Bagian 11

1.6K 114 8
                                    




































Jeongwoo kalang kabut, dirinya mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi menuju penginapan mereka. Jake dan minji ia tinggal disana, nanti dia akan meminta maaf dan menjemput mereka kembali.

Tangan kanan jeongwoo gunakan untuk menyetir sementara tangan kiri ia gunakan untuk mengelus tangan haruto yang tak sadarkan diri di bangku sampingnya.

"Maafin saya haruto..." Cicitnya, pemuda tan ini bahkan sampai keringat dingin sanking khawatirnya.

Tadi, saat dirinya sibuk berlari mencari haruto, tiba-tiba terdengar suara teriakan haruto dari salah satu gang sempit disana. Tentunya dirinya ngebut menjemput si kekasih yang ternyata saat sampai di sumber suara si kekasih sudah terbaring lemas.


Mereka sampai, jeongwoo menggendong haruto di depannya dan bergegas membawa si manis masuk ke kamar mereka.

Jeongwoo merasa aneh karna, sepanjang perjalanan menuju penginapan warga-warga disana menatapi mereka dengan tatapan kosong.

Karna demi apapun, bagi jeongwoo tatapan kosong lebih menyeramkan daripada tatapan tajam.

Bruk!!

Pintu kamar ia tutup cepat dan membaringkan haruto diatas kasur, melepas sepatu dan juga jaket si manis.

Dirinya kemudian mengambil aroma terapi di atas meja dan mengusapkannya pada bawah hidung haruto juga dahi si manis.

Bibirnya tak henti membisikkan kata-kata maaf dan permohonan lainnya agar si manis mau membuka mata.

Dan syukurnya, beberapa detik setelah itu haruto membuka mata, si manis tiba-tiba mengarup udara banyak-banyak seolah dirinya barusaja tenggelam.

"haruto, haruto kamu gak papa kan!?." Jeongwoo memegangi wajah haruto khawatir.

Dirinya semakin khawatir saat melihat haruto tidak menjawab pertanyaannya dengan mata si manis menelisik seluruh sudut ruangan dengan raut ketakutan hebat.

"haruto... haruto park..." Lirih jeongwoo, matanya berkaca-kaca melihat kondisi haruto seperti ini.

Haruto menjatuhkan pandangan pada jeongwoo, jari-jarinya terangkat guna menyentuh kulit suaminya.

"m-mas jeo?.."

Jeongwoo mengangguk cepat, dan barulah Haruto memeluk erat tubuh pria di depannya.

Jeongwoo mengusap lembut punggung sempit yang sedikit bergetar itu,

"iya Haruto, ini saya, kamu aman sekarang."  Katanya membubuhi haruto dengan kata-kata penenang.

Haruto melepas pelukan, dirinya menengadah guna menatap suaminya,

"Pulang, aku mau pulang mas, ayo pulang." Katanya.

Jeongwoo mengerjap bingung, kenapa tiba-tiba,

"dede bayi nya sakit..." Cicit haruto memegangi perutnya, air mata si manis juga turun membasahi pipi.

Jari jeongwoo tergerak menghapus jejak air mata si manis,

"Ayo, kita pulang sekarang, pake-

TOK TOK TOK!!

pintu kamar mereka di gedor dengan kuat, keduanya menoleh pada pintu.

"Keluar dan makanlah dulu..."

Suara itu terdengar pelan dan halus, namun tetap tersirat kengerian didalamnya.

Haruto menggenggam erat tangan jeongwoo sambil memejamkan matanya, tangan satunya ia gunakan untuk memegangi perutnya.

Sementara Jeongwoo mengerenyit aneh, rasa ganjal semakin besar di hatinya.

Jeongwoo berdiri berniat ingin membukakan pintu dan menolak secara halus ajakan itu, namun dengan cepat haruto menahan lengannya.

"jangan mas.." haruto menggeleng pelan, meminta agar si suami tetap di samping dirinya.

Perlu kalian ketahui, jeongwoo tidak tau apa-apa disini.

"Gak sopan sayang, mas bukain bentar ya." Jeongwoo mengelus lembut Surai haruto, membujuk suami manisnya agar melepas cekalan tangannya.

Haruto kekeuh menggelengkan kepalanya, air mata menumpuk di kantung matanya sekarang. dia tidak tau ini rasa apa tapi dia yakin suaminya akan terluka jika berjauhan darinya.

Tok tok tok!!

Pintu kembali di ketuk, sangat kuat hingga rasanya pintu itu akan lepas.

Jeongwoo agak marah, tidak tau sabar kah?

Dirinya melepas cekalan tangan haruto pada lengannya dengan pelan, lalu melangkah menuju pintu.

Haruto sudah meraung-raung disana, jeongwoo juga bingung, kenapa dirinya masih terus melangkah ketika mendengar isakan haruto?

Dan, kenapa dirinya sangat ingin membuka pintu?

Sibuk dengan itu semua, kini dirinya sudah berdiri di depan pintu, tangan kasarnya meraih gagang pintu tersebut dan saat pintu berbunyi ketika ia gerakkan di saat itu pula ada bisikan asing di telinganya,

"Bayi atau ibunya?."

Kriet..

jeongwoo sedikit mundur saat dirinya di dorong dengan kasar lalu,

BUGH!! BUGH!

"MAS JEONGWOO!!!."





































- Have Fun -

Sepertinya ini akan menuju ending.

Have Fun  - JeongharuWhere stories live. Discover now