8. 4 Season - Taeyeon

454 76 16
                                    

"You were my whole world but I'm letting you go
Did I really love you?"

[4 Season - Taeyeon]

.

Jika ditanya apa kebohongan termanis yang pernah ada di dunia, maka jawabannya ialah janji yang tak dipenuhi. Manisnya janji jika tidak ditunjukkan lewat perbuatan nyata hanya akan menggoreskan luka di hati. Begitulah sebuah janji yang menyakitinya sampai kini, rasa manis itu hanyalah bagian luarnya, namun didalamnya terasa pahit.

Gadis itu melangkahkan kakinya keluar dari arena ice skating, tak menghiraukan seorang pria yang memintanya untuk menunggu. Katanya berbagi masalah dengan seseorang dapat meringankan beban pikiran. Namun, entah mengapa ia sedikit menyesal, pria itu bahkan hanya diam. Kesal, memang sedari awal tidak ada yang mengerti dirinya. Berbagi masalah? Omong kosong. Berbagi masalah hanya akan menambah beban di pundak orang lain, lebih baik dipikul sendiri.

Setiap orang pasti pernah berpikir untuk bisa melupakan masalahnya walau sebentar saja. Tentunya itu juga berlaku pada Wonyoung. Ia hanyalah anak yang kurang beruntung tentang beberapa alasan. Ya, kinipun ia berakhir menenggak beberapa kaleng bir yang sebelumnya ia beli di supermarket.

'Bahkan dari sekian banyak tempat yang ada, kau memilih duduk diseberang toko roti itu, haha.' Wonyoung bergumam sambil tertawa kecil. Udara malam yang semakin dingin itu belum mampu mengusirnya dari sana. Ia kembali menenggak bir itu, berharap dirinya bisa menghilang atau mungkin amnesia.

Pukul sepuluh malan, sudah tak sebanyak tadi orang yang berlalu lalang atau mungkin lebih tepatnya hanya ada beberapa pasang kekasih. Wonyoung masih dapat menangkap sosok yang tengah berjalan kearahnya, pandangannya kabur tapi ia sadar betul bahwa itu pria yang tadi ia tinggalkan. Entah mengapa ia merasa ini salah, seharusnya ia tak perlu mendekati orang yang jelas - jelas belum mampu melupakan cinta lamanya. Seharusnya ia tak meneruskan kebetulan - kebetulan yang mereka alami menjadi pertemuan yang seperti ini.

Disaat seseorang memanggil namamu, tentunya kau melihat ke arah sumber suara. Sekali lagi Wonyoung melakukannya, walaupun akalnya menolak hatinya memilih. Memilih untuk menatap sosok itu sekali lagi.

'Andai saja aku bisa memilih jatuh cinta kepada siapa, maka aku tak ingin memilihmu karena ini sebuah kesalahan.' Hatinya berbicara.

"Kau mabuk?" Tanya Sunghoon sambil menenteng cake stroberi yang lupa ia bawa.

"Tentu saja tidak." Ucapnya seraya bangkit dan berjalan sedikit sempoyongan.

"Sudah malam, sebaiknya kau pulang." Ucap pria itu mengingatkan setelah ia mengecek pukul pada jam tangannya. Dapat dilihatnya gadis yang tengah berusaha berjalan sambil memegangi beberapa tiang lampu untuk tetap berdiri. Sunghoon menyusul untuk meraih tangan seseorang yang mungkin akan jatuh beberapa langkah lagi. Tanpa aba - aba ia langsung saja menggendong gadis itu dipunggungnya.

"Tidak perlu, aku bisa jalan sendiri." Tolak Wonyoung dalam ucapan yang sedikit tidak jelas, namun masih bisa Sunghoon terdengar. Ia berusaha untuk turun dan melepaskan tangan pria yang memegangi kedua sisi lututnya.

"Diam atau aku tinggalkan." Ujar pria itu dingin. Wonyoung tak lagi memberontak saat mendengar ucapan pria itu. Jujur saja ia tak sanggup lagi jika harus berjalan lebih lama.

"Aku tidak mengerti, terkadang kau dingin lalu disaat yang lain kau hangat. Terlalu banyak kebetulan aku menangis dihadapanmu. Kau bisa memilih untuk mengabaikanku seperti orang asing, namun kau selalu mengulurkan tanganmu. Kau membuatku repot. Kan aku jadi. . ."

'suka padamu.' Sambung Wonyoung dalam hati.

"Apa?" Sunghoon tidak terlalu mendengar apa yang gadis itu ucapkan. Namun, saat ia sedikit menoleh ia mendapati gadis itu tertidur di bahunya.

AGAIN [Revisi]Where stories live. Discover now