ep.3

2 1 0
                                    

"Seharusnya lo pasang disini Mel, bukan disitu!"

"Arghh, gue pusing ladenin permintaan lo tau gakk?!"

"Ya lo gak bisa nolak! Udah janji kan mau bantuan gue?!"

Amel memutar bola mata malas memandang wajah sepupunya yang sangat-sangat menyebalkan itu. Apalagi saat melihat kebahagian dimatanya yang sungguh terpatri, membuat Amel mendengus malas.

"Lang udah yah? Gue capek, mau tidur dulu bentar"Amel hendak berdiri, namun sepupunya dengan cepat mencegahnya.

" no no no no, lo kagak boleh pergi sebelum kereta ini selesai dirakit!"ucapnya tersenyum menyebalkan dimata Amel.

"Haiss--sadar Galang kampret! Lo itu udah bau tanah, gak cocok main anak-anak kek beginian!"

Galang yang fokus dengan rakitannya kini mendongak dengan bibir mengerucut tak suka.

"Nangis lo!"

Galang semakin berkaca-kaca dibuatnya. Lalu dengan gerakan cepat tangannya mencubit Amel.

"Ih apaansih njirr! Jangan sentuh-sentuh gue!"

"Emang kenapa kalau gue main beginian? Masalah banget buat lo?" ucap laki-laki itu bersedekap dada.

"Bangett!"

"Yaudah deh, gue bosen dan sebel main ama lo! Mending main sama Charly dirumah! Lebih mengasikkan! bhay!" balasnya dan Galang benar-benar pergi meninggalkan Amel setelah memberi hadiah terakhir berupa cubitan dilengan Amel sekali.

Amel menganga. Tak menyangka itu anak saudara ayahnya. Kenapa Galang semenyebalkan itu? Apalagi saat melihat gaya bencongnya saat berbicara, sangat membuat Amel ingin terbang saja kelangit tanpa harus melihat wajah sepupunya itu.

Tuhan memang menciptakan makhluk-makhluknya berbeda dengan sangat luar biasa. Amel pikir modelan sepupunya itu sangat jarang ditemui dikalangan anak jaman sekarang. Namun memang benar adanya.

Ah sudahlah, lebih baik Amel keatas kamarnya untuk menonton drakor kesukaannya saja.Daripada Amel bengong sendirian seperti orang gila diruang keluarga ini sendirian dan harus melihat kegilaan sepupunya yang sekarang sedang bersenda gurau dengan seorang makhluk bumi didepan sana.

Apalagi saat melihat wajah keceriaan Galang bermain dengan Charly--sang kucing piaraan Amel yang sudah sangat dianggap teman oleh Galang.

"Lang, kalau ayah bunda gue udah dateng, panggil gue yah? Gue keatas dulu!" sebelum menyempatkan diri untuk menaiki tangga, Amel menyempatkan diri untuk menyapa Galang.

Galang hanya menatap Amel sekilas sebelum kembali sibuk dengan dunianya sendiri. Mungkin masih kesal dengan dirinya? Namun Amel tak peduli dan mulai melanjutkan menaiki anak tangga menuju kamarnya satu persatu. Biarkan saja laki-laki itu kesal dengannya. Nanti akhirnya juga pasti Galang akan kembali normal kembali dengannya.

Sudah menjadi kebiasaan Galang seperti itu, dan ujung-ujungnya Amellah yang akan selalu menang. Tak peduli Galang melaporkannya keorangtuanya, Amel yang akan terus dibela setiap saat.

•••





"Enaknya ngapain yak?" ujar Amel menompa satu dagunya saat sudah duduk manis diatas ranjang empuk miliknya.

"Hais, bosen banget aing!"

Amel memutar otak, mencari-cari ide untuk melakukan sesuatu agar dapat mengusir rasa bosannya.

1 detik

2 detik

3 detik

"Ndok! Gue tahu apa yang gue harus lakuin" Amel menjetikkan jarinya puas setelah mendapatkan ide cemerlang, lalu mulai beranjak turun seraya memakai sandal bulu-bulunya secepat mungkin.

RANTING RAPUHWhere stories live. Discover now