29.

1.8K 252 2
                                    

29. Lazera
————

"Hari hari, hari hari" gumam Jerome,

"Apaan?" Tanya Harry merasa terpanggil.

"Bukan lo"

"Lo tau gak Zea disini juga?" tanya Jeremy, Jerome hanya menggelengkan kepalanya.

"Gak peduli sih dia mau ada dimana" ketusnya. Jeremy mengangguk.

"Malem kumpul yok" ajak Harry, Jeremy melirik Jerome dari ekor matanya.

"Ni orang bakal ikut gak masalahnya" Ucap Jeremy dengan nada menyindir.

"Liat nanti malem aja" saut Jerome.

"Jerome!" Jerome mengumpat ketika mendengar suara yang memanggil namanya.

Ia berpura tidak mendengar, Jeremy dan Harry saling tatap sambil menahan tawanya.

"Kayaknya, pacar yang lo maksud itu si Zea ya Je?" ucap Harry asal sambil tertawa.

"Bukan lah anjir. Pacar gue lebih cakep dari dia"

"Padahal dulu lo yang muji muji kalo Zea itu cakep" Jerome menatap Harry dan menendang kakinya dari bawah meja.

Jerome yang melihat Zea mendekat kearah mereka langsung pergi dari sana. Zea malah mengikuti kearah kemana Jerome pergi.

"Jerome! Gue minta lo berhenti, please.. gue gak akan ganggu lo kok" panggil Zea lagi. Jerome menghembuskan nafas kasarnya.

Ia berhenti, berbalik menghadap Zea. Mata Jerome tak sengaja menangkap luka lebam di lehernya.

Zea yang sadar Jerome sedang menatap lukanya, langsung menutupnya.

"Pacar lo?" tebak Jerome, Zea menggeleng.

"Papa"

"Papa tau rahasia gue... Jadi dia marah terus ya, gue di siksa, haha" jelas Zea sambil tertawa canggung.

"Gue mau minta tolong lo buat bantuin gue cari tempat tinggal.. Soalnya cuma lo yang gue punya, gue mau minta tolong mama tapi dia lagi sibuk di jepang"

"Pacar lo kemana?" Zea mengedikkan bahunya.

"Gue gatau.. Kabar terakhirnya cuma bilang kalo dia selingkuh" Jerome mengangguk.

"Lo ada rahasia apaan sampe lo di siksa sama bokap lo?" tanya Jerome.

"Gue pernah ngebully orang, bahkan sampe ninggalin trauma yang berat buat dia. Gue gatau siapa yang cepu ke papa"

Jerome terdiam. Dia jadi teringat kata kata Rezie ketika ia sudah pulang dari jepang, bahwa dokternya itu ibu dari orang yang membullynya.

Dan Zea bilang bahwa mamanya sedang sibuk dijepang, dan bilang bahwa ia membully seseorang sampai meninggalkan trauma.

"Orang yang lo bully.." Zea mendongak, menatap Jerome dengan tatapan bertanya.

"Rezie?" Kedua mata Zea membola.

"Lo-"

"Bener?" tanya Jerome, Zea menundukkan kepalanya, dan mengangguk kecil.

"Kenapa lo ngebully dia?"

"Waktu itu, gue cuma iri sama dia, dia cantik, pinter, idaman semua orang, bahkan dia berhasil bikin orang yang gue suka jadi suka sama dia."

"Jadi lo ngebully dia cuma karena lo iri?" Zea mengangguk lagi.

ㅤ𖥔 ۪ ׄ THE FEELS ⦂ NORENWhere stories live. Discover now