9

1K 85 9
                                    

"teman"

"eh?"

Kamu menatap johnny heran.

"iya, teman"

Jawab johnny dengan senyum canggung.

Bukanya menyerah, kamu malah semakin mendekatkan dirimu kepada johnny. Membuatnya seketika bergerak mundur dan kini terpojokan diatas sofa.

"gak ada temen yang kayak gini om..."

Katamu dengan nada datar.

"om serius? Kita teman?"

Tanyamu sekali lagi, membuat johnny seketika terdiam. Johnny merasa terkejut dengan perubahan sikapmu kali ini, tak pernah dia menyangka jika kamu bisa seagresif ini.

"aku pikir kita bisa lebih spesial"

Kamu kini menjauhkan tubuhmu dan kembali duduk menghadap johnny dengan raut wajah sedih.

"aku pikir om bisa...hisk..."

Mendengar isak tangismu sontak membuat johnny panik. Dia berusaha memelukmu tapi kamu kini menghindarinya.

"om kenapa harus baik sih sama aku?! Kenapa om malah bikin aku berharap kayak gini?"

"nyium aku, meluk aku, ngertiin aku? Kenapa om kayak gitu?!"

Tangismu semakin meledak, namun johnny masih belum sanggup untuk buka suara.

"a...aku gak pernah ngerasain ini semua, aku terlanjur suka"

Johnny mulai tergerak hatinya. Dia perlahan kembali mulai memelukmu dengan dirimu yang sudah tidak lagi melawan. Mengusap usap punggungmu dan menenangkanmu, johnny berusaha untuk membuatmu nyaman.

Kini kalian saling tatap. Johnny memberi tatapan yang membingungkan. Ada perdebatan antara perasaa juga logikanya.

"kenapa saya? Saya cuma laki laki tua yang kesepian"

Kamu masih terisak, namun tetap berusaha untuk menjawab kalimatnya.

"pe...peduli apa om? A...apa kehad...kehadiran aku b..bikin om gak nyaman?"

Johnny menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"kamu bisa dapat yang lebih baik dari say-"

"gak ada om! Gak ada yang sebaik kamu!"

Johnny mengusap kedua pipimu, menghapus air matamu dan menatap matamu dalam.

"kamu serius?"

Kamu mengangguk sebagai jawaban.

Johnny kemudian mengecup bibirmu singkat, merasakan asin dari air matamu. Meyakinkan diri, johnnypun akhirnya menyatakan perasaan yang sebenarnya juga ia rasakan. Dia tidak lagi menolak perasaan itu.

Dia menyayangimu, begitu pula dirimu.

🍀🍃🍀

Malam itu kalian benar benar saling menyatakan perasaan satu sama lain. Melihat emosimu membuat johnny ikut tergerak dan kini yakin dengan perasaannya.

Kalian kembali tidur diatas ranjang johnny dengan johnny memeluk tubuhmu. Dengkuran halus keluar dari mulutmu, menandakan jika kamu tertidur pulas. Johnny sembari tetap memelukmu juga mengusap rambutmu kini tenggelam pada pikiranya sendiri.

Bukan, bukan lagi keraguan.

Tapi tentang akan dibawa kemana hubungan kalian ini.

Jujur saja johnny suka saat kamu menyambut dirinya setelah pulang kerja. Perhatian juga pelukanmu lain dari semua orang yang memberikan itu kepada johnny.

Hanya padamu dia dapat merasakan itu semua dan ingin terus seperti itu.

Menikahimu adalah opsi pertama yang terlintas di pikiranya, namun bagaimana?

Bagaimana cara untuk mengatakan hal tersebut kepadamu?

Bukankah terlalu cepat untuk mengajakmu pada hubungan yang lebih serius?

Johnny ragu jika kamu tidak menginginkannya, johnny takut jika kamu hanya ingin hubungan yang seperti sekarang saja.

Ataupun jika kamu menyetujuinya, johnny pasti akan menimbang nimbang kalimat setuju dari kedua orang tuamu.

Kalau johnny berada di posisi ayahmu pasti akan terasa berat melepas putrinya, ditambah dengan lelaki yang mengajakmu serius adalah laki laki yang jarak umurnya tidak jauh dari ayahmu.

Tapi dalam lubuk hatinya, dia benar benar ingin serius denganmu.

Apa perlu secepat ini? Sedangkan hubunganmu dengan ayahmu baru saja sedikit membaik sekarang. Johnny takut jika dia malah terlihat egois jika memaksakan, juga takut jika ayahmu tidak merestui hubungan kalian.

Apa yang harus dia lakukan sekarang?

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jan 15 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

daddy issues Donde viven las historias. Descúbrelo ahora