Lili mendekat ke arah Jichu ia pun memeluk sahabat satu-satunya itu, Dara dan Marco yang melihat itu tersenyum. Mereka berdua pun meninggalkan Lili dan Jichu berdua di dalam kamar Lili.

"Chu.. Lili mimpi doktel jahat lagi" ucap Lili sembari mengingat mimpi buruknya yang begitu seram.

"Telus? Apa Lili belhasil di suntik lagi?"tanya Jichu penasaran sembari mengusap ingusnya yang keluar.

Lili langsung menggeleng dengan cepat "tidak dong, Lilikan pembelani. Jadi saat doktel itu ingin menyuntik.. Lili melawannya dan memukulinya sepelti Hulk" ucap Lili antusias berdiri sembari memperagakan dirinya seperti Hulk.

Jichu yang mendengar itu menatap Lili dengan lekat, kemudian ia tersenyum "woah... Lili hebat. Tapi kenapa tadi belteliak saat Chu ingin membangunkan Lili?"

Lili terdiam mendengar ucapan Jichu "em.. kalna Lili telkejut. Lili kila Chu doktel jahat" Jichu yang mendengar itu hanya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Jadi sekalang Lili tidak takut doktel lagi?"tanya Jichu, Lili langsung tersenyum menggeleng.

Sejujurnya Lili masih benar-benar sangat takut dengan Dokter. Apa lagi dengan jarum suntik yang begitu besar seperti di mimpinya. Lili berkata seperti itu agar tidak di ejek sahabatnya gara-gara ia penakut.

"Lili mengompol ya?"tanya Jichu tiba-tiba saat hidungnya mencium bau sesuatu yang tidak enak.

Lili yang mendengar itu pun langsung meraba-raba area celana tidurnya yang sudah basah gara-gara air kencingnya.

_____

10.00am

Lili dan Jichu tengah anteng bermain dengan beberapa mainan yang berserakan di lantai kamar. Lili yang sudah mulai merasa bosan pun melirik sahabatnya yang tengah anteng menyusun puzzle miliknya.

"Chu... Lili bosan. Main di lual yuk"

Jichu yang mendengar sahabatnya berbicara ia langsung menoleh dan menatap sahabatnya "Chu juga bosen, tapikan Bibi Dala tidak mempelbolehkan main di lual" ucap Jichu.

Lili terdiam, seketika sebuah idel muncul di otak bocah umur 4 tahun tersebut. Lili mendekat ke arah Jichu, ia pun langsung membisikkan sesuatu di telinga Jichu. Jichu yang mendengar itu ada perasaan sedikit ragu saat Lili memintanya kabur dari kamar, dan bermain di luar.

"Tidak Lili nanti bibi Dala malah" ucap Jichu kembali menyusun puzzle.

Lili mengerucutkan bibirnya ia terus berfikir agar sahabatnya itu mau di ajak keluar. Sebuah ide pun kembali muncul di otak Lili.

"Chu.. nanti jatah chicken Lili untuk Chu, kalau Chu mau kelual belsama Lili"

Jichu yang mendengar itu memberhentikan menyusun puzzlenya, ia menimang-nimang ucapan Lili sedangkan Lili tersenyum menarik turunkan alisnya.

"Oke"

Lili tersenyum lebar saat mendengar ucapan Jichu, mereka pun dengan langkah pelan mengendap-endap keluar pintu kamar melihat kondisi luar, di rasa aman mereka berdua langsung turun dari tangga berjalan ke arah pintu utama.

Sampai di mana mereka berdua berhasil keluar tanpa sepengetahuan siapa-siapa pun. Mereka berdua berjalan bergandengan tangan menuju taman yang sering mereka kunjungi bersama kedua orang tuanya masing-masing.

Sejujurnya mereka tidak tau tempatnya di mana tetapi mereka hapal dengan jalan yang sering di lewati untuk menuju taman tersebut.

"Lili.. Chu cape" keluh Jichu mengusap keringat di area wajahnya.

Lili yang mendengarnya pun sebenarnya benar-benar sudah lelah, sedari tadi mereka berjalan di sepanjang jalan raya melewati beberapa toko-toko tanpa menemukan taman yang sering di kunjunginya.

"Hai anak manis"

Lili dan Chu menoleh saat mendengar seseorang menyapanya, berdirilah seorang pria muda berpakaian seperti seorang preman tengah tersenyum lebar. Pria tersebut pun langsung berjongkok menyamakan tingginya dengan kedua bocah itu.

"Apa kalian mau permen dan coklat? Paman punya banyak di mobil itu" tunjuk pria tersebut ke arah mobil yang di mana ada satu orang yang tengah memegang banyak permen dan coklat di tangannya.

"Paman penculik ya?"tanya Jichu polos.

"Bukan, paman orang baik. Lebih tepatnya Paman penjual permen dan coklat gratis"

"Tapi kata mommy Lili.. kalau ada olang bilang sepelti itu di sebut penculik" sambung Lili.

"Paman bukan penculik kok, paman berniat baik mau memberi kalian permen dan coklat, apa kalian mau?"

Lili dan Jichu saling melirik, dan terdiam cukup lama. Seketika bibir mereka menyunggingkan sebuah senyuman penuh arti. Lili dan Jichu langsung mendorong pria yang sedari tadi berjongkok di hadapannya hingga terjatuh.

"LARI CHUU..."teriak Lili.

"Ckk.. anak-anak nakal" gumam kesal pria tersebut.

Lili dan Jichu langsung berlari dari kejaran pria tadi, kaki mungil mereka berlari dengan rasa sedikit takut apabila pria itu berhasil menangkapnya. Karna mereka berdua tau betul pasti pria tadi penculik seperti ciri-ciri yang sering sekali di sebutkan kedua orangtuanya. Mereka berdua berlari dengan nafas terengah-engah akibat kelelahan, kaki mungilnya sudah benar-benar hampir tidak kuat untuk berlari lagi.

Sampai di mana tiba-tiba Jichu tersandung dan terjatuh "huwaaa... mommyy... hiks.. hiks..."

Jichu pun menangis histeris sembari memegangi lututnya yang sedikit berdarah akibat terjatuh, Lili yang mendengar tangisan sahabatnya yang begitu keras langsung menutup kedua telinganya menggunakan tangannya.

"Chu.. belisik tau" kesal Lili.

"Hayooo.. kalian mau kemana anak-anak nakal"

___
TBC

Heyo author comeback🫢
Btw kalian mau cerita ini Futa atau normal aja???

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 31, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

My Wife Is A Doctor  (JENLISA)Where stories live. Discover now