3. Difficult of Choice

651 26 0
                                    

Pagi harinya. Setelah mereka bertiga sarapan, Jeno dan Jaemin pun mengantarkan Sungchan sekolah sebelum pergi ke sekolahnya, sesuai janji yang di katakan Jaemin.

"Sudah sampai sini saja." Ujar Sungchan, ketika mereka berhenti di depan sebuah gang kecil.

"Beneran gapapa sampai sini? Aku antar sampai rumah aja ya?" Ragu Jaemin, ketika menatap lingkungan rumah Sungchan. Seperti tempat yang lingkungannya tidak bagus.

"Ah aniya. Ini sudah sangat dekat dengan rumah-ku. Gumawo Jaemin-ah, Jeno-ya." Ujar Sungchan.

"Sama-sama. Tapi beneran gapapa-kan? Kalo ada apa-apa hubungi aku. Aku sudah memberikan nomor ponsel-ku kepada-mu bukan?" Ujar Jeno.

Sungchan menganggukkan kepalanya. "Nanti aku hubungi kalau memang terjadi sesuatu kepada-ku. Jaemin, Jeno? Gumawo." Ujar Sungchan, menatap Jaemin dan Jeno secara bergantian.

"Iya sama-sama. Kau jalan saja terlebih dahulu. Aku akan jalan kalau sudah memastikan-mu aman." Titah Jeno.

Sungchan pun mulai jalan ke dalam, meninggalkan Jaemin dan Jeno.

Sungchan pun sampai di rumahnya. Diketuk-nya pintu rumahnya dan langsung di buka oleh orang yang ada di dalam.

"Sungchan! Kau habis darimana saja sayang? Eomma mencari-mu Nak!" Ujar sang Eomma yang langsung memeluk Sungchan, dan membawa Sungchan ke dalam.

"Eomma maafkan aku karena membuat-mu khawatir." Ujar Sungchan, ia menyesal karena telah membuat Eomma-nya khawatir.

"Gwenchana, yang terpenting kamu tidak apa-apa. Tapi, kau darimana saja sayang? Eomma mencari ke kerjaan-mu tapi kau tidak ada." Tanya Eomma-nya.

"Tadi malam ketika aku ingin pulang, ada sekelompok pria yang mengganggu-ku. Tapi untung saja aku di selamatkan oleh seorang pria yang sangat jago berkelahi." Jelas Sungchan.

Eomma-nya sempat terkejut, namun ia bernafas lega ketika sang anak tidak apa-apa. "Eomma berterima kasih kepada anak itu." Ujar sang Eomma.

"Terus tadi malam kau tidur dimana? Apakah kau sudah makan?" Tanya sang Eomma.

"Aku tidur di sebuah apartemen Eomma. Apartemen yang biasa kita tonton di drama. Eomma tau? Itu benar-benar bagus, persis seperti apa yang ada di dalam drama. Aku juga sudah makan. Makanannya sangat aneh Eomma, bukan makanan yang sering kita makan, tapi makanannya sangat enak." Jelas Sungchan dengan antusias, dan membuat sang Eomma tersenyum senang.

Baru saja Eomma-nya ingin menyahut perkataan Sungchan, sebuah pintu mengalihkan atensi mereka.

"Biar Sungchan saja yang buka." Ujar Sungchan yang mulai beranjak dari duduknya.

"Taehyung Ahjussi!" Pekik Sungchan senang ketika melihat Taehyung datang.

"Eoh, Sungchan. Bagaimana kabar-mu? Dimana Eomma-mu?" Tanya Taehyung.

"Eomma ada di dalam. Ayo Ahjussi, kita ke dalam." Ujar Sungchan, mempersilahkan Taehyung masuk.

"Taeyong, dimana kamu?" Panggil Taehyung, berjalan masuk ke rumahnya.

"Eoh, Oppa? Ada apa kemari? Tumben sekali?" Tanya Taeyong, seraya menaruh masakkan yang ia masak, ke atas meja makan.

"Oppa sudah makan?" Sambung Taeyong.

"Aku sudah makan. Bisakah aku berbicara kepada-mu dan Sungchan? Ada yang ingin aku bicarakan kepada kalian berdua." Pinta Taehyung, yang sudah merubah raut wajahnya menjadi serius.

Taeyong menautkan kedua alisnya. Sepertinya Taehyung ingin membicarakan masalah yang serius.

Tapi Taeyong tetap menuruti perintah Taehyung. Ia segera memanggil Sungchan, dan beranjak dari dapur menuju ruang tamu.

"Ada apa ya Ahjussi?" Tanya Sungchan yang mulai bingung.

"Aku sudah menemukan pekerjaan untuk-mu Yongiee. Menjadi pelayan di sebuah hotel bintang lima. Gajinya lumayan besar. Bagaimana? Kau mau tidak?" Tanya Taehyung.

Taeyong langsung mengiyakan. Yakali dia tidak mau pekerjaan. Sekarang mencari perkerjaan sangat sulit.

"Tentu saja aku mau. Kapan aku mulai berkerja?" Tanya Taeyong.

"Mulai besok pun kamu bisa. Tapi tempat ini berada di Gangnam." Ujar Taehyung yang membuat Taeyong bungkam.

"Aku sudah mendapatkan tempat tinggal untuk kalian disana. Aku juga sudah mendapatkan sekolah untuk Sungchan disana. Aku mendaftarkan beasiswa untuk Sungchan di Art and Talented School." Sambung Taehyung.

"Di Gangnam Ahjussi? Gangnam yang merupakan kawasan elite di Seoul? Tempat yang sering ada di Drama? Dan juga Art and Talented School? Sekolah yang terkenal itu?" Tanya Sungchan, memastikan bahwa pendengarannya tidak salah.

Taehyung tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. "Iya sayang. Sekolah dan jalan yang sering kau tonton di drama." Ujar Taehyung.

Sungchan tersenyum, matanya berbinar ketika mendengar itu. "Wuah daebak. Aku akan bersekolah disitu?" Tanya Sungchan, yang masih tidak percaya.

"Bagaimana Yongie? Apakah kau bersedia? Kalau kau mau, aku akan membantu-mu untuk pindah. Kau tidak usah membawa apapun. Cukup baju dan barang penting yang memang harus kalian bawa." Ujar Taehyung, menatap Taeyong.

Ah, bukan hanya Taehyung. Tapi juga Sungchan yang terus menatap Taeyong dengan binar mata penuh harap dan permohonan. "Apakah tidak terlalu merepotkan-mu?" Tanya Taeyong tidak enak.

Sebenarnya bukan ini alasannya. Melainkan ia sangat takut apabila bertemu dengan orang yang ia sayangi. Ia takut bertemu dengan mantan suaminya dan berakhir Sungchan yang dibawa olehnya, seperti apa yang dilakukan kedua anak kembarnya.

Maka dari itu Taeyong memilih untuk mengasingkan diri.

Awalnya dirinya tinggal di Jepang selama bertahun-tahun disana. Namun ia memutuskan untuk kembali lagi ke Seoul karena orang kepercayaan kedua orang tuanya meninggal. Taeyong akhirnya memutuskan untuk kembali ke Seoul untuk menyelawat orang yang bertahun-tahun menjaga dirinya atas mendiang kedua orang tuanya.

Sebenarnya Taeyong ingin kembali ke sana. Tapi surat wasiat dari kedua orang tuanya yang di titipkan kepada tangan kanan kepercayaan orang tuanya, yang akhirnya di berikan kepada dirinya melalui perantara anaknya.

Isi surat itu adalah menyuruh Taeyong untuk tetap tinggal disini. Orang tuanya ingin Taeyong menjenguk mereka di kuburan selama satu bulan sekali. Bercerita tentang harinya dan kegiatan yang telah ia lalui.

Taeyong akhirnya tinggal kembali di Seoul. Membawa sang anak untuk menemui kuburan Halmonie dan Harabojinya.

Tapi, walaupun Taeyong tinggal di Seoul? Taeyong tidak berani untuk tinggal di daerah perkotaan yang sering dan banyak di kunjungi. Dirinya lebih memilih untuk mengasingkan diri di sudut kota Seoul.

Taeyong juga tinggal di daerah yang kumuh dan tidak terlalu bagus, agar sang mantan suaminya tidak menemui dirinya ataupun anaknya.

Taeyong tidak mau mengambil resiko yang akan memisahkan dirinya dengan sang anak lagi, kalau dirinya sampai bertemu dengan mantan suaminya.

Bagi Taeyong, sudah cukup untuk menjauh dari kedua anak kembarnya. Ia tidak mau kehilangan anaknya lagi. Apalagi anak yang ia kandung dan ia besarkan sendiri.

Kenapa Taeyong tidak menemui anak kembarnya dan mengambil anak kembarnya kembali?

Taeyong ingin sekali, sangat ingin malah. Ia ingin anak kembarnya tinggal bersama dengan dirinya. Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Kuasa sang suaminya sangat kuat.

JUNG FAMILY 4Where stories live. Discover now