2

9.4K 1.2K 77
                                    

Wokey. Karena diminta panjang, berarti alurnya pelan-pelan yak. Gak cepak cepak jeder kayak si Linzy ama Nick kemarin 🤣🤣#plakk.

Happy reading ♥️

______________

Antoni meletakkan kedua sikunya di meja, menautkan jemari lalu menjadikannya sebagai tumpuan dagu. Ia membaca dengan saksama apa yang terpampang di layar monitornya. Data lengkap tentang seorang wanita bernama Emily Hudgens. Wanita yang saat ini tengah bregelung nyaman di atas sofa ruang tamunya.

Kata-kata wanita itu terputar ulang ketika Antoni membaca detail-detail yang sama dengan ocehan Emily. Kuliah sambil bekerja, hidup sebatang kara, empat setengah tahun bekerja di perusahaannya, dan detail lain yang lebih pribadi. Antoni sungguh setuju dengan pertanyaan Emily sebelumnya, "Kita tidak pernah bicara, hampir tidak pernah berpapasan, maka siapa yang akan percaya jika ini semua kebetulan semata?"

Antoni menarik dirinya menjauh dari layar, lalu bersandar pada kursi. Ia melirik wanita itu dan kembali berpikir. Antoni tidak bisa mengingat sedikit pun tentang Emily. Mereka benar-benar orang asing, dan justru itulah keanehannya.

Sore tadi saat ia menarik Anne pergi, Anne tampak lebih marah daripada dirinya.

*

"Aku tahu kau tidur dengan jalang itu," sembur Anne.

"Apa yang kau bicarakan?"

"Jangan pura-pura tidak tahu, Antoni!" Anne mendorong pundak Antoni dan terlihat berang.

"Aku rasa kaulah orang yang sedang berpura-pura di sini," gumam Antoni masih berusaha tenang.

"Itu Emily! Aku tahu kau tidur dengannya!"

"Bagaimana kau tahu, sedangkan aku bahkan tidak tahu siapa Emily? Apa yang salah denganmu?"

"Kau akan bersikeras sampai akhir?"

"Kau ingin mengakhirinya dengan cara rendah seperti ini?" tanya Antoni balik. Pria yang sedari tadi tampak tenang itu akhirnya lelah mengendalikan diri. Rahang Antoni  mengeras dan tatapannya berubah tajam.

"Kau yang baru saja bersama pria lain, jadi jangan mengarang cerita hanya untuk memutar balikan posisi kita. Kita sama-sama tahu siapa penjahatnya."

"Dasar pria licik," geram Anne.

Antoni menatap ke arah lain, akhirnya benar-benar muak. "Aku berubah pikiran. Tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan. Sekarang keluar!" kata Antoni pelan.

"Kau benar-benar tidak akan mengakuinya?" sembur Anne lagi.

Antoni memanggil Don dan begitu Don muncul, Anne diseret pergi, enyah dari pandangan Antoni.

*

Antoni tidak melihat kebohongan di mata Anne, dan justru itu keanehannya. Anne diseret pergi seraya meracau tentang peramal yang memberitahunya tentang Emily. Peramal itu mungkin hanya bicara asal pada Anne demi uang, tapi bertemu dengan Emily di bar tadi tentu keanehan yang lain.

Antoni tadinya sedang melamun dalam perjalanan pulang. Ia menatapi lampu-lampu pertokoan hingga akhirnya memerintah Don untuk menepi. Ia menemukan bar kecil, tempat di mana ia yakin tidak akan ada seorang pun yang mengenalinya. Ia menginginkan tempat untuk bisa menyendiri dalam keramaian, tapi di sana justru bertemu dengan Emily. Siapa yang akan percaya jika itu hanya kebetulan? Bahkan Antoni tidak bisa mempercayainya, padahal sungguh mengetahui kebenarannya. Walau Antoni tidak berselingkuh seperti yang Anne tuduhkan, tapi ia akui Emily memang memikat. Ia tertarik melihat bagaimana Emily bicara dengan percaya diri, apa adanya, dan lucu. Melihat bagaimana wanita itu mendongak untuk menenggak minumannya, Antoni akui leher itu sungguh mengundang untuk diberi tanda.

Affair or Fair?Where stories live. Discover now