Bagian 09: Segunda hermana

328 73 6
                                    

5.000 tahun Alter berhasil berdamai dengan keadaan dan dirinya sendiri. Setelah 5.000 tahun yang Alter lewati kini Adiknya sudah tumbuh menjadi Adik yang paling lucu bagi Alter.

Dengan begitu waktu terus berjalan hingga Alter tidak menyadari bahwa Gisanna tengah mengandung anak ke duanya, dalam artian itu juga adik kedua Alter.

Alter berjalan di lorong dan tanpa sengaja ia harus berpapasan dengan Gisanna, disana ia melihat wanita itu tersenyum bahagia kearahnya. Disaat itu juga langkah Alter berhasil dihentikan karena Gisanna yang menyuruhnya untuk berhenti.

"Kau sudah tau kabarnya, Alter?" Gisanna bertanya.

Alter mengernyit. "Soal apa?"

Gisanna kembali tersenyum dan mengelus perutnya pelan, "Disini akan lahir adikmu lagi."

Mendengar itu Alter hanya tersenyum walau ada kepingan hati yang masih harus dirapihkan lagi, "Aku akan menunggunya sampai lahir disini" kemudian ia melanjutkan langkahnya meninggalkan Gisanna disana.

Waktu memang sudah berjalan cepat baginya untuk melupakan Gisanna, tetapi Alter masih punya kepingan hati yang harus ia rapihkan lagi, untuk menjadikan kepingan itu terlihat sempurna. Alter bahagia, karena nyatanya mempunyai adik membuat dirinya tidak kesepian lagi.

"Kak Alter!"

"Ashka? ternyata kau sudah bangun, ya."

"Jangan lari" sebab disana Alter melihat adiknya itu berlari untuk menghampirinya.

"Kau mau bermain denganku hari ini? aku bosan sekali dikamar" anak itu merengek dan meminta cepat jawaban Alter dari ajakannya untuk bermain.

"Umm, akan kupikirkan lagi" Alter tersenyum jahil kemudian berjalan meninggalkan adik kecilnya namun ia terus mengekor dibelakangnya.

"Ayolah ayolah! aku bosan sekali."

Alter menghentikan langkahnya membuat Ashka menabrak punggungnya, "Aduhhh!" disana Ashka memegangi kepalanya yang sedikit pusing karena menabrak punggung Alter tadi.

Alter berbalik dan melihat adiknya tengah mengelus-elus kepalanya yang mungkin terasa sakit akibat benturan menabrak punggungnya tadi.

"Hahah maafkan aku, kau terlihat lucu sekali Ashka."

"Kau ini, kebiasaan sekali berhenti mendadak seperti tadi" anak itu memalingkan wajahnya dan membuat wajah cemberut yang membuat Alter semakin gemas terhadap adik kecilnya ini.

"Maaf, sebagai permintaan maafnya, aku akan bermain denganmu hari ini" tawarnya.

Berhasil! sebenarnya hanya akal-akalan nya saja terlihat cemberut seperti tadi, agar kakaknya itu mau bermain dengannya hari ini.

"Beneran?" Alter hanya mengangguk dan mencubit gemas pipi Ashka.

"Yeay!" anak itu melompat girang dengan tangannya yang ia ayunkan ke udara.

*****

"Kakak... kenapa disini sepi sekali?" Saat ini keduanya tengah berjalan sambil berpegangan tangan di hutan yang tampak gelap namun langit masih terang.

"Ini kan hutan, pasti sepi Ashka" Alter menjelaskan.

"No no bukan itu, tidak berjalan disini pun ditempat ini hanya ada kau, aku, ayah, dan ibu."

Alter tergagap, ia tidak bisa memberitahukan Ashka untuk saat ini.

"Aku tidak tau, sudahlah, apa kau ingin menangkap burung lagi?" tanyanya berusaha untuk mengalihkan perhatian Ashka.

Ashka menggeleng, "Aku malas mengejarnya, kak. Apalagi dengan perut buncit ku ini" Ashka menunduk dan menunjukkan perut buncitnya kepada Alter.

Alter tertawa. Jujur perut Ashka memang sedikit buncit karena ia terlalu bahagia dengan makanan. Kehidupan Alter dan Ashka ini berbeda, Alter yang sejak kecil harus meminum darah berbeda dengan Ashka yang selalu disuguhi susu buatan Gisanna. Mungkin itu yang membuat perutnya sedikit buncit.

"Kau tau, meskipun kau buncit, kau terlihat lucu dan menggemaskan di mataku."

"Kau selalu saja menghiburku, padahal aku tidak ingin dihibur dan aku tidak mau perutku terlihat buncit!"

"No, aku sedang tidak menghiburmu. Lihat pipi gembul ini, dan lihat perut lucu ini" tangan Alter bergerak mencubit pipi dan mengelus lembut perut Ashka.

"Kau memang sudah lucu saat lahir" ia meneruskan kalimatnya.

Setelah Ashka berpikir sebentar ia sadar, "Benar, aku seperti ini karena aku bahagia dengan makanan yang ibu masak. Betul kan, Kak?"

Alter mengangguk dengan tersenyum, "Pinter."

Tiba-tiba saja Alter melihat wajah adiknya ini sedikit ditekuk seperti menahan sesuatu.

"Aku lapar."

"Lihat, barusan kau menyesal karena punya perut buncit seperti ini, sekarang kau sudah meminta makan lagi" Alter hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah imut Ashka.

"Bukan salahku, yang salah perutku!"

Alter mengusap lembut rambut Ashka, "Baiklah, baiklah. Kita pulang sekarang."

*****

"Apa kau sudah memberitahu anak-anakmu?" Almor bertanya.

Gisanna yang sibuk memotong buah apel itu mengangguk, "Aku baru memberitahu Alter."

"Apa dia senang?"

"Kurasa seperti itu."

"Kau memang hebat, sayang."

"Kau mau?" Gisanna menyodorkan sepotong apel yang sudah ia potong-potong menjadi beberapa bagian.

"Kau lupa aku siapa?"

Gisanna nyengir, "O-oh iya."

"Apa kau selalu lupa siapa suamimu ini, sayang?" Almor mendekati wajah Gisanna dan menatapnya tajam.

"Ti-tidak, kau jangan seperti itu, wajahmu sangat menakutkan!"

Kemudian pintu rumah mereka berdecit tertanda bahwa ada yang masuk atau keluar dari kastil ini.

"IBU AKU LAPARRR!!!"

Dari atas sana Gisanna bisa melihat putranya berlari keatas dengan berteriak memanggil namanya.

"AKU DISINI SAYANG! JANGAN LARI."

"AKU LAPAR, IBU."

"Hey perhatikan perut buncit mu, adik" disana Alter mengejek melihat Ashka yang berlari kesusahan karena perutnya.

"DIAM KAU KAKAK!!!"

Tawa Alter menggelegar mendengar adiknya itu meneriakinya.

*****

Hi guys aku balik lagi sama NAWRILIA CASTLE, udah lama banget aku ga update dan ninggalin cerita ini. semoga kalian masih ingat dengan alur dan tokoh NAWRILIA CASTLE

Oiya kalo kalian suka sama ceritanya bantu ramein, komen dan kasih vote kalian buat cerita ini biar aku semangat buat lanjutin part selanjutnya! 🧛🧛

NAWRILIA CASTLE || NCT Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora