1

187 37 7
                                    

Sore sore begini memang paling enak nongkrong di kafe bersama teman-teman sepergaulan. Itu pula yang kini akan dilakukan oleh Juniar sebelum ibunya tiba-tiba memanggilnya.

"Mau kemana lagi kau?"

"Biasalah, Ma. Nongkrong sama anak-anak eksoh."

"Ajak Windi sekalian lah. Biar dia gak di rumah aja, takut kesepian nanti dia."

Merasa namanya terpanggil, Windi yang sedang memainkan ponselnya di kamar langsung keluar.

"Apalah, Bi. Aku gak kesepian." ujarnya.

"Bawa lah dia."

"Masak ya aku bawa Windi ke tempat tongkronganku yang isinya jantan semua. Mama ini macam mana?"

"Mama kenal semua teman-temanmu lah, mereka baik-baik kan."

Juniar melirik pada Windi, "Mau ikut kamu?"

"Ikut aja sana, Win. Daripada di rumah. Bersosialisasi, kenalan aja dulu sama teman-temannya Juniar." sahut Mama Juniar.

"Ya udah, iya. Windi ikut."

•••

"Nama gengmu eksoh? Nama apaan itu?"

"Soalnya kita ekSOHtis"

"Biasa aja dong. Sohnya jangan sambil monyong-monyong."

Begitu sampai, Juniar memarkirkan mobilnya agak jauh dari kafe tempat teman-temannya berkumpul.

"Kenapa jauh banget parkirnya?"

"Yang lain pada bawa motor, aku bawa mobil sendiri. Malu lah."

"Ada orang malu bawa mobil? Mobil bagus gini lagi."

"Suka-suka akulah."

Mereka berjalan sedikit kembali menuju kafe. Kafe itu cukup besar. Parkiran bahkan penuh dengan banyak mobil dan motor. Lampu kerlap-kerlip menyala berwarna oranye ditambah nuansa vintage yang menjadi tema kafe tersebut.

Begitu masuk, seorang pelayan wanita berpakaian rapi nan sopan menyapa mereka. Juniar membalas sapaannya dan langsung pergi melewati banyaknya kerumunan lain di kafe itu. Berjalan menaiki tangga ke lantai dua. Di sana, ada segerombolan pria yang langsung menoleh ke arah mereka ketika Juniar berteriak "Yo!"

"Wah, gak biasanya telat kau!" ujar salah seorang di antara mereka.

"Wah, bawa perempuan rupanya!"

"Siapa tuh? Gandengan baru?"

"Lah, cewek baru lagi?"

"Apaan! Cewek baru cewek baru. Ini sepupu aku lah." balas Juniar.

"Oooh sepupu. Kirain,"

"Siapa namanya?"

"Windi," jawab si mpunya nama sedikit malu-malu.

"Windi Windi, sini duduk jangan berdiri aja." ujar pria berkaus hitam sambil tersenyum dan menggeser duduknya menyisakan tempat kosong.

Windi tersenyum kikuk dan melirik sepupunya seolah meminta persetujuan atau diyakinkan.

"Duduk aja," balas Juniar.

Setelah Juniar berkata begitu, barulah ia duduk di tempat yang sudah disediakan oleh teman sepupunya.

"Windi, kamu mau minum apa? Atau mau makan? Ini nih liat dulu aja menunya." ujar pria di sebelahnya sambil menunjukkan buku menu.

"Iya."

Windi lagi-lagi melirik pada Juniar yang kini tengah berbincang dengan temannya yang lain.

"Windi kuliah?"

Photograph Where stories live. Discover now