"Bay di mana Rayan?"tanyaku pada Bayu bertender Bar.

"Bos di lantai dua Fey, samperin aja" jawabnya.

Aku pun mulai berjalan menaiki setiap anak tangga menuju lantai dua. Seketika langkahku terhenti, saat melihat Rayan yang tengah berciuman dengan seorang pria. Aku langsung membalikkan tubuhku saat Rayan melihatku sekilas.

Astaga mataku selalu ternodai. Bahkan hampir setiap hari mataku selalu melihat pemandangan sex, ntah itu di rumah ataupun di luar rumah seperti sekarang.

"Fey..."

Aku berbalik saat suara Rayan memanggilku. Ku lihat pria yang bersama Rayan tengah menatapku tanpa ekspresi. Aku bisa melihat kemeja putih yang dia pakai kancingnya sedikit terbuka menampilkan dada bidangnya.

"Sorry Yan ganggu" ucapku tak enak.

"Santuy aja Fey, sini sekalian aku kenalin kamu sama pacarku"

Aku melangkah menuju samping Rayan. Kenapa sedari tadi pacar Rayan terus menatapku ya? Jangan bilang dia menyukaiku lagi?

"Baby kenalin ini Fey temanku" ucap Rayan memperkenalkan ku pada kekasihnya.

"Lio" ucapnya menyodorkan tangan padaku.

"Fey"

Aku pun menerima jabatan tangannya, pintar juga Rayan memilih pacar benar-benar sangat tampan seperti oppa Korea.

"Ingat baby.. kamu jangan naksir sama Fey, karna dia gak suka sama yang berbatang"

"Mm... Gak akan. Lagian dia masih bocah"

What the... Apa dia bilang? Bocah?! Aku sudah berumur 20 tahun, dan bukan bocah lagi. Memang pacar Rayan ini umur berapa sih? Bisa-bisanya dia mengatakan aku masih bocah, ckk.

"Aku pulang dulu, nanti kita lanjutkan yang tadi di apartmentmu" ucapnya lagi.

Ku lihat pacar Rayan mengambil jasnya lalu dia mencium kepala Rayan. Setelahnya dia berlalu pergi meninggalkanku dan juga Rayan. Kenapa aku sedikit geli ya melihat pemandangan barusan? Padahal aku dan Rayan saja 11 12.

"Maafkan pacarku Fey, dia memang begitu benar-benar cuek terhadap orang baru"

"It's okey Yan"

"So, ada perlu apa mbak Fey datang kesini? Bukannya beberapa hari lalu kita udah ketemu? Atau jangan-jangan kamu kangen sama aku ya, Fey?"tanya Rayan sembari tersenyum jahil.

"Jijik aku mas kangen sama kamu"

Ku lihat Rayan tertawa pelan saat aku berkata seperti itu "jangan jijik neng, nanti eneng naksir lagi sama Abang"

"Idihhh... gak bakalan Yan. Kamu bukan tipeku. Tipeku itu yang cantik-cantik"

"Tapi Fey.. kamu harus coba rasanya di coblos sama yang berbatang. Aku yakin kamu bakal ketagihan"

"Aku gak mau Yan. Pengennya aku yang coblos bukan di coblos"

"Kamu kan gak punya batang Fey, gimana caranya nyoblos?"tanya Rayan menatapku bingung.

"Pake batang pohon" ucapku asal.

Ku lihat Rayan hanya tersenyum menggelengkan kepalanya "oke-oke.. jadi ada perlu apa kamu datang kesini Fey? Apa kamu butuh sesuatu?"tanya Rayan.

Aku pun mulai menceritakan semuanya yang terjadi beberapa hari lalu tentang keluargaku pada Rayan. Kurasakan Rayan mengusap pundakku, dan tersenyum.

"Kenapa kamu harus sedih Fey? Kan kamu masih punya aku yang siap membantu. Kamu udah aku anggap sodaraku sendiri, jadi jangan sungkan untuk meminta bantuan ku"

Don't Touch Me Место, где живут истории. Откройте их для себя