17. Truth or Dare

41.2K 2.2K 25
                                    

Anya P.O.V

Malam pun kini telah tiba, dan akhirnya hubungan antara gue dan sahabat - sahabat gue kembali membaik. Kini Ardi dan Ferza masih sibuk dengan PS nya sedangkan gue dan Ola sedang sibuk memasak untuk makan malam nanti.

"Makan malam telah siap, Ardi Ferza pokoknya kalo masih sibuk main PS makanannya gue abisin berdua Anya" Seru Ola kepada mereka berdua.

"Ehhh enak aja lo La" Jawab Ferza yang langsung menghambur ke meja makan dan diikuti Ardi dibelakangnya.

"Hahaha lagian sih dari tadi sibuk banget sama PS" Kata Ola sambil tertawa.

"Bodo amat" Jawab Ferza sambil menjulurkan lidahnya dan hal ini malah membuat gue tertawa, namun tawa gue berhenti ketika pandangan gue tertuju kepada Ardi.

Mengapa raut wajah Ardi aneh seperti itu? Kayaknya Ardi lagi memikirkan sesuatu, tapi apa?

"Heh udah udah, pada makan dulu nanti dilanjutin lagi ketawanya" Kata gue kepada Ola dan Ferza.

"Iya Anya" Kata mereka berdua serempak.

***

Setelah selesai makan malam, kami berempat berkumpul di halaman villa, tempat ini memang sangat nyaman, udaranya juga sangat terasa sejuk.

"Dari pada bosen gak ngapa - ngapain gimana kalo kita main games?" Ajak gue kepada mereka bertiga.

"Boleh juga, tapi games apa?" Tanya Ardi yang membuat gue langsung berfikir.

"Gimana kalo ToD?" Tanya Ferza

"Boleh tuh boleh" Jawab Ola bersemangat.

"Lo gimana Nya Di?" Tanya Ferza.

"Gue mah ikut aja" Jawab Ardi seadanya.

"Gue juga!" Jawab gue bersemangat.

"Oke, gue bakal putar pensil ini, jika ujung pensil ini menunjuk salah satu dari kita, berarti dia yang paling pertama, gimana?" Tanya Ferza.

"Oke" Jawab kami serempak.

Pensil tersebutpun terputar, dan tepat sekali ujung pensil tersebut menunjuk kearah gue. Emang nasib gue selalu sial.

"Ah curang banget tuh pensil" Kata gue sambil menyalahkan pensil tersebut.

"Anya, Truth or Dare?" Tanya Ferza yang membuat gue bingung.

"Apa yah? Kalo O aja gimana?" Tanya gue sambil terkekeh.

"Serius Anya" Kata Ola malas.

"Iya iya, gue milih Dare deh" Jawab gue lemas.

"Oke kita bakalan diskusi dulu buat ngasih Dare yang paling konyol ke elo hahaha" Kata Ferza sambil tertawa jahat. Kurang ajar.

"Jangan yang aneh - aneh deh" Kata gue malas.

"Oke, Dare nya yaitu ...." Kata Ferza menggantung setelah selesai mendiskusikan Dare yang tepat untuk gue.

"Anya harus ...." Tambah Ola yang masih saja menggantung.

"Bangun lebih pagi dari pada kita bertiga, dan harus udah nyiapin makanan tanpa dibantuin Ola" Tambah Ardi yang membuat gue melotot.

"Ih gak mau! Entar kalo gue kesiangan gimana?" Tanya gue.

"Dare lo bakalan lebih parah dari apa yang kita suruh kali ini" Jelas Ferza yang membuat gue pasrah.

"Yatuhan, okelah oke!" Jawab gue pasrah.

"Good! Oke kita mulai lagi, sekarang giliran Ola" Kata Ferza

"Gue Truth aja deh" Jawab Ola

"Oke, gue aja yang ngasih pertanyaan" Kata gue sambil tersenyum licik.

Crazy LoveWhere stories live. Discover now