"Silahkan" Jawab Ferza.

"Diantara Ardi dan Ferza, apa ada yang lo taksir?" Tanya Anya sambil menaikkan satu alisnya dan tersenyum.

Gue yakin kalau Ola pasti suka sama salah satu diantara Ardi dan Ferza, dan gue yakin kalau Ola pasti suka sama Ferza, jadi gue rasa ini adalah pertanyaan yang tepat buat Ola dan juga untuk memastikan aja, jika Ola menjawab "Ya" gue yakin cowok tersebut adalah Ferza, dan jika Ferza sama Ola otomatis gue sama Ardi dong yah?

"Yang ngasih pertanyaan malah senyam - senyum sendiri. Heran" Kata Ferza yang membuyarkan lamunan gue.

"Biarin aja sih elah, terus jawabannya apa La?" Tanya gue penasaran.

"Udah dijawab kali Nya" Jawab Ardi malas.

"Makanya jangan mengkhayal mulu kerjaannya hahaha" Kata Ferza sambil tertawa dan membuat gue kesal.

"Jawabannya 'Iya' Nya" Kata Ola ragu.

"HAH? Serius? Hahaha. Siapa La?" Tanya gue penasaran.

"Yeh kepo aja lo!" Jawab Ola sambil menoyor kepala Anya.

"Yeh bodo amat. Tapi gue udah tau hahaha" Kata gue sambil tertawa puas.

"Siapa?" Tanya Ardi.

"Kepo! Hahaha" Jawab gue.

"Sok tau deh Anya" Kata Ola sambil memutarkan bola matanya malas.

"Udah, kita lanjut lagi ya, yah giliran gue deh" Kata Ferza malas.

"Lo pilih apaan?" Tanya Ardi.

"Gue Trurth juga deh" Jawab Ferza malas.

"Biar gue aja yang ngasih pertanyaan" Kata Ola "Detik ini masih suka sama Rossa gak?" Tanya Ola yang membuat gue malas. Tapi membuat gue tambah yakin juga sih kalau Ola suka sama Ferza. Bagus deh, asalkan Ola jangan suka sama Ardi aja.

"Jawabannya yaitu sama sekali nggak! Udah ah ngapain bahas dia lagi, bikin kesel gue nambah aja" Kata Ferza malas.

"Yaudah sih biasa aja, terus sekarang suka sama siapa?" Tanya Ola dengan kekepoannya.

"Cukup satu pertanyaan aja lagi La" Jawab Ardi malas.

"Ohiya oke oke maaf" Jawab Ola

"Sekarang giliran lo Di" Kata Ferza.
"Dare" Jawab Ardi singkat.

"Gue aja yang ngasih Dare ke dia" Kata Ferza yang membuat gue dan Ola mengangguk.

"Tembak cewek yang lo suka pada saat hari ulang tahunnya" Kata Ferza yang membuat Ardi kaget, begitupun gue dan Ola.

Aneh - aneh aja Ferza ngasih Dare nya, kasian juga kan sih Ardi, karena gue tau banget Ardi paling susah nyatain perasaan kepada seseorang.

Tapi, sebenarnya ada untungnya juga sih Ferza ngasih Dare kayak gitu ke Ardi, jadi gue bisa tahu perasaan Ardi selama ini ternyata untuk gue atau bukan.

"Hm oke gue terima" Jawabnya yang membuat gue tambah kaget, tetapi membuat Ferza tersenyum puas.

Bagaimana jika bukan gue yang ditembak Ardi? Ah galau lagi deh.

"Oke permainan selesai, tetapi Dare Anya dan Ardi belum selesai, jadi kita harus nunggu dengan sabar apalagi nunggu Ardi nyatain perasaannya sama cewek yang dia taksir hahaha" Kata Ferza sambil tertawa.

"Kaco banget emang Dare lo" Kata Ardi kesal.

"Yaudah tidur dulu lah, besok ketika kita bangun pokoknya lo udah harus nyiapin sarapan buat kita yah Nya" Kata Ferza mengingatkan gue.

"Iya bawel lo" Kata gue kesal.

Akhirnya kami berempatpun memasuki kamar masing - masing dan segera beristirahat.

***

Beep beep beep

"Anya alarm lo berisik banget!" Kata seseorang yang berada disamping gue. Ola.

Gue membuka mata gue dengan sangat terpaksa, kalau aja gue gak dikasih Dare gak bakal deh bangun pagi - pagi banget kayak gini.

Gue segera mematikan benda sialan itu dan segera menuju kamar mandi.
Setelah selesai mandi, gue langsung menuju dimana kulkas berada, gue mengambil bahan - bahan apa saja yang bakal gue masak nanti. Untung gue sering bantu Mamah masak, jadi sedikit - sedikit gue bisa lah masak, rasanya juga oke kok.

Satu persatu gue memasukkan bahan - bahan yang diperlukan untuk memasak nasi goreng, sengaja memasak nasi goreng karena menurut gue ini adalah makanan termudah yang bisa gue masak dan cocok juga dong yah buat sarapan?

Setelah selesai memasak nasi goreng ala chef Anya, gue meletakkannya di meja makan, tapi kenapa mereka bertiga belum ada yang bangun? Padahal jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi.

"Hahaha beneran dimasakin Di" Kata Ferza yang tiba - tiba sudah duduk dikursi dan diikuti oleh Ardi dibelakangnya.

"Baru aja pengen gue bangunin lo pada, iyalah gue kan sportif, sekarang tinggal nunggu Ardi aja yak an?" Kata gue sambil tersenyum penuh arti.

"Iya" Jawab Ferza sambil terkekeh.

"Bawel deh lo semuanya, Ola mana?" Tanya Ardi.

"Gue disiniiii" Jawab Ola dari belakang Ferza dan Ardi sambil tersenyum.

"Panjang umur emang lo La" Kata Ferza

"Amin hahaha" Kata Ola sambil tertawa "Akhirnya Anya bisa bangun pagi" Kata Ola yang membuat gue memutarkan bola mata dengan malas.

"Gimana masakan gue? Gak kalah kan sama masakan - masakan restaurant makan diluar kan?" Tanya gue sambil menyombongkan diri.

"Lumayan sihhh" Kata Ola sambil mengangguk - anggukan kepalanya "Lumayan, bisa jadi calon istri yang baik hahaha" Jawab Ola sambil tertawa puas.

"Jijikkk" Kata gue geli yang membuat mereka tambah menertawakan gue.

"Kenapa harus jijik sih Nya? Suatu saat juga lo bakalan jadi istri hahaha" Kata Ferza masih dengan tawanya.

"Yatapikan gak harus ngomongin begituan sekarang juga kali" Jawab gue lemas.

"Udah udah, pokoknya kita abis ini langsung ke kebun teh oke?" Kata Ardi yang langsung kita sahuti.

"OKE!" Jawab kita berempat.

Setelah selesai makan akhirnya gue dan ketiga sahabat guepun pergi ke kebun teh untuk menikmati pemandangan dipagi hari. Sungguh luar biasa indahnya, andai saja di Jakarta masih ada tempat seindah dan sesejuk ini.

++++++++++++++++++++++++

Yoihhh apdet lagi.
Seperti biasa jangan lupa vote dan commentnya yah, kasih saran juga sangat bolehhh.
Oya baca cerita baru gue yuk judulnya 'Time is Love" Yuk ah dibaca;)

Xoxo

Crazy LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora