Diterima Kerja

38 9 0
                                    

Maafkeun aku teman-teman, karena aku lama nggak muncul karena mendadak ada pekerjaan yang lumayan menyita waktu. Semoga cerita ini bisa menarik perhatian kalian ya....

Happy reading

***

Sebuah dokumen berisi profil Dee lengkap dengan foto ukuran 4X6 yang disatukan dengan data-data lain ada di genggaman tangan yang sudah keriput dan otot-ototnya menonjol. Dalam dokumen itu juga terdapat sebuah form wawancara yang seharusnya berisi penilaian hasil tes wawancara para pelamar kerja.

Dalam catatan form itu berisi sebuah gambar Mr. Smile yang tersenyum lebar lengkap dengan dua gigi yang tidak rapat.

Sinting! Geram Mr. Yoon Jay dalam hati. Ia meremas kertas itu dengan rahang mengeras.

Mr. Kim Ha Neul, menutup mulutnya dengan satu tangan yang mengepal. Berusaha untuk tidak tertawa dengan hasil tes wawancara yang dilakukan oleh anak pendiri hotel cabang di Indonesia ini.

Mr. Yoon Jay kesal. Harapannya kepada Yoon Gi untuk melanjutkan perjuangannya dalam membesarkan hotel sepertinya sulit terwujud. Yoon Gi lebih suka menari dan menyanyi di panggung daripada bekerja di belakang meja.

Tapi Yoon Gi harus tetap melanjutkan usaha yang ia rintis dengan susah payah. Demi hotel berbintang ini, ia rela jatuh bangun dengan susah payah demi menunjukkan kemampuannya kepada pendiri hotel Four Three yang berpusat di Myeong Dong Korea Selatan.

Tiga puluh lima tahun yang lalu, Yoon Jay jatuh cinta pada istrinya yang berasal dari Indonesia. Mr. Lee Yoon Bin, ayah Mr. Yoon Jay menentang rencananya untuk menikahi Hanum, perempuan yang dicintai ayah Yoon Gi. Akan tetapi Mr. Yoon Jay tak hilang akal, ia membuat kesepakatan dengan sang ayah bahwa ia bisa mengembangkan hotel Four Three di Indonesia hanya dalam kurun waktu lima tahun, kalau gagal maka ia rela dijodohkan dengan putri dari pemilik Loyal Hotel demi bisa mengakuisisi hotel tersebut.

Pada akhirnya mau tak mau Mr. Yoon Jay menerima perjodohan itu dan memupuk kisah cintanya dengan Hanum. Setelah 35 tahun, kini ia baru sadar mengapa mendiang ayahnya dulu memintanya untuk melanjutkan usahanya.

Beruntung Mr. Yoon Jay bukan anak tunggal sehingga hotel pusat sekarang dipegang kakak perempuannya. Tapi berbeda dengan Yoon Gi yang merupakan anak tunggal.

Kini, ia ingin melakukan hal yang sama seperti ayahnya, agar hotel ini tetap jaya bahkan lebih maju lagi melebihi hotel pusat. Agar kelak saat meninggal ia tak malu bertemu ayahnya di akhirat.

"Saya akan memanggilnya lagi untuk diwawancarai," ujar Mr. Kim Ha Neul.

Tapi Mr. Yoon Jay melarangnya dengan alasan tak ingin membuat kredibilitas Yoon Gi jatuh di depan para pegawai. "Siapa yang tahu hasil wawancara ini?"

"Tidak ada. Tadi langsung saya ambil begitu wawancara selesai."

"Biarkan saja. Jangan sampai ada yang tahu masalah ini!"

Mr. Kim Ha Neul mengangguk mengerti lantas ia mengambil bola kertas yang berasal dari data milik Dee.

***

Dee masih duduk di pedestrian yang ada di seberang hotel. Memandang hotel yang tinggi dengan sinar matahari mentereng yang menyilaukan mata mengintip dari balik gedung tersebut.

"Sial, kenapa aku harus diwawancara sama orang songong seperti dia," dengkusnya sembari mengingat senyum licik yang menghiasi bibir Suga KW yang membuatnya yakin kalau gagal dalam tes ini.

Dee berdiri dan segera menghampiri OJOL yang sudah menjemputnya. Ada rasa sesal kenapa hari ini membuang waktu di tempat ini. Andai tahu kalau tesnya amburadul seperti itu, mending di rumah saja rebahan sambil nonton konser BTS di Las Vegas via online.

***

Mulut Dian Gantari menganga waktu mendapatkan email dari Four Three Hotel yang menyatakan bahwa ia diterima bekerja disana.

"Apa ini serius?" tanyanya kaget sebab ia sudah menyangka kalau akan gagal.

Secara interviewnya kemarin tidak berhasil. Tapi Dee tak lagi peduli dengan hal itu sebab matanya melihat sendiri kalau sudah diterima kerja dan besok ia harus ke hotel untuk konfirmasi.

Suasana hati Dee seketika menjadi sangat baik. Saking baiknya sampai melompat-lompat di atas ranjang hingga laptop terombang ambing sebelum akhirnya jatuh ke lantai. Gadis itu terkejut hingga menjatuhkan diri telungkup di ranjang demi menyelamatkan laptopnya, tapi terlambat. Laptop itu sudah teronggok di dekat kaki ranjang.

"Ya sudah!" Laptop rusak tak jadi masalah. Kalau sudah bekerja dan mendapat gaji kan bisa kredit 6 sampai 12x. Dee kembali berdiri dan melompat-lompat di atas ranjang.

***

Kesan pertama di hari pertama bekerja adalah sesuatu yang sifatnya sangat krusial. Dari kesan pertama akan menjadi tolak ukur penilaian para pekerja hotel yang lain.

Dee memakai seragam yang membungkus tubuhnya dengan pas. Memakai riasan wajah yang membuatnya tampak kian menawan. Rambutnya dicepol sederhana dan dijepit dengan jepitan rambut harnet.

Dee harus menemui Bu Lala untuk mengetahui tugas-tugasnya. Sebab sampai sekarang pihak hotel belum memberitahunya soal pekerjaannya.

"Ikuti saya!" perintah Bu Lala yang segera melangkah cepat di depan Dee. Masuk ke lift dan menekan angka namun Dee tidak sempat melihat angkanya.

Bu Lala dan Dee melangkah melewati lorong yang cukup panjang hingga akhirnya mereka tiba di depan sebuah pintu yang tidak sempat Dee lihat.

Bu Lala mengetuk pintu beberapa kali dan tak lama kemudian pintu itu terbuka. Seorang lelaki yang mengenakan T shirt putih dan celana khaki memandang Bu Lala dan Dee bergantian.

"Mr. Yoon Gi. Dia asisten yang Mr. Yoon Jae kirim untuk anda!" ujar Bu Lala yang seketika membuat mulut Dee terbuka.

MENGEJAR CINTA BOS KOREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang