1

3 3 1
                                    

Jam sudah menunjukkan bahwa sebentar lagi akan bunyi bel pulang sekolah.
Namun engia dan rara malah asik molor di jam kosong.

Dan ketika bel berbunyi seketika itu juga mereka terbangun seperti tidak ada yang terjadi.

"Yok gia" aja rara sambil mengandeng tangan engia.

Engia yang juga sudah siap membereskan bukunya lantas menerima ajakan rara.

Drettt

"Tunggu ra, ada SMS" kata engia sambil meraba kantong roknya

"Kenapa gi" tanya rara

"Ra, kakak sepupuku mau datang" ujar engia memegang kedua tanga rara sambil melompat kegirangan.

"Kakak sepupu?" Tanya rara yang masih ngelek

"Iya ra, kakak sepupu aku mau datang yang dari inggris" jawab engia antusias.

"Oh kakak yang sering ngirim uang jajan ke lo itu ya?" Tanya rara lagi

"Iya ra, dia cantik, baik terus pintar pula" ujar engia dengan penuh rasa kekaguman

Asik berbincang tak terasa mereka berdua sudah sampai di gerbang sekolah.

"Itu supir engia dah datang, yok ra bareng aja" tawar engia pada rara

"Enggak usah gi, duluan aja nnti ada yang jemput kok" kata rara sambil tersenyum pada sahabatnya itu.

"Engia duluan ya ra, dahhhh" kata engia

"Oke gia hati-hati ya" ujar rara sambil melambaikan tangannya ke atas.

Di dalam mobil tak henti-hentinya engia tersenyum mengingat kakak sepupunya yang sudah lama ia nantikan akhirnya datang ke indonesia lagi.

Namun di tengah jalan mobil mereka berhenti.
Engia yang sedari tadi melamun dibuat terkejut karena supir pribadinya mengrem mendadak.

"Aduh maaf non, sepertinya ban mobil kita bocor" kata supir engia yang bernapa pak tatar

"Terus gimana pak? " tanya engia
" saya cek ban serap dulu non" ujar pak tatar pergi mengecek apa kan ada ban serap.

Engia yang menunggu pun akhirnya keluar dan ikut melihat ke bagasi.

"Ya non tidak ada ban serap, kalau mau kebengkel masih jauh lagi non" ujar pak tatar

"Engia telpon papa aja deh" kata engia sambil mengambil hp nya yang ada di kursi mobil.

"Halo pa"

"(......)"

"Ban mobil engia bocor pa" kata engia sambil meremas rok sekolahnya

"(......)"

"Enggak usah pa, dah pa"

Telepon di matikan dan engia mengambil semua barang-barangnya dari dalam mobil

"Non mau kemana?" Tanya pak tatar khwatir

"Gia naik angokt aja pak" ujar engia sambil menahan air matanya

Tadi saat berbicara dengan papanya, engia sadar telah menggangu pekerjaan papanya.
Sebenarnya papanya berniat mengirim kan supir lain untuk menjemput engia.
Tapi engia menolak karena engia tidak percaya dengan supir lain kecuali pak tatar, yang sudah lama menjadi supir pribadi engia.

Diperjalanan engia menahan air matanya, karna selalu menggangu papa nya. Sudah cukup jauh engia berjalan tapi rumah engia masih sangat jauh.

Angkot jarang ada yang lewat daerah ini, sesekali engia berhenti untuk mengembalikan tenaganya.

Te amoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang