Bagian 4

3.2K 193 4
                                    
























Sinar matahari Thailand mengintip dari celah jendela yang berhasil menganggu hibernasi pemuda manis yang kini menggeliat dalam tidurnya.

Matanya perlahan terbuka dan langsung di suguhi dada kekar seseorang, sang suami.

Haruto jadi enggan membuka mata, di eratkannya pelukan pada tubuh suaminya dan semakin menenggelamkan wajah bantal itu pada dada bidang hangat sang suami.

Jeongwoo terganggu lalu ikut tersadar dari tidurnya, senyum terulas di bibir tipis pria ahli bedah itu saat melihat si manis menggesekkan hidung pada bahunya, tengah mencari kenyamanan.

"Morning, sweetheart." Sapanya dengan suara berat tepat di telinga yang lebih tua.

Haruto kesal, kenapa jantungnya harus berdebar setiap pagi saat mendengar suara Husky si dokter?

Kepala itu perlahan mendongak membalas tatapan sang suami, "morning too, mas jeo.." katanya lembut, ranum itu tergerak untuk mengecup ranum sang suami. "Morning kiss, hehe." Cicitnya lalu kembali bersembunyi di bahu prianya.

Kekehan keluar dari bibir tipis jeongwoo, pagi-pagi sudah di suguhi kemanisan haruto sangat memanjakan matanya, apalagi melihat pipi si manis memerah.

Hampir setahun mereka menikah, dan haruto masih saja terus malu saat berlaku manis atau di beri perlakuan manis oleh jeongwoo, jeongwoo suka itu. Dia suka kepolosan suami kecilnya.

Agak 10 menit mereka cuddle dan saling memberi kehangatan, jeongwoo bergerak bangun. Dia lupa jika tengah berada di rumah orang.

"Bangun sayang, ayo mandi." Jeongwoo menyibak selimut yang menutupi tubuh haruto.

"No...sebentar lagi." Haruto memunggungi jeongwoo dan kembali menutup matanya.

Jeongwoo turun dari ranjang dan masuk lebih dulu ke kamar mandi sementara kupu-kupu nya masih nyaman bergumul dengan selimut.

Saat sudah selesai mandi pun jeongwoo masih melihat gumpalan selimut di atas tempat tidur itu, suami manisnya masih bermalas-malasan.

"Adek, kamu dengar mas gak? Bangun sayang." Panggilnya menarik ujung selimut di manis.

Haruto mengintip sedikit, suaminya baru keluar dari kamar mandi, mengenakan bathrobe dengan rambut setengah Basah. Melipat tangan di dada dan menatap dirinya datar.

Haruto perlahan mengumpulkan nyawa dengan bersandar pada headboard kasur. Menatap sendu sang suami yang terlihat marah tanpa mengalihkan pandangan dari si manis.

"Peluk.." cicitnya, bangun tidur itu enaknya di peluk bukan langsung mandi apalagi mendapat tatapan datar.

"Turun sini, nanti mas peluk." Titah jeongwoo.

Haruto mengangguk, merangkak menuju jeongwoo yang berdiri di ujung kasur. Dan saat sudah sampai si manis langsung merengsek masuk ke dekapan sang suami.

"Mandi ya, kita berangkat ke tempatnya hari ini." Kata jeongwoo tak lupa mengelus dan mengecupi rambut pemuda manis itu.

Haruto hanya mengangguk. Hari ini mereka akan menuju suatu daerah yang tak jauh dari rumah Lisa. Mereka akan menginap disana, menghabiskan sisa cuti jeongwoo sebaik-baiknya.






























"Kata Mbak Lisa disana nanti ada temennya yang nuntun kita, mas." Haruto menyampaikan apa yang Lisa katakan padanya tadi.

"Hm, pasang seatbelt mu yang bener, kita berangkat."

Have Fun  - JeongharuWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu