17

218 41 1
                                    

Tila turun dari mobil bersama dengan Randy yang mengantarnya pulang.

Tila berdiri dihadapan Randy yang tengah bersandar pada kap mobil.

"Terima kasih sudah mengantarkan aku pulang."

Tila menatap Randy. Saat akan pulang tadi, Tila memang sedang menunggu taksi yang lewat. Namun, tawaran Randy yang ingin mengantarkannya pulang membuatnya mengurungkan niat untuk menunggu taksi.

"Sama-sama." Randy tersenyum miring. Matanya diam-diam melirik ke arah jendela kaca yang mengarah ke arah luar tempat mereka saat ini berada. Randy menunduk sedikit menatap manik mata Tila dengan tatapan tak terbaca.

"Bagaimana dengan nomor ponsel Ralin?"  Randy tersenyum miring melihat tanggapan Tila yang hanya memutar bola matanya malas.

"Sudah kubilang, jangan dekati Raline. Playboy sepertimu, hanya akan menyakitinya."

"Oh, ayo lah Tila. Aku sungguh serius ingin mendekati Raline." Randy menatap melas pada sosok  wanita yang sudah ia anggap sebagai sahabatnya sendiri sejak beberapa minggu yang lalu setelah Tila menjadi istri orang.

"Aku tetap enggak akan kasih."  Tila memutar bola matanya. "Kamu cari perempuan lain yang bisa kamu ajak main-main. Raline masih sangat polos untuk berhadapan dengan pria mesum sepertimu."

"Apa? Aku mesum? Mesum bagaimana?" Randy menatap Tila tak terima. Meskipun Playboy, nyatanya Randy bahkan tidak pernah bersentuhan dengan wanita lebih dari sekadar pelukan atau ciuman.

"Aku melihat bagaimana tatapanmu saat menatap Raline. Terlalu buas," katanya santai.

Raline sendiri adalah adik sepupu Tila yang baru saja tiba di kota. Gadis itu awalnya berasal dari Bandung, namun setelah kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai, Raline memilih untuk hidup sendiri. Tujuan gadis itu tentu saja ke rumah orang tuanya yang berada di kota ini.

Raline bekerja sebagai office girl di kantor tempatnya berada. Maklum saja Raline hanyalah lulusan SMA yang bahkan ijazahnya saja tidak ditebus oleh orangtua Raline.

Beberapa kali Randy pernah mendekati Raline yang langsung mendapat penolakan keras dari Tila. Tila tidak ingin Raline hidup susah apabila bersatu dengan Randy. Mengingat sifat playboy pria satu ini yang tidak pernah setia dengan satu wanita, membuat Tila enggan untuk menyatukan mereka.

"Itu hanya tatapan biasa, Tila. Tolonglah, kamu jangan cemburu." Randy tersenyum menggoda Tila yang saat ini sudah memutar bola matanya malas.

"Terima kasih sudah mengantarkan aku pulang. Saatnya kamu pulang."

Tila balik masuk ke dalam rumah meninggalkan Randy yang mengkerut ditempat karena tidak berhasil mendapatkan nomor ponsel Raline.

Randy kemudian masuk ke mobil dengan punggung lesu akibat keinginannya tidak tercapai.

Tila sendiri sedikit terkejut saat membuka pintu rumah utama melihat sosok pria tinggi berdiri tepat tak jauh dari posisinya berada.

"Kamu ngapain di situ?" Tila menatap Adam datar.  Bukankah pria itu sedang sakit? Mengapa ada di bawah? Apa mungkin dia sudah sehat? Benak Tila bertanya-tanya.

"Sudah berani bawa selingkuhan ke rumah?" sindir Adam. Matanya menatap tajam sosok Tila yang masih mempertahankan ekspresi datar.

"Apa maksud kamu? Saya nggak bawa selingkuhan dan saya nggak punya selingkuhan."

Mendengar itu bukannya merasa lega, Adam justru tersenyum sinis.
"Yakin kamu, itu bukan selingkuhan? Dasar perempuan," cibir Adam sinis.

"Terserah."

TERNYATA JODOHUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum