17

1K 105 1
                                    

Eeenggghhhh.

Lengus seorang wanita yang terbangun dari tidurnya

"Ssstttt dimana aku sekarang? " Tanyanya pada dirinya sendiri dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat tersebut

"Sudah dikamar?eh" Tanyanya pada dirinya lagi ketika sadar dirinya berada di kamarnya dan ketika menengok di sampingnya dia terkejut melihat sang suami yang juga berbarinh di sampingnya

"Hey Alva bangun kau" Kata wanita itu yang membangunkan suaminya dengan nada yang kurang santai

"Enggh sebentar lagi Baby" Jawab Alva

"Hey sekarang kita tidak di jakarta kalau kau lupa kita ada di masa lalu dan sekarang kita menjadi anggota kerajaan jadi cepatlah bangun aku tak mau namaku tercoreng hanya karena kita tak bangun pagi" Kata Alya

"Jika kau ingat kalau kita ada di masa lalu kenapa kau memanggilku Alva? Bukannya kita sudah sepakat akan memanggil menggunakan nama baru kita sekarang? " Tanya Alva yang sudah membuka matanya

"Tunggu bukankah terakhir kali kau pingsan? Apakah kau merasa pusing? Kau merasa sakitt? Kau merasa hal hal yang aneh di tubuhmu? " Tanya Alva berturut-turut

"Tidak, aku malah merasa lebih segar sekarang" Jawab Alya

"Benarkah?" Tanya Alva memastikan

"Iya dan tadi aku mendapatkan mimpi yang aneh" Kata Alya

"Hmm sama akupun juga mendapatkan mimpi yang aneh" Jawab Alva

"Benarkah? Apakah kau mimpi bertemu... ? " Tanya Alya dengan memandang ke arah Alva dan Alva memahami apa yang akan disampaikan oleh Alya hanya dengan melihat ke arah matanya

"Jadi kau juga? " Tanya Alva dengan pandangan yang juga dapat diartikan oleh Alya

Hening.

Skip.

Keesokan paginya mereka bangun karena setelah pembicaraan dari mata ke mata keduanya, mereka memutuskan untuk mengistirahatkan diri mereka.

Tak lama pintu kediaman keduanya terbuka dan menampilkan permaisuri serta kaisar yang bergegas masuk kedalam.

"Syukurlah kalian berdua sudah siuman, kami panik ketika melihat Putri Mahkota tak sadarkan diri dan Pangeran Mahkota tiba-tiba ikut tidak sadarkan diri" Kata permaisuri dengan nada panik yang ketara.

"Tenang ibu, aku dan Huan jia sudah lebih baik, kalian tak perlu khawatir sepertinya kemarin kami terlalu kelelahan ketika berjalan-jalan"

Tak lama ada seorang remaja perempuan yang datang ke kediaman mereka sambil membawa sebuah wadah yang berisi cairan entah apa itu mungkin itu adalah ramuan yang dimaksud oleh permaisuri tadi

"Salam Kaisar, Salam permaisuri, salam kakak dan kakak ipar" Sapa remaja tersebut

"Salam/salam putri ke 5" Jawab kaisar, permaisuri serta Huan jia dan Xiao ji bersamaan namun karena tak mengenal remaja perempuan itu baik Xiao ji maupun Huan jia hanya menjawab dengan kata salam

"Ahh saya lupa bisa kakak dan kakak ipar tidak mengenal saya karena kecelakaan yang terjadi waktu itu" Kata remaja itu

"Perkenalkan saya Hua Lin, saya putri dari selir agung, putri ke 5 sekaligus adik kandung pangeran kedua" Lanjut remaja tadi yang bernama Hua Lin

"Iya, bisakah aku memanggilmu Hua Lin adik ipar? " Tanya Huan jia

"Tentu saja boleh kakak ipar" Jawabnya riang

"Ada apa gerangan kau disini adik ke 5? " Tanya Xiao ji

"Saya yang bertugas mengawasi obat yang akan diminum kakak dan kakak ipar jadi karena tadi saya mendengar bila kakak dan kakak ipar sudah siuman, sayang ingin saya sendiri yang memberikan obat yang akan diberikan kepada kakak dan akakk ipar" Jawab Hua Lin

"Terimakasih adik ke5/Hua Lin" Kata Xiao ji dan Huan jia

"Sama-sama" Jawab Hua Lin dengan ramah dan ceria

"Ibu, berapa lama aku dan Huan jia tak sadarkan diri? " Tanya Xiao ji pada permaisuri

"Kalian tidak sadarkan diri selama 3 hari penuh, sebenarnya apa ada apa dengan kalian tidak mungkin bukan kelelahan akibat jalan-jalan dapat membuat kalian tertidur selama 3 hari? " Jawaban sekaligus pertanyaan dari permaisuri membuat kedua nya diam, mereka juga tak tau apa yang sebenarnya terjadi.

"Maaf menyela, bila boleh tau apa makanan dan minuman yang terakhir kakak dan kakak ipar makan? " Tanya Hua Lin

"Hemmm seingatku terakhir aku memakan manisan dari pasar kemudian aku juga menyuapkan manisan itu pada pangeran mahkota" Jawab Huan jia

"Mungkinkah karena manisan itu kalian tidak sadarkan diri? " Kata kaisar

"Tidak mungkin ibu banyak juga yang membeli manisan disana, harusnya bila memang karena itu akan ada yang tertidur masal di istana" Kata Xiao ji

"Sudahlah, hmm ibu permaisuri bolehkan aku minta makan? " Tany Huan jia dengan mata yang berbinar percayalah dia saat ini sedang lapar

"Ah aku jadi lupa bila belum memberi makan putra dan menantuku ini, maafkan ibu" Kata permaisuri

"Xialin, tolong ambilkan makanan dan minuman untuk putra dan menantuku" Kata permaisuri pada salah satu pelayannya dengan ramah

"Oh iya ibu permaisuri, ramuan dari saya bisa diminum sebelum makan ataupun setelah makan tapi saran saya bisa sebelum makan agar tubuh kakak pertama dan kakak ipar bisa lebih cepat menyerap manfaat dari ramuan tersebut" Kata Hua Lin

"Terima kasih sudah diingatkan putri ke 5" Jawab permaisuri

"Kalau begitu saya permisi dahulu ibu permaisuri, kaisar, kakak pertama dan kakak ipar saya tidak bisa berlama-lama disini" Kata Hua Lin dengan sopan

"Izin diberikan sekali lagi Terimakasih putri ke 5" Sahut kaisar

Setelah itu terdengar ketukan sepatu Hua Lin yang menjauh dan tak lama ketukan itu menghilang

"Ibu aku akan meminumnya terlebih dahulu ramuan dari adik ipar" Kata Huan Jia dengan nada yang sedikit keras

"Baiklah lekas sembuh ayah dan ibu harus pergi terlebih dahulu" Kata kaisar dan kemudian menggandeng tangan permaisuri untuk pergi dari ruangan itu

Namun

Prak.

"Akkhhh sakih hiks sakith perutku hiks akhhh hiks hiks hiks" Tiba-tiba suara benda jatuh dan pekikan dari Huan Jia membuat langkah mereka terhenti dan melihat menantunya memegang perutnya sambil terus merintih kesakitan dengan Xiao Ji yang nampak panik akan keadaan sang istri

"Huan Jia hey sadar istriku hey sadar sayang jangan membuatku panik hey hiks" Tangisan Xiao Ji keluar melihat sang istri yang nampak kesakitan tak lama dia merasakan basah pada bagian bawah sang istri, begitu terkejutnya dia ketika cairan merah kental merembes dari bagian bawah sang istri

"Hey istriku hey sayang tetap buka matamu hey lihat aku Huan Jia hey" Panik Xiao Ji ketika melihat Huan Jia perlahan menutup kelopak matanya

"HUAN JIA HEY BANGUN ISTRIKU AKKHHHHH" Teriakan frustasi dari Xiao Ji terdengar ketika melihat sang istri tak membuka matanya

"Hey putra mahkota tenang ayah dan ibu sudah meminta pelayan memanggil kan tabib istana" Kata kaisar yang menenangkan sang putra yang nampak kacau melihat keadaan sang istri.

"Ayah hik dia dia bahkan belum memakan apapun dan hiks ta-tad tadi aku merasakan darah mengalir dari bagian bawah istriku ayah hiks aku tak ingin terjadi sesuatu pada istriku ayah hiks dia dia bahkan baru bangun" Isak Xiao Ji di pelukan sang ayah

Permaisuri pun nampak tak tega melihat keadaan putranya yang kacau juga menantunya yang tak sadarkan diri, bagaimanapun Huan Jia sudah ia anggap sebagai putrinya sendiri sedari dulu.

Tak lama datang tabib yang terpogoh-pogoh menuju ke kediaman Huan Jia dan Xiao Ji, tabih itu segera memeriksa keadaan Huan Jia yang tak sadarkan diri

"Mohon maaf...

transmigration, kaisar bad boy & permaisuri bad girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang