Follow you like a robot

454 67 2
                                        

"Renjun?"

Renjun berkedip lucu saat mendapati wajah Mark tiba-tiba muncul dihadapannya sambil tersenyum. Ia pun mencabut airpods dari telinganya.

Mark masih tersenyum lebar kemudian mendudukkan dirinya disamping Renjun. Sedangkan Renjun hanya bisa tersenyum kikuk.

"Pergi jalan-jalan lagi?" tanya Mark to the point. Bukan tanpa alasan ia bertanya hal itu, karena ini bukan bus yang biasa Renjun naiki untuk pulang kerumahnya. Dan sudah beberapa kali Mark bertemu dengannya di situasi ini, maksudnya disaat jadwal Renjun jalan untuk cuci mata.

Renjun mengangguk, "Motor Sunbae?" tanya Renjun singkat. Tapi walau begitu Mark tentu akan langsung paham, karena seluruh siswa di sekolahnya tahu kalau ia selalu membawa motor ke sekolah.

"Ah.. sedang dibengkel." jawab Mark singkat.

"Boleh aku menemanimu?" tanya Mark ragu. Sebenarnya bukan hanya kali ini Mark bertanya, dan selalu saja Renjun jawab tidak. Semoga saja kali ini ia menjawab 'Ya'.

"Sedang senggang? Kau tidak sedang sakit kan, Sunbae?" tanya Renjun. Ia bertanya hal itu karena Mark naik dari halte yang tak jauh dari rumah sakit.

"Panggil Hyung saja kalau sedang diluar hmm.. seperti kita baru saling mengenal saja. Ah, aku tadi cuma menjenguk sepupuku,"

Renjun hanya ber-oh ria.

"Jadi jawabanmu? Apa kali ini 'Ya'?" tanya Mark lagi.

"Kalau hyung tidak keberatan sih," Renjun tersenyum kecil. Suasana hatinya cukup baik kali ini, jadi tidak ada salahnya ditemani orang lain.

"Harusnya aku yang bilang begitu. Baiklah karena kau tidak keberatan, aku akan menemanimu sampai sore nanti," Mark tersenyum lebar. Diacaknya rambut Renjun pelan, membuat Renjun menggembungkan pipinya kesal.

Haish anak ini memang selalu menggemaskan. Gumam Mark dalam hati.

.

.

.

"Wow sejak kapan mereka akrab begitu? Apa aku ketinggalan info? Bukankah selama ini Renjun hanya dekat dengan beberapa orang? Kenapa sekarang Mark-Sunbae juga?"

Haechan menatap sebal Mark yang sok ramah pada Renjun. Pemuda blasteran Kanada-Korea itu memang ramah kepada siapa saja sih, tapi melihatnya ramah pada Renjun membuatnya sebal.

Apalagi saat melihat ekspresi Renjun yang merajuk menggembungkan pipinya kemudian tertawa kecil.

Haechan baru tahu kalau Renjun bisa menampilkan sisi manis dan menggemaskan juga selain ketika ia berteriak kesal dan marah ketika diganggu olehnya.

"Haish apa yang kau pikirkan Haechanie!" Haechan menggelengkan kepalanya cepat. Tidak boleh meleleh hanya karena gemas.

Haechan memarkirkan mobilnya diparkiran salah satu cafe. Ia tidak mau kehilangan Renjun jadi ia harus bergerak cepat walau Renjun dan Mark terlihat berjalan santai sejak turun dari bus tadi.

Mark terlihat lebih excited dibandingkan dengan Renjun. Pemuda blasteran itu terlihat banyak sekali berbicara, sedangkan respon Renjun hanya tersenyum, sesekali tertawa.

"Aku masih tidak menyangka bisa menghabiskan waktu denganmu seperti ini, sewaktu di Kanada kita hanya bertemu sebentar karena aku harus pindah ke Korea. Siapa sangka sekarang kau yang pindah ke Korea dan kita malah satu sekolah."

Saat ini mereka sedang ada di Subway, Renjun asyik memakan roti sandwichnya selagi Mark bercerita ini itu.

"Takdir memang lucu, tapi kadang juga mempermainkan kita."

Chaebol Prince(ss)  [JAEMREN]Where stories live. Discover now