BAB 1 - Cerita 2 (Kehidupan baru di dunia yang berbeda)

5 1 0
                                    


Setelah lama tertidur... Akhirnya Eden terbangun dan menyadari dia berada di temapat asing dan bangunan aneh mengelilinginga, terlihat seperti bangunan tinggi dan besar bagaikan rumah bangsawan yang di bangun di satu tempat dengan adanya jatak sekitar 3 mater saja.

"Tempat macam apa ini, semuanya terlihat besar" (ucap dalam benaknya)

"Miaw" (?!)

Tidak hanya tempat yang aneh, bahkan Edwn merasa ada perubahan di suara dan tubuhnya. Seperti lebih berbulu dan suaranya terdengar familiar

"aku Mirip kucing? tidak... TIDAK MUNGKIN..........?!"  (ucap dalam benaknya)

"meong ? ngeong maong... MAONGGGGGG..........!!!" (terdengar nyaring dan keras)

Eden seketika panik tidak karuan, namun dia masih tidak bisa mempercayainga. Eden mencoba berdiri, namun terlatah-latah dengan tangannya yang berpegangan dengan tembok.

"tidak tidak... aku bukan kucing, aku manusia... ini hukuman yang kejam, kenapa harus kucing, kenapa bukan kemampuan shirku saja yang di ambil, kenapa harus kucing, kenapa kucing, aku bukan kucing" (ucap dalam benaknya)

Suara eden saat ini terdengar seperti kucing yang bertengkar dengan kucing lain, dalam kesendiriannya itu, terlihat menyedihkan.

_______

Sekian lama berjalan akhirnya Eden melihat kearah kaca, walau tartutupi pagar tinggi. Eden berusaha untuk berjalan dengan kedua kakinya, ia masih tidak mau menerima fakta bahwa dirinya yang sekarang adalah seekor kucing, dengan melihat telapak tangan (kaki kucing depan yang di anggap Eden tangan) dan kakinya yang berbulu, beserta ekor kucing panjang.

Eden melihat dengan mata kepalanya sendiri dan harus menerima fakta bahwa dirinya yang sekarang adalah seekor kucing, dengan bulu putih dan sedikit corak hitam di telinga kirinya. Eden masih tidak bisa menerima kebenaran yang baginya mengerikan itu, sepanjang malam dia menangis si keadaanya, walau tau itu tidak akan mengubah apapun sampai dia tertidur.

Keesokan paginya, Eden di temukan oleh manusia dengan keadaannya yang lemas itu.

"Kucing ini kelihatan lemas, kenapa dia tiduran di caffe kita?" (lk)

"kurasa kucing ini sakit, lihat nafasnya itu, lohaylah... nafas kucing ini terengah-engah " (pr)

"hem.... kau ada benarnya, tapi aku gak ada uang buat ke dokter hewan... hehe (sambil garuk kepala belakang)"(lk)

"yah... aku juga bokek, gimana ya"(pr)

"kenapa gak ngutang Hendri aja, nanti patungan kita buat lunasin"(lk)

"oke deh"(pr) -sembari mengacungkan jempol

kedua manusia itu membawa Eden bersama mereka untuk minta uang ke teman mereka, Hendri. Apa salahnya menemui teman yang baik dan berkecukupan, lagi pula Si Hendri ini kedengaran seperti orang baik.

"Tidak ada... aku juga lagi bokek" (Hendri) -dengan muka datarnya

"APA!? HENDRI BOKEK? GAK MUNGKIN!!" (keduanya) -berteriak dan melotot tidak percaya

"ayolah kawan... aku juga manusia, ada masanya juga aku bokek" (Hendri) -dengan nada santai dan muka datarnya

"Bagaimana ini?"(pr) -raut sedih dan si laki-laki juga sedih

"gitu aja susah, kita bertiga kan masih bisa patungan. 100k cukup harusnya" (Hendri) -masih dengan raut muka yang sama

"aku hanya bisa patungan 70k aja... gimana" (lk)

Du hast das Ende der veröffentlichten Teile erreicht.

⏰ Letzte Aktualisierung: May 11 ⏰

Füge diese Geschichte zu deiner Bibliothek hinzu, um über neue Kapitel informiert zu werden!

Cinta atau kewajibanWo Geschichten leben. Entdecke jetzt