Ryan: 91

79 7 6
                                    

"Anda siapa?" tanya seorang wanita yang tiba-tiba muncul, membuat Josie berjingkat kaget. Wanita yang berbeda lagi. Suaranya berbeda dengan yang ia dengar di balik pintu kamar mandi. Wanita itu muncul dengan membawa sebuah nampan berisikan makanan dan juga obat.

"Aku... Aku temannya dan---"

"Anda tidak bisa berada di ruangan ini," potong wanita itu.

Josie masih berpikir untuk mencari alasan dengan membangunkan Mia kembali. "Mia, Mia, Mia bangun..."

Satu kata yang terdengar berulang, dibisikan dengan nada panik di telinga Mia.

"Ya Tuhan, Mia. Ayo bangun!"

"A--" Hanya itu yang terlontar dari mulut Mia, yang awalnya ia ingin menangis, sedangkan Josie terlihat lega. "Aku mengkhawatirkanmu, Mia."

Mia membuka mata, melihat wajah Josie yang membayang di atas Mia. Aroma makanan menguar di udara dan perut sontak berkeruyuk perih.

"Maafkan aku."

Josie langsung bergegas meraih nampan yang dibawa wanita berseragam itu. "Biar aku yang membantunya makan."

Wanita itu menatap curiga Josie sebelum Josie tersenyum lebar. "Bisa kau bantu aku untuk mengecek kamar mandinya? Sepertinya kran-nya bermasalah," ujar Josie. Wanita itu bergeming beberapa detik mengamati Josie dan Mia bergantian sebelum beranjak pergi.

"Aku di mana?" tanya Mia serak dan tampak bingung. Ia mengedarkan pandangannya ke segala penjuru.

"Mia kau harus dengar aku. Kau tahu, penjagaan di luar sangat ketat?"

Mia menggeleng, mencoba untuk bangkit dari ranjang hanya untuk sekedar duduk. Josie membantu mengangkat tubuh Mia.

"Krannya baik-baik saja." Wanita itu muncul kembali , membuat Josie dan Mia terkejut. Napas Josie sempat tertahan beberapa detik sebelum Josie mengeluarkan suara. "Boleh aku minta waktu sebentar dengan temanku?" tanya Josie yang mencoba untuk tenang.

"Waktu Anda tidak banyak," sahut wanita itu dari ambang pintu kamar mandi. Mia mendapati wajah Josie yang kesal. "Iya, aku tahu!!!" sembur Josie tanpa menoleh. Ia menatap Mia yang tampak bingung.

Wanita itu berlalu. "Mia, kau dengar waktuku tak banyak. Aku hanya ingin memberikanmu ini," kata Josie dengan suara pelan, mirip bisikan. Sesekali Josie melirik ke belakang melalui bahunya. "Makanlah. Aku yakin kau belum makan."

Mia terlihat kian bingung saat Josie mendorong nampan mendekat. Ada kentang tumbuk dan sebotol air mineral. Manik mata Mia yang keruh, bingung, dan wajah pucatnya membaut Josie menahan amarah. "Mia, aku ingin mengatakan sesuatu padamu," Josie terlihat ketakutan saat mengucapkannya. Mia menatap Josie yang menjulang di atasnya. "Aku...Aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu dan aku bisa katakan semua ini ulah Lorna."

"Apa? Apa maksudmu?" tanya Mia penasaran.

Josie menelan ludah sambil menatap Mia dengan sedih."Ada apa ini, Jos?" tanya Mia sambil meraih lengan Josie. Keduanya bertatapan lurus sampai Josie melepaskan tangan Mia dari lengannya. "Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang."

"Tapi---"

Josie mengeluarkan satu strip vitamin darti saku jaket yang dia kenakan. Vitamin yang baru saja dia beli dalam perjalanan dan masih ada empat tablet serta sebuah kunci mobil miliknya.

"Aku rasa kau membutuhkan vitamin, Mia. Aku mohon jangan minum lagi obatmu. Sembunyikan di tempat yang aman."

"Kenapa?" Suara Mia terdengar bergetar dan wajahnya tegang. Tampilan Mia yang menyayat perasaan Josie.

Doctor Ryan - Boston Series 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang