6. Until When?

141 5 0
                                    

Setelah asik bermain serta belanja bersmaa Guanlin, Renjun dan Jisung pun akhirnya pulang.

Memarkirkan mobilnya tepat dibagasi, lalu beranjak keluar dari bagasinya menuju rumahnya.

Jisung yang melihat mobil yang biasanya Ayah-nya pakai, sudah terparkir di bagasi rumahnya pun senang. Ia ingin menunjukkan sepatu yang baru saja ia beli kepada Ayah-nya.

"Jisung sayang. Hati-hati nak." Peringat Renjun yang tidak digubris Jisung.

"Ayah! Ayah! Lihat Jisung bawa sepatu--"

"Aish! Bisa diam tidak?!" Bentak Jeno kepada Jisung yang baru saja datang.

Jeno kesal, dikala dirinya sedang sibuk tentang masalah kerjaannya dan tengah memikirkan solusinya? Malah di ganggu oleh teriakan berisik.

"Maaf." Cicit Jisung. Menundukkan kepalanya takut karena bentakan Jeno.

"Jisung sayang. Kamu kenapa?" Tanya Renjun yang baru saja masuk dengan membawa belanjaannya yang ia beli sendiri! Catat! Beli sendiri! bukan di belikan oleh Guanlin! Walaupun anak itu kekeh untuk membelikan Renjun? Renjun selalu menolak.

Jisung yang tadinya menunduk pun akhirnya mengangkat kepalanya sambil mengangkat jari telunjuknya, lalu dibawanya ke depan bibirnya.

"Sstt Ibu! Jangan berisik! Ayah sedang bekerja!" Peringat Jisung yang tengah menatap Renjun, serta melirik Jeno. Seakan memberikan isyarat untuk tidak mengganggu Jeno.

Setelah memberitahu Renjun, Jisung langsung berlari menuju dapur, meninggalkan sepatu kesayangannya dilantai.

Sampai di dapur, Jisung langsung mengambil cangkir, mengambil satu buah Teh dan gula. Memasukkannya kedalam cangkir secara bersamaan, kemudian berjalan menuju dispenser.

"Aw!"

*prang* Suara pecahan kaca yang membuat kegaduhan didalam kediaman Jung.

Renjun yang mendengar suara pecahan yang berasal dari dapur, langsung berlari menuju dapur.

"Yaampun Jisung?! Apa yang sakit Nak?" Tanya Renjun, mengambil alih tugas Jisung yang hendak membersihkan pecahan kaca.

Renjun langsung mendudukkan Jisung di pantry. Sempat Jisung memberontak, ingin melanjutkan kegiatan membersihakn kaca yang pecah akibat ulahnya.

"Ibu! Biar Jisung aja! Ayah gak suka anak yang manja dan tidak bertanggung jawab!" Sentak Jisung, menatap Renjun dengan tatapan memohon.

"Sayang. Kamu terluka. Ayah gak akan memarahi-mu." Jelas Renjun.

"Sekarang Jisung tunggu sini. Biar Eomma ambilkan obat p3k dulu. Jangan di bersihkan ini ya! Bahaya buat kamu!" Peringat Renjun sebelum pergi meninggalkan Jisung.

Jisung hanya bisa menghela nafasnya pasrah, menatap pecahan kaca serta tangannya yang sudah mengeluarkan banyak darah.

Jisung meringis dikala ia menggerakan tangannya. Rasa perih menjulur ketika ia mencoba mencengkram tangannya. Pecahan kaca masih menempel ditangan Jisung.

Jisung tidak menangis. Ayahnya tidak suka anak lelaki yang cengeng dan menangis. Jadi, ketika Jisung terjatuh atau terluka, Jisung tidak pernah nangis. Ia sekuat tenaga menyembunyikan tangisannya.

"Cha. Biar Ibu mengobati luka-mu. Agar kuman tidak bersarang di tubuh-mu." Ujar Renjun yang telah kembali ke dapur, dengan membawa sekotak p3k.

Renjun membersihkan luka Jisung dengan telaten, dan dengan perlahan agar sang anak tidak kesakitan.

"Jisung kalau sakit, nangis aja. Atau pukul Ibu saja." Ujar Renjun, dikala melihat anaknya yang tengah meringis sewaktu dirinya membersihkan luka Jisung.

I LOVE YOU, BUT I'M LETTING YOU GO 2 - NORENWhere stories live. Discover now