01. Pesantren

2 0 0
                                    

Sebuah mobil Avanza, sudah terparkir di halaman depan pesantren, dan seluruh santri putra maupun putri, semua pandangan mereka tertuju pada mobil itu, dan memberhentikan aktivitas mereka yang tadinya sedang duduk sambil baca-baca Qur'an dll, melihat siapa yang turun dari mobil itu, menampakkan seseorang laki-laki yang agak tinggi, dan paras yang lumayan tampan, jadi semua santri putri tergiang-giang. Ya Alva yang keluar dari mobil orang tuanya, dan ia terpaksa harus masuk pesantren dan mengikuti apa mau kedua orangtuanya, sejak malam tadi, takut jika semua warisan yang orang tuanya bagikan berpindah pada orang lain,  lalu ia terpaksa masuk pesantren dan menerima perjodohannya.

"Eh, kalian lagi pada ngapain mbengong gitu" ucap Zahra yang menghampiri temannya katanya mau di dalam kelas ini malah di luar.

"Eeehhh, astagfirullah"ucap teman-teman nya, ngagetin aja deh

"Kalian emang disini lagi pada ngapain, mbengong gitu", tutur Zahra

"Ra tau ngga sih tadi tuh yang pake mobil itu orangnya guanteng bangett!!!!" Heboh Dira ya itu temannya Zahra

"Astaghfirullah, jangan suuzan  ngga baik", terang zahra

"Ya abisnya, tapi beneran loh Raa" ucap Dira dengan merangkul satu tangan nya Zahra

"Suuzan terus"sambung Aisya

"Khilaf terus"sambung Zuhro

"Omongin terusss"kesal Dira

"Udah udah ko jadi bertengkar sih"ucap Zahra melerai mereka yang berkelahi

Diammm, mereka bertiga terdiam seketika

"Yuadah kita kembali ke asrama udah mulai sore, saatnya shalat Maghrib"tutur Zahra dan mereka bertiga menganggukkan kepalanya dan mulai melangkah mengikuti Zahra .

******

"Gimana ustadz, ngga keberatan kan jika anak saya di titipkan di sini"ucap Davin

"Iya ustadz ngga papa kan, ini soalnya anak saya kebangetan kalo dirumah, ngga pernah dirumah kelayaban terus, kalo di sini kan saya yakin dia tidak berani'ngapa-ngapain"terang jesy

"Ngga ko insyaallah kita sanggup Nerima anak bapa dan ibu di sini"balas ustadz

"Mah, pah"lirih Alva disaat mereka ngobrol dengan pemilik pesantren

"Shitt!!!diemm"Ucap Davin memberi kode supaya diam sebelum mereka selesai bicaranya

Sudah hampir 2 jam mereka berbincang, dan hari pun sudah mulai sore, mereka berpamitan takut mengganggu kegiatan pesantren mungkin jadwal pesantren sore ini banyak.

"Mah pah, kalian mau kemana?"ucap Alva saat melihat kedua orangtuanya bangkit dari duduknya

"Mau pulang, jadi kamu di sini jaga baik-baik, jaga kesehatan, jangan nakal, dan jangan nyusahin ustadz atau ustazah bahkan semua orang yang ada di sini itu pesan mamah satu"jelas Jesy

Dan pesan yang kedua dari papah "ubahlah semua sifat dan sikap buruk kamu yang dari rumah jangan sampai kamu terapkan di pesantren, patuh pada aturan yang ada di sini, biar kamu mandiri tidak apa-apa tergantung sama mamah dan papah"terang papahnya

"Jadi mamah sama papah udah ngga sayang lagi sama Alva, kalian tega buang Alva di tempat yang seharusnya Alva tempati"ucap Alva masih ngekang

"Alva cukup ya jangan ribut di sini, mamah sebagai orang tua kamu yang ngelahirin kamu yang ngurusin kamu dari kecil hingga dewasa, tapi mamah belum liat kamu nurut sama mamah, bukan nya ini kebalik justru kamu yang ngga butuh mamah, ngapain juga mamah masih mau nurutin kamu tetap di rumah, kamu mau jadi apa kamu itu udah besar ngertiin mamah, mamah mau yang terbaik buat kamu dan masa depan kamu, harus mandiri jangan apa-apa bergantung sama orang tua kamu, kamu harus banyak belajar, jangan sampai kamu menua tanpa Arti, dan syukuri apa yang mamah mau kamu harus terima, mamah itu udah capek sama kelakuan dan sikap kamu ngga pernah mengerti perasaan mamah, mamah sebagai orang tua kamu kamu ngga pernah nurut dan kamu lebih nurut ke orang yang bukan siapa-siapa nya kamu"terang Jesy panjang lebar

"Benar yang diucapkan mamah kamu, seharusnya kamu ngertiin mamah kamu lah, jangan seenaknya sendiri, jadi papah masukin kamu ke pesantren biar kamu berubah cepet sadar"ucap Davin membenarkan apa kata istrinya

"Alva, benar yang di ucapkan orang tua kamu, seharusnya kamu bersyukur bisa di masukin pesantren, banyak ko yang ingin masuk pesantren karena terhalang biaya orang tua, jadi kamu yang dari keluarga yang mampu kamu harus tetao terima dan kamu syukuri"ucap ustadz di sela sela pembicaraan mereka

"Tuh dengerin apa kata ustadz, kamu itu seharusnya bersyukur"ucap Jesy

"Udah deh kalo gitu kita pamit, mau pulang dulu, takut ganggu kegiatan santri laiinya"Tutur Jesy

Ustadz dan ustadzah begitu juga dengan Alva mereka semua mengantar orang tua Alva sampai depan pesantren

"Ingat Alva kamu harus ingat pesan mamah sama papah, jangan takut sendiri mungkin setelah ini kamu ada perubahan dsn tidak lupa besok satu bulan kamu di sini papah sama mamah juga akan njenguk kamu disini sekalian, kamu ketemu calon kamu"ucap Davin

Ustadz dan ustadzah mengerti jika Alva akan dijodohkan dengan anaknya, sejak pertemanan Jesy dan dan Iza (ummi nya Zahra )

"Udah Alva Umi yakin kamu betah di sini kalo ini kemauan orang tua kamu, yaudah sana kamu ke asrama tuh bareng Abdul, di sini juga banyak temannya pasti"ucap ummi dan memanggil Abdul yang kebetulan baru saja lewat bersama temannya

Abdul yang di panggil kemudian mendekat

"Ini ada santri baru namanya Alva, bawa dia ke kamar kalian kebetulan kan kamar kalian masih muat untuk tiga orang"ucap ummi

"Iyah baik ummi"ucap Abdul dan membawa Alva ke asrama untuk menuju kamarnya

.
.
.
.
.
.
Ngga minta lebih yang penting sudah di baca udah seneng apalagi Sampai di vote atau komennya

See you!!!!!!☺️👋✍️

QUEENZA ( Ratu Tanpa Mahkota )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang