02 ; Mirajane Heather

723 212 14
                                    

MASIH di hari yang sama, Anna mengajak Jaeger pergi ke sekolah mereka dulu di Mystic Falls. Jaeger berdecak kagum, rindu dengan sekolah lamanya. Tidak bohong, dirinya sungguh merindukan masa sekolahnya. Bahkan dia belum sempat merasakan kelulusan dari sekolah.

"Wow. Banyak perubahan disini. Tetapi menjadi semakin baik." ungkap Jaeger.

Anna tersenyum. "Kau benar. Bahkan aku yang harus kembali bersekolah disini saja dapat merasakannya." balasnya.

Jaeger menoleh ke arah Anna yang berdiri di sampingnya. "Kau? Masih sekolah disini?" tanyanya tak percaya.

Anna mengangguk sembari terkekeh pelan. "Setelah lulus empat tahun yang lalu, aku kembali masuk ke sekolah ini. Aku hanya merindukan masa-masa sekolah. Dan juga, aku tak menua, jadi...."

"Tak ada yang mengenalmu?"

"Aku menghapus memori para pekerja di sekolah ini. Tentu saja dengan bantuan teman penyihirku." jawab Anna.

"Teman penyihirmu? Apakah itu si penyihir Heather?" tanya Jaeger antusias.

Anna mengibaskan tangannya. "Tidak. Sudah kukatakan Heather yang kukenal bukan penyihir. Dia manusia." jawabnya.

Jaeger menghela napas. "Apa kau yakin dia hanya manusia? Maksudku... bisa jadi dia tidak tahu kalau dirinya penyihir?"

"Bisa jadi. Itu sebabnya aku membawamu kemari. Mari kita bertemu dengannya."

Jaeger mengangguk mengerti. Sejujurnya, dalam proses pencariannya, dia sudah menemukan banyak orang bernama belakang Heather namun mereka adalah manusia, bukan penyihir. Tapi entah mengapa, Jaeger berharap akan yang satu ini. Sebab, kota Mystic Falls termasuk kota yang memiliki jumlah makhluk supernatural yang cukup banyak diantara kota-kota lainnya. Juga karena Heather yang dimaksud Anna berteman dengan perempuan itu, yang notabennya adalah manusia serigala.

"Ayo!" Anna dan Jaeger melangkah mencari perempuan yang mereka cari. Mereka melakukan pencarian di seluruh ruangan di sekolah dan tidak menemukannya.

"Apa dia tidak masuk sekolah hari ini?" gumam Anna.

"Um, apa kau bisa menghubunginya?" tanya Jaeger.

"Astaga." jerit Anna. "Kenapa tidak terpikirkan olehku?" dia mengeluarkan ponselnya. "Aku akan menghubunginya." Anna mencari kontak temannya dan meneleponnya.

"Halo, Roseanne." sapa suara di seberang sana.

"Ugh, sudah kukatakan untuk memanggilku Anna, Jane." gerutu Anna tak terima. "Kau dimana? Tidak masuk sekolah hari ini?"

"Um, aku sedang tidak enak badan."

"Lagi?!" pekik Anna. "Kenapa sistem kekebalan tubuhmu lemah sekali? Kau seringkali sakit dan tidak sembuh dengan berobat ke dokter." cemasnya.

"Rasanya tubuhku semakin lemah semakin bertambahnya hari. Apakah aku mengidap penyakit ganas?"

"Dokter Walson mengatakan kau sangat sehat, Jane. Bahkan tanda-tanda vital serta hasil pemeriksaan laboratorium darahmu normal." bantah Anna.

"Lalu mengapa aku begini, Anna? Aku lelah hidup sakit terus menerus. Apa aku akan mati?"

"Kau tidak akan—"

Jaeger menyela. "Anna, bolehkah kita bertemu dengannya? Mungkin aku bisa membantu."

Anna menghela napas. "Baiklah, Jane. Kau dirumahmu kan? Aku akan kesana sekarang."

"Kau membawa seorang dokter?"

"Tidak. Tapi mungkin ini akan membantumu. Tetaplah di rumah dan jangan kemana-mana." Anna mengakhiri teleponnya. Dia dan Jaeger saling beradu pandang dan mengangguk. Kemudian keduanya bergegas menuju rumah Jane.

THE CUREWhere stories live. Discover now