"mama pikir tara Cuma mau iseng ikut buat jaga diri aja, ngga sampe kesana"jawab riska

"biarin aja sih ma, lagian tara kan nggak nglakuin hal aneh-aneh juga.

Keren malah , teo aja bangga banget tiap tara juara. Temen-temen teo juga sampe ngefans lho sama tara" teo berusaha melunakkan hati ibunya.

"pokoknya mama nggak suka kalo tara jadi atlet titik"riskapun beranjak dan pergi ke kamar meninggalkan teo di ruang tengah yang masih terheran dengan sikap ibunya.

Pagi menjelang dan seluruh keluarga sudah bersiap untuk melakukan rutinitas mereka masing-masing, Kecuali tara yang belum juga menampakkan batang hidungnya.

"adek kamu mana yo? Tumben jam segini belum turun?"tanya arya, riska masih sibuk menata sarapan dimeja makan.

"bentar teo panggilin" teo hendak menaiki satu buah anak tangga namun langkahnya terhenti saat melihat tara tengah membuka pintu kamarnya dan menuruni tangga dengan malas

"morning sweety"sapa teo

"hemMm.."jawab tara singkat lalu mendahului teo kemeja makan.

"pagi pa,,ma,,"sapa tara

"pagi cantik,,"sapa arya

Mereka makan dengan tenang, tanpa ada yang bicara. Entahlah suasana pagi ini tak seperti biasanya yang penuh tawa dan obrolan ringan.

"aju udah selesai, ara berangkat dulu ya" pamitnya, namun belum sempat berdiri tara mengurungkan niatnya,

"tara, inget pesen mama kan? 

Setelah masuk kuliah stop semua kegiatan klub dan fokus sama kuliah kamu. ngerti.."perintah riska

Tidak menjawab, tara meraih tasnya yang dia gantung pada sandaran kursi lalu dengan sengaja menabrakan tasnya pada wajah teo dan melangkah pergi..

"hiiissshhh"pekik teo

"tara,,mama belum selesai bicara!!!"protes riska saat tara tidak menggubris ucapannya.

"biar teo yang ngomong sama tara mah"teo menyelesaikan sarapannya dan mengambil ranselnya lalu pergi menyusul tara.

" Ati-ati dijalan yo,, "teriak arya saat teo beranjak pergi. 

piimmm...piimmm...

Suara klakson mobil menghentikan langkah tara yang tengah menyusuri jalanan komplek menuju halte bus terdekat.

"masuk dek,,"ajak teo

Tara dengan malas berjalan mendekat dan masuk kedalam mobil teo, di perjalanan menuju ke sekolah tara lebih banyak diam dan sesekali menghela nafas. Teo hanya memperhatikan tingkah tara sambil fokus menyetir.

"kamu masih marah sama mama?"tanya teo memecah keheningan

"enggak"jawab tara singkat

"terus? Kok tadi langsung pergi? Nggak biasanya lho kamu langsung pergi kalo mama lagi ngomel"

"aku nggak marah kak, Cuma sedikit kecewa aja sama sikap Mama. 

Lagian mama aneh akhir-akhir ini, aku Cuma nggak mau aja kelamaan dengerin mama ngomong nanti malah kebawa emosi terus nyakitin mama"jawab tara

Teo tersenyum tipis mendengar penjelasan adiknya, teo senang adiknya yang meskipun selalu manja dan se enaknya tetapi tetap tau cara menghormati orang tua.

"kakak boleh kasih saran?"tara mengalihkan pandangannya dari kaca mobil kepada teo

"kakak tau nggak gampang buat sampai ke titik kamu sekarang, tapi mungkin aja keinginan mama juga nggak salah. Kamu tau kan nggak ada orang tua yang mau menjerumuskan anaknya?

Jalani aja apa yang kamu suka sekarang, ikutin prosesnya, terima hasilnya. Intinya kamu Cuma cukup nikmatin apa yang kamu pilih sekarang. 

Masa depan nggak ada yang tau,,

Terkadang orang tua bicara seolah tidak memahami anaknya, padahal mereka hanya khawatir, mereka terlalu sayang hingga terlalu banyak memikirkan hal-hal yang belum terjadi.

Jangan di ambil hati ya, mama bukan mau membandingkan pencapaian kita. Mungkin Mama Cuma mau kamu mengambil hal baik dari pencapaian kakak sebagai motivasi.

Suatu saat nanti kamu pasti akan mendapat jawaban dari tindakan mama yang kamu angap aneh itu.

Percayalah,kamu bisa membanggakan keluarga dengan cara kamu sendiri, kamu hanya perlu membuktikan kalau pilihan kamu baik"teo mengakhiri ceramah paginya.

Tara hanya merespon ucapan teo dengan senyum tipis,

tara sedikit lega setelah mendengar nasehat dari teo, rasanya kekecewaannya sedikit terpulihkan dengan nasehat teo yang menghangatkan hatinya.

Beruntungnya tara dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya, rasanya dengan support system yang dia punya, meski ribuan panah menghujamnya atau jutaan martil menghancurkannya, dia akan tetap kuat berdiri, dia akan selalu menemukan cara untuk kembali utuh.

Itu yang menjadikannya menjadi gadis yang tegar dan penyayang, kuat dan tak mudah dijatuhkan. Meski sedikit manja dan terkadang menyebalkan...

"kakak tau nggak?ada kutipan keren yangbpernah aku baca,bunyinya gini.

persaudaraan terlihat indah tidak hanya karena ikatan darah, tapi ketika kamu merasa energimu selalu bertambah saat bersamanya."

Tara menjeda ucapannya,sedang teo memiringkan kepala nya untuk memgingat-ingat istilah itu. 

"kurasa kakak sudah menggambarkan istilah itu dengan sempurna, aku nggak tau bagaimana orang lain. Tapi buatku kakak adalah kakak terbaik yang pernah ada.

Makasih ya kak,udah selalu ada buat aku" teo tersenyum lalu mengusak kepala tara dengan sayang.

"Yaudah aku turun dulu,sekali lagi makasih ya kak,,"tara turun dari mobil setelah mencium pipi kakaknya dengan brutal lalu berjalan riang memasuki gerbang sekolah.

Teo masih belum melajukan mobilnya dan menatap punggung tara hingga menghilang dari pandangannya.

Entah mengapa hati teo menghangat, teo sangat menyayangi tara.

Selama ini mereka hampir tidak pernah bertengkar, jarak usia mereka yang cukup jauh membuat teo benar-benar memperlakukan tara seperti tuan putri, bukan adik menyebalkan yang selalu menjadi lawan bertengkar bagi kakaknya seperti hubungan kakak beradik yang lain.

Teo selalu mengalah dan tak pernah menolak permintaan tara meski terkadang teo harus melakukan hal-hal yang benar-benar tidak dia sukai demi tara. Teo tidak tau bagaimana takdir mengantarnya pada akhir pencariannya, teo tidak punya kriteria khusus. yang dia harap hanya siapapun itu,orang itu harus bisa mencintai adiknya seperti dia mencintai tara sepenuh hati,


>>>---<<<


hai readers,,

please support my work by following my account and vote for this story,,

don't forget leave your comments to..

thanks guys,,

-author-













I LOVE YOU,BUT,,Where stories live. Discover now