-------------------

" Aiskrim!! " Teriak Heeso, mengundang sengihan dua anak buahnya. Pantas aiskrim yang dibeli, diraih mereka berdua.

" Terima kasih maksu! " Senyum Ji. Heeso mengelus lembut rambut si lelaki.

" Sama-sama. "

" Terima kasih maksu! Maksu baik lah macam paksu. " Sengih Hea. Heeso berkerut.

" Paksu? Siapa? "

" Uncle Jihoon! " Hea menjelirkan lidah lantas berlari pergi meninggalkan Heeso yang menggeleng geram. Gadis itu tersenyum, memerhatikan dua anak buahnya yang sedang menikmati aiskrim dilantai.

Sedikit pun tidak menyentuh karpet yang terbentang.

Kerana sejak kecil mereka diajarkan untuk tidak sesekali makan dikawasan yang mudah kotor, seperti karpet.

Adab yang Heena terapkan, ajaran mendiang papa mereka dahulu.

" Tak yah manjakan sangat Ji dengan Hea tu. Habis duit Heeso nanti belikan makanan dorang je. " Geleng Heena. Heeso tertawa.

" Tak apalah. Anak buah Heeso juga. "

Seketika, suasana senyap apabila fokus Heena hanya kepada televisyen. Heeso menelan liur, sebelum wajah Heena dipandang.

" Kak.. "

" Hurm? Apa dia? " Soal Heena, tidak memandang Heeso. Fokusnya masih terlekat pada tv.

" Nenek tahu kakak pergi sini? "

Terdiam, kini Heena terganggu. Dia memejam matanya seketika, lantas memandang Heeso yang masih menunggu.

" Tak. "

" Kakak nak gaduh lagi ke dengan nene-- "

" Kami tak gaduh. Tapi akak terasa dengan dia. Hati ni masih sakit lagi dengan dia. "

" Akak.. erm Heeso nak cakap something ni. "

" Apa dia? "

Lantas peristiwa di cafe sebentar tadi, dijelaskan kepada si kakak. Heena yang tadi terdiam, mulai tergamam. Memandang Heeso yang bercerita dengan pandangan sukar ditafsirkan.

" Perjanjian, huh? " Tawa Heena. Tersenyum sinis lantas meraup wajahnya.

" Kak.. Booji mesti nak lindungi kak-- "

" Lindungi ke, cuba jadi pengecut? "

Emosi. Heena mulai emosi. Kemarahan dan kekecewaan mulai memenuhi fikirannya gadis ini. Heeso faham, dia tahu Heena kecewa.

" Dia pun tak ada pilihan, kak. Sekarang ni kita kena sedarkan nenek. Dia dah terlampau kejam. Heeso takut, Heeso pun kena benda sama-- "

" Dengan Jihoon? Heeso takut Jihoon pun bakal dibenci nenek? "

Terkesima, Heeso menunduk. Heena tertawa dan meraih bahu adiknya, lantas mendekatkan diri mereka.

" Akak pasti Jihoon sayang Heeso. Dia akan lawan punya, dia kan Captain. "

" Kak.. tapi Heeso nak akak fokus dengan diri sendiri, okay? Esok Heeso dah gerak Uruk, siapa nak jaga kakak nanti? Heeso risaulah. "

" Kakak boleh jaga diri sendiri. Kakak boleh jaga Ji dan Hea. Kakak akan lindungi dorang macam nyawa kakak sendiri. " Senyum Heena, dan kali ini Heeso dapat lihat kakak sulungnya ini perlahan menitiskan air mata.

Heena tersakiti. Heeso faham.

Dia juga tersakiti.

Dahulu Jaemin, dan kini Booji. Heeso harap neneknya akan sedar yang semua perbuatannya...

1437 / pjhWhere stories live. Discover now