mengundang tawa si sultan. Wajah tuanya bertambah ceria apabila tersenyum begini.

" That doctor? She is same like you. Rejecting my card, and she asked me to give that to you. Now, I got dejavu. You asked me to give this to her. "

Tersentak. Jihoon kelu, memandang kad yang masih ditangannya.

Heeso menyuruh sultan memberi kad ini kepadanya?

" Thats why im here in Korea, giving you this card. Just accept this, that doctor said you're the one should accept this. "

Tangan Jihoon menggeletar, menerima kad itu. Dia menunduk, sedikit terusik dengan perilaku Heeso yang lebih mengutamakannya.

" Thank you, Your Majesty. "

" Are you her boyfriend? "

" Huh? " Jihoon tersentak, memandang Sultan yang tersengih.

" No, shes just my friend. "

" Oh, I though you guys were couple. Someone told me, you protected her so much. I guess you really loved her right? "

" Just one sided love... "

Sultan memandang mata Jihoon. Sebelum nafas dihela.

" One sided? Its gonna be two sided if you worked hard. What are you doing here in Korea while leaving her alone in Uruk? "

" Errr.. "

" Go boy. Fight for your love. "

------------------------

" Arcade? Kau budak-budak ke, Jeno? " Keluh Jihoon, apabila Jeno menariknya ke salah satu arcade dipusat membeli belah ini.

Mereka baru sahaja tiba di Seoul semalam, dan pagi ini, Jeno mengajaknya berjalan di mall. Tak sangka, lelaki ini membawanya ke arcade game.

" Kau tak bosan ke kerja je? Jomlah, main tembak zombie. "

" Tap-- "

" Please... "

Jihoon mengerling Jeno yang merayu, sebelum matanya digulingkan keatas.

" Okay jom. "

" YES! "

1437 / pjhWhere stories live. Discover now