Beberapa menit ia mengikuti mobil Haechan, akhirnya Mark tahu ke mana pria itu pergi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Beberapa menit ia mengikuti mobil Haechan, akhirnya Mark tahu ke mana pria itu pergi.

"Gereja?" gumam Mark yang membiarkan mobil Haechan masuk dan memarkirkannya lebih dulu. Setelah pria itu masuk ke dalam gereja, Mark ikut memarkirkan mobilnya tak jauh dari milik Haechan.

Mark keluar dari mobil lalu masuk ke dalam tempat ibadah itu. Ia melihat Haechan duduk di salah satu kursi sambil menundukkan kepala. Mark tidak tahu apa yang pria itu lakukan karena ia berada di belakang Haechan. Mark pun memilih untuk duduk di kursi belakang yang tidak terlalu jauh dari posisi Haechan. Tampaknya pria itu sedang fokus berdoa hingga tidak sadar akan kedatangan orang lain selain dirinya.

Tak lama, Mark melihat bahu pria itu bergetar lalu terdengar suara hisak tangis. Tangis yang begitu sedih hingga Mark tidak tahan untuk terus berdiam diri. Pada akhirnya ia bangkit dan pergi untuk duduk di samping kursi Haechan. Mark mengeluarkan sapu tangan lalu memberikannya pada Haechan, pria yang sedang menangis itu terkejut saat seseorang memberikannya sapu tangan. Ia menoleh untuk menatap siapa orang itu, ketika tahu, ia hanya bisa terdiam sambil menatap wajah Mark dengan air mata yang terus berjatuhan. Mark dengan lembut mengusapkan air mata di pipi Haechan dengan sapu tangannya.

"Aku tidak suka melihatmu menangis." ucap Mark dengan lembut lalu tersenyum tipis. "Tapi jika itu yang membuat hatimu terasa nyaman, maka lakukanlah. Aku akan menemanimu di sini sampai kau merasa baik."

Haechan kembali menundukkan kepala dan terlihat air matanya kembali menetes. Mark membiarkan pria itu menangis sesukanya tanpa bertanya. Ia akan bertanya saat pulang nanti, ketika Haechan sudah lebih tenang.

Setengah jam berlalu, Haechan sudah terlihat lebih tenang dengan mata terpejam sambil menundukkan kepala. Terakhir ia juga menghela nafas berat sebelum melontarkan kalimat ajakan.

"Ayo pulang, sudah malam."

Mark pun menyetujui ajakan itu hingga mereka keluar saling bersampingan. Di parkiran, Haechan melihat mobil Mark kemudian ia tersenyum.

"Ternyata benar dugaanku kalau mobil itu milikmu." ucap Haechan.

"Kau tahu?"

"Tentu saja. Aku pernah melihatnya dulu dan aku selalu ingat setiap detail tentangmu."

"Kalau kau tahu kenapa diam saja?" tanya Mark.

"Karena aku tidak peduli?" jawab Haechan terkesan tidak acuh.

Mark terdiam lalu ia mengusap tengkuknya karena bingung ingin membalas apa. Melihat itu Haechan terkekeh pelan lalu melontarkan umpatan kecil.

"Dasar bodoh!" kemudian mendapat senyuman malu dari Mark.

"Yah.. aku ketahuan menguntitmu."

"Orang bodoh mana yang menguntit rumah seseorang dengan mobil pribadi yang pernah orang itu lihat sebelumnya? Lain kali kalau mau jadi mata-mata belajarlah padaku." ucap Haechan terdengar sombong lalu ia mendekati mobilnya.

HOCKEY BOYS! √Nomin ft MarkhyuckWhere stories live. Discover now