O9. Langit, Senja dan Kenangan

Start from the beginning
                                    

Tapi tentu tidak semudah itu teman-teman. Yeji akan membiarkan foto aib Haechan dan berencana membuat sebuah meme dan stiker WA dari foto tersebut.

"Hehehe, makasih Yeji kamu sekarang boleh kok pacaran lagi sama Kak Yeonjun. Oh sama kasih dia makan ya, ini." Isa memberikan satu kota nasi kepada Yeji untuk diberikan kepada Yeonjun. "Kamu kalau mau makan ambil sendiri ya," sambung Isa.

Yeji mengangguk dan pergi berlalu menuju ke tempat Yeonjun.

"Sayanggg!!" Ujar Yeji antusias.

Yeonjun membalas sapaan Yeji dengan senyuman manis. Dia menggeser bokongnya memberikan Yeji tempat untuk duduk.

"Aku bawain nasi ayo dimakan dulu." Yeji membukakan kota nasi itu kemudian menggesernya ke arah Yeonjun.

"Iya. Kamu sendiri nggak makan?" Tanya Yeonjun yang kini sudah memangku nasi kotaknya.

Yeji menggelengkan kepala. "Nanti aja kalau udah beres semua aku makan."

"Mau aku suapin nggak?"

"Boleh banget AAA." Yeji membuka mulutnya lebar menunggu Yeonjun untuk menyuapinya makan tapi dering hp dari Yeji membuat Yeonjun gagal untuk menyuapinya.

Yeji merogoh satu celana jeans dan mengalihkan pandangannya ke hp ternyata Ibunya yang menelepon Yeji.

"Aku angkat dulu." Yeji menekan tombol hijau kemudian memberikan salam, "Assalamuallaikum."

"Waalaikumsalam."

"Maaf Mbak, Ibu tiba-tiba nelfon cuma kangen aja sama Mbak."

"Iya bu, gapapa. Hyunjin juga udah berangkat?"

"Dua hari yang lalu dia berangkatnya. Eh Mbak kamu udah makan belum?"

"Ini mau makan tapi Ibu telfon," jawab Yeji jujur karna memang dia akan makan kan, disuapin sama Yeonjun.

"Ya udah kamu makan dulu aja. Makan yang banyak Mbak, Ibu lihat di story Yeonjun kamu kurus banget loh."

"Lah Ibu punya nomernya Kak Yeonjun?"

"Punya dong kan calon mantu. Dia di mana Mbak? Ibu mau ngomong."

Sekilas Yeji menoleh ke arah Yeonjun. Ini sejak kapan sih Ibunya jadi deket banget sama Yeonjun.

"Mau ngomong katanya sama kamu," ujar Yeji memberikan ponselnya kepada Yeonjun yang langsung menempelkan ke telinga dan memulai berbicara. Dilihat dari jawaban-jawaban yang diberikan Yeonjun sepertinya mereka berdua beneran deket, udah nyaman gitu ngobrolnya bikin Yeji takut.

"So pasti dong Bu, Yeji aman kalau ada aku. Di sini Yeji tanggung jawabku, nggak berani dong kan Ibu tau sendiri kalau Yeji galak," ucap Yeonjun membuat Yeji penasaran apa yang mereka bicarakan.

"Iya Yeonjun jagain, Ibu juga sehat-sehat ya nggak usah terlalu khawatir sama Yeji. Iya, iya, titip salam buat Ayah...iya..Waalaikumsalam."

Yeonjun mengembalikan ponsel pada pemiliknya kemudian tersenyum dan melanjutkan makan.

"Ibu ngomong apa aja ke kamu?" Tanya Yeji.

Yeonjun melanjutkan menelan makanannya sebelum menjawab, "aku suruh jagain kamu di sini, intinya mah Ibu nitipin kamu ke aku."

"Jagain aku? Halah boro-boro kemarin malam aja kamu ninggalin aku malah lari duluan, aku aduin ke Ibu aja kali ya."

"Ya ampun kan kemarin aku beneran takut gitu dipikiranku yang penting lari duluan," jawab Yeonjun. "Udah aku pijetin juga kakinya kemarin masih ngambek?"

Oh, KKN! Where stories live. Discover now